PENALARAN
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
MAKALAH
Disusun
oleh :
Kelompok
10 Kelas A
Ai
Kokoy Koyyimah
Duroyatul
Laela
Mustafa
Khamal
Syifa
Nurizkia F
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Bahasa Indonesia yang
berjudul “Penalaran” dengan tepat
waktu.
Dalam penulisan makalah ini kami
selaku penulis, tidak sedikit menemukan beberapa hambatan. Namun berkat kerja
keras, kekompakkan serta dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Sehubungan dengan itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak
Rai Bagus Triyadi
2. Teman
– teman Prodi Pendidikan Akuntansi
Dengan
kerja keras dan usaha yang telah kami lakukan semoga karya ini dapat berguna
bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis juga akan terus berupaya untuk
memperbaiki karya ini sehingga dapat menjadi solusi dari sebagian permasalahan
di Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung,
16 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pencarian pengetahuan
yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum, yaitu
berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan
pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua
jenis penalaran, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif
merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya
telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan yang bersifat lebih lebih khusus.
Penalaran induktif
merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran dedukatif.
Dengan demikian, untuk
mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara
bersama-sama, saling mengisi dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian
ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.
Penalaran menyatakan, menjelaskan dan mempergunakan prinsip – prinsip logika
yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan sehingga dapat
membantu orang untuk dapat berfikir tepat dan teratur.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan, maka rumusan masalah yang ditekankan adalah :
1. Apa
pengertian penalaran ?
2. Apa
yang dimaksud dengan metode penalaran deduktif dan induktif ?
3. Apa
yang dimaksud dengan silogisme, entinem, generalisasi dan analogi ?
Adapun tujuan penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
pengertian penalaran.
2. Memaparkan
metode penalaran deduktif dan induktif.
3.
Memaparkan konsep tentang silogisme,
entinem, generalisasi dan analogi.
Adapun manfaat disusunnya makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Bagi mahasiswa Pendidikan Akuntansi
a. Untuk
memenuhi tugas makalah mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.
b. Menjadi
sumber rujukan apabila mahasiswa membutuhkan bahan pembelajaran Pendidikan
Bahasa Indonesia tentang penalaran.
c. Sebagai
tambahan wawasan serta pengetahuan tentang penalaran dalam proses pembelajaran.
2.
Bagi dosen pembimbing
a.
Sebagai bahan penilaian bagi mahasiswa
yang menyusun makalah.
b.
Sebagai bahan pembelajaran apabila
diperlukan.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Penalaran Menurut Para Ahli:
1) Bakry
menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling
umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu
kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah
diketahui.
2) Suria
Sumantri mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas
berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3) Keraf
berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan
menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu
kesimpulan.
b. Berdasarkan
Wikipedia
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
c. Berdasarkan
Kamus Besar Indonesia
1) Cara
(perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan
pemikiran. Contoh : kepercayaan takhayul serta – yang tidak logis haruslah
dikikis habis
2) Hal
yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan
perasaan atau pengalaman
3) Proses
mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan
berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses
berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Sebuah
penalaran terdiri atas premis dan kesimpulan. Premis (antesedens) adalah proposisi
yang dijadikan dasar penyimpulan, dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence).
Ciri – ciri penalaran adalah :
a. Dilakukan
dengan sadar
b. Didasarkan
atas sesuatu yang sudah diketahui
c. Sistematis
d. Terarah,
bertujuan
e. Menghasilkan
kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
f. Premis
berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
g. Pola
pemikiran tertentu
h. Sifat
empiris rasional
Terdapat dua jenis metode penalaran yaitu penalaran
deduktif dan induktif.
Metode
induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai
hasi pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat umum.
Menurut
Smart, Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Dan menurut Suriasumantri, penalaran
induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat
individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Penalaran
induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk
kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. Penalaran ini memudahkan untuk
memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa.
catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis
yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum
tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.
Penalaran
induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis
yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistic. Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau
empirik.
Contoh 1 :
v Premis
1 : Ani bersekolah dengan memakai seragam merah putih karena masih SD
Premis 2 :Anton
Bersekolah dengan memaki seragam merah putih karena dia masih SD.
Kesimpulan: Semua siswa
yang masih SD memakai seragam merah putih saat bersekolah.
Contoh 2 :
v Premis
1 : Kerbau punya mata
Premis 2 : Anjing punya
mata
Premis 3 : Kucing punya
mata
Kesimpulan : Setiap
hewan punya mata
Contoh 3 :
v Premis
1 : Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Premis 2 : Ikan Paus
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Kesimpulan : Semua
hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Metode
deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Penalaran
deduktif menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. Jika premis
benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil
kesimpulannya benar. Jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika,
maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan
teori himpunan dan bilangan.
