KAIDAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DALAM UPAYA PENDIDIKAN
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
MAKALAH
Disusun
oleh :
Kelompok
4 Pendidikan Akuntansi Kelas A
- Ai Kokoy Koyyimah
- Arlin Wahyu Dwiantika
- Lea Kristina Br Sembiring
- Mukuan Junior Salem
- Rahadian Gustiansyah
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN
BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kaidah Perkembangan Peserta
Didik dalam Upaya Pendidikan” dengan
tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini kami
selaku penulis, tidak sedikit menemukan beberapa hambatan. Namun, berkat kerja
keras, kekompakkan serta dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Sehubungan dengan itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak
Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd
2. Ibu
Mayang Wulansari
3. Teman
– teman Prodi Pendidikan Akuntansi
Dengan
kerja keras dan usaha yang telah kami lakukan semoga karya ini dapat berguna
bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis juga akan terus berupaya untuk
memperbaiki karya ini sehingga dapat menjadi solusi dari sebagian permasalahan
di Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung,
16 September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3
Tujuan.............................................................................................................. 2
1.4
Manfaat........................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1 Dinamika
Perkembangan Perilaku Peserta Didik
Berdasarkan Berbagai
Pandangan Ahli Psikologi Pendidikan.......................... 3
2.2 Prinsip, Aspek-Aspek dan Tahapan
Perkembangan.......................................... 5
2.3
Tugas Perkembangan Peserta Didik
dalam Proses Pendidikan................................................................................... 14
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 17
3.1
Kesimpulan...................................................................................................... 17
3.2
Saran................................................................................................................ 17
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................. 18
LAMPIRAN
PERTANYAAN.................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Psikologi dalam pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat penting, karena dengan adanya psikologi pendidikan maka kita dapat
mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan.
Melihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini
yang semakin hari semakin memprihatinkan, peserta didik maupun para pendidik
harus mampu mengaplikasikan ilmu psikologi pendidikan. Agar perkembangan
peserta didik dalam proses pendidikan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Perkembangan peserta didik saat ini masih jauh dari
harapan pendidikan yang ideal. Kami selaku penulis menyusun makalah yang
berjudul “Kaidah Perkembangan Peserta Didik dalam Upaya Pendidikan” dengan
harapan dapat bermanfaat demi meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang ditekankan adalah :
1.
Bagaimana
dinamika perkembangan perilaku peserta didik dari berbagai pandangan ahli
psikologi pendidikan?
2.
Apa saja prinsip, aspek dan tahapan
perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan?
3.
Apa saja tugas perkembangan peserta
didik dalam proses pendidikan?
C.
Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
dinamika perkembangan perilaku peserta didik dari berbagai pandangan ahli
psikologi pendidikan
2. Memaparkan
prinsip, aspek dan tahapan perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan
3. Mengetahui
tugas perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan
D.
Manfaat
Adapun manfaat dari disusunnya makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi
mahasiswa Pendidikan Akuntansi
a. Untuk
memenuhi tugas karya tulis ilmiah mata kuliah psikologi pendidikan
b. Menjadi
sumber rujukan apabila mahasiswa membutuhkan bahan pembelajaran psikologi
pendidikan tentang kaidah perkembangan peserta didik
c. Sebagai
tambahan wawasan serta pengetahuan tentang kaidah perkembangan peserta didik
dalam proses pembelajaran
2. Bagi
dosen pembimbing
a.
Sebagai bahan penilaian bagi mahasiswa
yang menyusun makalah
b.
Sebagai bahan pembelajaran apabila
diperlukan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dinamika
Perkembangan Perilaku Peserta Didik Berdasarkan Berbagai Pandangan Ahli
Psikologi Pendidikan
Konsep perkembangan menurut pandangan
ahli psikologi pendidikan antara lain :
1)
Menurut Witherington (Syamsuddin
M , 2012, hal 79) Kematangan atau masa
peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi
dari suatu fase pertumbuhan. Dan menurut Hurlock (Syamsuddin
M , 2012, hal 79) sebagai titik tolak kesiapan atau (readiness) dari suatu fungsi atau (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.
2)
Menurut Lefrancois (Syamsuddin
M , 2012, hal 79) berpendapat bahwa konsep perkembangan mempunyai makna yang
luas, mencakup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek
fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan,
kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan.
Adapun konsep psikologi perkembangan
menurut pandangan ahli psikologi pendidikan antara lain :
1)
Menurut J.P Chaplin (Yusuf LN, 2000, hal
3) “…That branch of psychology which
studies processes of pra and post natal growth and the maturations of
behavior.” Maksudnya adalah “Psikologi perkembangan merupakan cabang dari
psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun
setelah kelahiran berikut kematangan perilaku.”
2)
Menurut Ross Vasta, dkk (Yusuf LN, 2000,
hal 3) psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan
tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai masa
konsepsi sampai mati.
