Rabu, 27 Januari 2016

CONTOH TEKS DRAMA



NAMA : AI KOKOY KOYYIMAH

KELAS  : XII AKUNTANSI 3

SEKOLAH : SMKN 2 SUMEDANG, JAWA BARAT

KISAH TIGA PANGERAN



Pada zaman dahulu di Pulau Madura ada sebuah kerajaan yang besar dan makmur. Rakyatnya hidup tentram dan sejahtera. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang Raja yang bijaksana, ia memiliki tiga orang putera. Ketiga puteranya itu memiliki karakter yang berbeda. Putera yang pertama suka berkhayal dan melamun saja, kalau putera yang kedua, banyak maunya namun sedikit cerdas, sedangkan putera yang bungsu suka berbaur dengan rakyat, rendah hati dan santun pada sesama.

Kini, sang Raja sudah lanjut usia, dan sudah waktunya ia memberikan tahtanya pada puteranya, dan hal inilah yang membuatnya bingung, sebab Raja merasa takut dalam memilih salah satu puteranya, ia cemas akan masa depan kerajaannya, takut terjadi perpecahan atau permusuhan. Tapi akhirnya Raja mendapat sebuah ide untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Maka pada suatu hari, Raja memanggil tiga puteranya untuk menghadap padanya. Setelah itu Raja berkata “Wahai putera-puteraku, hari ini kalian kupanggil karena ada suatu hal yang ingin aku utarakan. Kalian tahu, usiaku tak lagi muda, maka aku berniat untuk mengangkat salah satu dari kalian untuk menggantikanku ! tetapi supaya adil, aku akan memberi satu pertanyaan yang harus kalian jawab, dan dari jawaban yang kalian utarakan aku akan menentukan siapa yang berhak menggantikanku dan jika aku telah memilih, kalian harus ikhlas dan berlapang dada menerima keputusanku”

“Siap ayahanda” ketiga puteranya menyanggupi permintaan ayahnya. Raja pun mulai bertanya “Wahai putera-puteraku seperti apa cintamu pada rakyatmu ?”  Putera yang pertama mengangkat tangan dan menjawab “Cintaku pada rakyatku sebesar Gunung, Ayahanda ! ” ia menjawab dengan percaya diri.

“Hmmm..begitu, mengapa harus sebesar Gunung ?“ Tanya ayahnya.

 “Gunung itu besar, tinggi dan indah ayah, jadi begitulah wujud cintaku pada rakyatku, besar, tinggi kuat tak tergoyahkan”.

“Tapi bukankah di Pulau Madura ini tidak ada Gunung ? dari mana kau tahu wujunya Gunung ?” Tanya ayahnya.

“Tapi di Pulau Jawa ada banyak Gunung ayahanda, aku tahu semua hal tentang Gunung dari orang-orang yang pernah merantau kesana…”

“Jadi kau menyimpulkan sesuatu dari kabar orang, padahal kau belum pernah  melihatnya sendiri ? lalu bagaimana kau berlaku adil dan memakmurkan rakyatmu jika kau mendengar masalah mereka hanya dari kabar orang ?”

Putera pertama terdiam mendengar penjelasan ayahnya. Dia tahu letak kesalahannya. Lalu sang Raja berganti bertanya pada putera keduanya. Dengan bangga putera kedua itu menjawab “ Cintaku pada rakyatku seperti bintang ayahanda ! “

“ Jelaskan alasanmu” pinta sang Raja.

“ Bintang itu berkilau, bertaburan tak terhitung jumlahnya dan berada di langit tinggi hingga tak ada yang melampauinya, bahkan tingginya gunung sekalipun tak dapat mengalahkannya, keindahannya, gemerlapnya dapat dinikmati oleh setiap orang di bumi, begitulah wujud cintaku ayah agar semua rakyatku dapat menikmati indahnya cintaku” jawabnya

“Hmmm… bagus niatmu sangat mulia, tapi bagaimana mungkin rakyatmu bisa merasakan cintamu, bisakah kau berbuat adil ? karena bintang itu terlalu tinggi hingga tak terjangkau, bagaimana kau bisa berlaku adil pada rakyatmu  jika untuk menemuimu saja mereka tak bisa ?” Tanya raja.

Putera kedua juga terdiam mendengar penjelasan ayahnya, ia merasa salah karena tak berpikir dengan matang sebelum berbicara.

Lalu sang Raja pun melanjutkan bertanya pada si bungsu, putera terakhirnya. Si bungsu menjawab…

 “ Cintaku pada rakyatku seperti garam, ayahanda !”

“ Hmmm.. garam ? mengapa garam ?” kata sang Raja

“ Begini ayahanda, aku berkeliling negeri dan berbaur dengan rakyat, aku diajari membuat garam oleh mereka, kita sadar bahwa garam sangatlah penting untuk kehidupan kita, karena semua orang membutuhkannya dan  jika kita memasak tentu akan hambar rasanya masakan itu jika tak diberi garam, selain itu garam mudah untuk mendapatkannya sehingga jika cintaku seperti garam semua orang dapat merasakan wujud cintaku”

Raja terdiam memdengar penjelasan si bungsu, ia kagum mendengar jawaban putera ketiganya. Begitu pula kedua saudaranya sangat terkesima mendengar pejelasan adiknya. Akhirnya Raja memutuskan bahwa si bungsu yang akan menggantikan tahtanya.

-TAMAT-



Perlengkapan dalam menampilkan teater :

1.      Busana             :

·         Kaos panjang berwarna ungu, kerudung ungu, dan rok hitam panjang.

2.      Properti                        :

Menggunakan Gambar dua dimensi kreasi sendiri dari karton berupa

·         Satu gambar Raja

·         Tiga gambar Pangeran

·         Mahkota yang saya pakai sebagai orator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persalinan Caesarku

🌷🌷🌷 Assalamualaikum wr wb.. ini adalah pengalaman persalinanku, semoga dapat diambil hikmahnya😇 Minggu 31 Juli jam 3 Pagi Jam 3 pagi kel...