Menurut
Aristoteles penalaran deduktif merupakan penalaran yang beralur dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada penyimpulan yang bersifat
khusus.
Contoh 1 :
Premis 1 : Semua hewan
punya mata
Premis 2: Kucing termasuk hewan
Kesimpulan : Kucing punya mata
Contoh 2 :
Premis 1 : Barang elektronik membutuhkan
daya listrik untuk beroperasi
Premis 2 : Laptop adalah barang
elektronik
Kesimpulan : Laptop membutuhkan daya
listrik untuk beroperasi
Silogisme
merupakan suatu cara penalaran yang formal. Silogisme termasuk dalam penalaran
deduktif .
Silogisme adalah jenis penalaran deduktif secara tidak langsung. Silogisme merupakan
penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal,Aristoteles.
Penalaran
dalam bentuk ini jarang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih
sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Silogisme terdiri
atas dua premis dan satu kesimpulan. Kedua premis tersebuta dalah premis umum
(PU) atau premis mayor dan premis khusus (PK)
atau premis minor.
Premis umum (PU) berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota
kelompok atau kumpulan sesuatu yang memiliki sifat atau ciri tertentu. Premis
Khusus (PK) menyatakan seseorang / suatu anggota kelompok itu.
Contoh :
Premis Umum : Semua siswa kelas X
sangat rajin.
Premis Khusus : Ara adalah siswa
kelas X.
Kesimpulan : Ara sangat rajin.
Premis Umum : Semua unggas
berkembangbiak dengan cara bertelur.
Premis Khusus : Ayam adalah binatang
jenis unggas.
Kesimpulan : Ayam berkembang biak
dengan cara bertelur.
Premis Umum : Semua siswa SMA
Harapan Bangsa mengikuti outclass study.
Premis Khusus : Adi belajar di SMA
Harapan Bangsa.
Kesimpulan : Adi mengikuti outclass study.
Premis Umum
: Saya akan membeli mobil baru jika punya uang yang banyak.
Premis Khusus : Saya memiliki uang
yang banyak.
Kesimpulan : Saya membeli mobil
baru.
Premis Umum : Bayu bersekolah di SMA atau SMK.
Premis Khusus : Bayu bersekolah di
SMK.
Kesimpulan : Bayu tidak bersekolah
di SMA.
Secara
singkat silogisme dapat dituliskan
Jika A = B dan B = C maka A = C.
Jenis-jenis silogisme :
1) Silogisme katagorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua
proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya
menjadi subjek).
Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari
tiga proposisi (premis) kategoris. Contoh silogisme kategoris:
Semua
manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)
Afdan adalah
manusia (premis minor)
Jadi, Afdan
adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)
2) Silogisme
hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis
mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan pernyataan
kategoris. Contoh :
Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
Hari ini tidak hujan (premis minor)
Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan).
3)
Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis
mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya,
dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh :
Kakek berada
di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
Kakek berada
di Bantaeng (premis minor)
Jadi, kakek
tidak berada di Makassar (kesimpulan)
4) Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis
mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik
yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis
mayor.
Contoh :
– Devan masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
– Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)
– Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).
– Devan masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
– Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)
– Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).
Entinem adalah silogisme yang
diperpendek. Entinem tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung
mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya. Entinem ini
biasanya berkaitan dengan silogisme. Entinem sendiri
merupakan kesimpulan dari silogisme.
Rumus entinem : C = B, Karena C = A
Contoh :
Premis Umum : Anak yang rajin pasti
menjadi bintang kelas.
Premis Khusus : Andi adalah anak
yang rajin.
Kesimpulan : Andi menjadi bintang
kelas.
Entinem : Ari
menjadi bintang kelas, karena ia anak yang rajin.
Premis Umum : Semua orang yang
membuat banyak penelitian adalah sarjana besar.
Premis Khusus : Prof. Budi
Handoko membuat banyak penelitian.
Kesimpulan : Prof. Budi Handoko
adalah sarjana besar.
Entinem :
Prof. Budi Handoko melakukan banyak penelitian, karena ia adalah sarjana besar.
Silogisme :
PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima
suap.
PK : Ali pegawai yang baik.
S : Ali tidak mau menerima suap.
Entinem
Ali tidak mau menerima
suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasan:
C = Ali ;ia
B = tidak mau menerima suap
A = pegawai yang baik
C = B, karena C = A
Contoh di atas silogisme yang dijadikan
entinem. Jika entinem dapat dikembalikan menjadi silogisme
Contoh
Entinem :
Badu harus bekerja
keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C : Badu
B : harus bekerja keras
A : orang yang ingin sukses
Silogisme :
PU : Semua orang yang ingin sukses harus
bekerja keras.
PK : Badu orang yang ingin sukses.
S : Maka, Badu harus bekerja keras
Menurut
Gorys Keraf dalam buku Argumentasi dan Narasi, Generalisasi adalah suatu proses
penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan
suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi.
Di dalam
buku Logika, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh
fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. Generalisasi adalah
proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh::
Aluminium jika dipanaskan akan memuai
Besi jika dipanaskan akan memuai
Tembaga jika dipanaskan akan memuai
Nikel jika dipanaskan akan memuai
Generalisasinya, yaitu semua logam jika dipanaskan akan memuai.
Aluminium jika dipanaskan akan memuai
Besi jika dipanaskan akan memuai
Tembaga jika dipanaskan akan memuai
Nikel jika dipanaskan akan memuai
Generalisasinya, yaitu semua logam jika dipanaskan akan memuai.
Andika Pratama adalah bintang
film, dan ia berwajah tampan.
Raffi Ahmad adalah bintang
film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua bintang
film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya
memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri
juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.
Macam-macam generalisasi :
Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan,
generalisasi dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Generalisasi
sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
2)
Generalisasi tidak sempurna:
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan
juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria
dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur
pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga
dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Analogi adalah membandingkan dua hal
yang memiliki sifat yang sama. cara ini berdasarkan pada sebuah asumsi bahwa
jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka nada persamaan pula dalam
bidang yang lain. Jenis-jenis analogi yaitu :
1) Analogi
induktif
Analogi induktif analogi yang disusun
berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan
bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Analogi induktif merupakan suatu metode
yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan. Contoh :
Tim
Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim
Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
2) Analogi
deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode
untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar,
dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide
baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal
yang sudah kita ketahui atau kita percayai. Contoh :
Untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya.
Sebagaimana
manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara
akal dan hati.
BAB III
PENUTUP
Penalaran adalah suatu
proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang
sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Terdapat dua jenis
metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif.
Metode induktif adalah
suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan
empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat
umum.
Metode deduktif adalah
suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang kesimpulannya
berupa pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Bentuk bentuk penalaran
antara lain silogisme, entinem, generalisasi dan analogi. Silogisme merupakan
suatu cara penalaran yang formal, entinem merupakan kesimpulan dari silogisme, generalisasi
adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum dan analogi adalah membandingkan dua hal yang memiliki sifat
yang sama.
Pada intinya penalaran berguna untuk menambah daya
berpikir logika sehingga menimbulkan disiplin intelektual untuk memperoleh
kebenaran dan menghindari kesesatan.
Adapun saran untuk perbaikan makalah ini
yaitu sebagai berikut :
1.
Diharapkan pendidik dapat memahami
perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan.
2.
Diharapkan pembaca dapat memanfaatkan
makalah ini sebaik- baiknya.
3.
Perlunya pemahaman mengenai ilmu
psikologi pendidikan secara luas agar memahami kepribadian peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Prayoga, bachtiar “Makalah
Pemikiran dan Penalaran”.[online]
Tersedia
: http://venusmerah.blogspot.co.id/2016/01/makalah-pemikiran-dan-penalaran.html
(10 Oktober 2016)
Tersedia
: https://fauziauzhe.wordpress.com/2014/11/03/pengertian-silogisme-generalisasi-dan-analogi/
(12 Oktober 2016)
Mutiara, suci.(2013).”Pengertian dan macam – macam penalaran”
.[online]
Tersedia
: http://sucimutiara10.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-penalaran-
dan-macam-macam.html (12 Oktober 2016)
Gagan, acep.(2013).”Silogisme dan Entimen”.[online]
(12
Oktober 2016)
Eko, ras.(2011).”Macam – macam generalisasi”.[online]
Tersedia : http://www.ras-eko.com/2011/03/generalisasi-macam-macam-generalisasi.html?m=0 (12
Oktober 2016)
Goregrind, apik.
(2014).”Penalaran induktif”.[online]
Tersedia
: http://apikgoregrind.blogspot.com/2014/03/pengertian-penalaran-induktif.html
(12 Oktober 2016)
Trimakasih sudah berbagi pengetahuan tentang penalaran. Sangat membantu dlm hal pengajaran di sekolah
BalasHapus