Menurut
Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin M, M.A dalam bukunya yang berjudul “Psikologi
Kependidikan”, dipandang dari segi motifnya setiap gerak perilaku manusia itu
selalu mengandung 3 aspek yang kedudukannya bertahap dan berurutan
(sequential), yaitu :
(1) Motivating states (timbulnya
kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan sebagai akibat terasanya kebutuhan jaringan
atau sekresi, hormonal dalam diri organisme atau karena terangsang oleh
stimulasi tertentu);
(2) Motivated behavior (bergeraknya
organisme ke arah tujuan tertentu sesuai dengan sifat kebutuhan yang hendak
dipenuhi dan dipuaskannya, misalnya lapar cari makanan dan memakannya). Dengan
demikian, setiap perilaku pada hakikatnya bersifat instrumental (sadar atau
tidak sadar);
(3) Satisfied conditions (dengan
berhasilnya dicapai tujuan yang dapat memenuhi kebutuhan yang terasa, maka
keseimbangan dalam diri organisme pulih kembali ialah terpeliharanya,
homeostatis, kondisi demikian dihayati sebagai rasa nikmat dan puas atau lega).
Namun di dalam kenyataannya, tidak selamanya kondisi pada tahap ketiga itu
demikian, bahkan mungkin sebaliknya. Ialah terjadinya ketegangan yang memuncak
kalau insentifnya (goales) tidak
tercapai, sehingga individu merasa kecewa (frustration).
Menurut kami, perkembangan merupakan
proses yang dialami oleh setiap individu yakni proses menuju kedewasaan atau kematangan
yang dapat dilihat dari segi kuantitatif maupun kualitatif.
Sedangkan psikologi perkembangan merupakan
bagian dari ilmu psikologi yang khusus membahas mengenai perubahan tingkah laku
manusia dan perkembangannya dari masa prenatal hingga meninggal.
B.
Prinsip,
Aspek-Aspek dan Tahapan Perkembangan
1)
Prinsip
Perkembangan
Menurut
Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd. dalam bukunya berjudul “Psikologi Perkembangan
Anak & Remaja” prinsip – prinsip perkembangan adalah sebagai berikut:
a) Perkembangan merupakan proses yang
tidak pernah berhenti ( never ending
process)
Manusia secara terus menerus
berkembang atau berubah, yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar
sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus menerus sejak masa
konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
b)
Semua
aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap
aspek individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya
saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara
aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami
gangguan ( sering sakit - sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam
perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan
mengalami kelabilan emosional.
c)
Perkembangan
itu mengikuti pola atau arah tertentu
Perkembangan
terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap
perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan
prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya untuk dapat berjalan,
seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan
prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atu meloncat.
d)
Perkembangan
terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan
fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda
(ada yang cepat dan ada yang lambat). Umpamanya (a) otak mencapai bentuk
ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun; (b) tangan, kaki, dan hidung
mencapai perkembangan yang maksimum pada masa remaja ; dan (c) imajinasi
kreatif berkembang dengan cepat pada masa kanak- kanak dan mencapai puncaknya
pada masa remaja.
e)
Setiap
fase perkembangan mempunyai ciri khas
Prinsip
ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: (a) sampai usia dua tahun,
anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, mengusai gerak- gerik fisik dan
belajar berbicara;(b) pada usia 3-6 tahun perkembagan dipusatkan menjadi
manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain).
f)
Setiap
individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan
Prinsip
ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya, individu yang normal dan berusia
panjang akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak,
remaja, dewasa dan masa tua.
2)
Aspek-Aspek
Perkembangan
Menurut
Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A dalam bukunya yang berjudul “Psikologi
Kependidikan” hal. 94-106, aspek – aspek perkembangan adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan
Fisik dan Perilaku Psikomotorik
1) Perkembangan
Fisik
Awal
dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis. Dalam taraf-taraf
perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur, dan kondisi
jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas kepribadiannya, khususnya yang
bertalian dengan masalah body-image,
self-concept, self-esteem dan
rasa harga dirinya. Perkembangan fisik ini mencakup aspek-aspek anatomis dan
fisiologis.
·
Perkembangan Anatomis
Perkembangan
Anatomis ditunjukan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur
tulang-belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proposri tinggi kepala dengan
tinggi garis keajegan badan secara keseluruhan;
(a) Tulang-belulang
pada masa bayi berjumlah 27 yang masih lentur, berpori dan persambungannya
longgar; pada awal masa remaja menjadi 350 (proses diferensiasi fungsi) dan
pada usia menjelang dewasa menjado 200 integrasi, persenyawaan dan pergeseran
(Crow & Crow 1956 : 36);
(b) Berat
badan tinggi bandan pada waktu lahir umumnya sekitar 3-4 kg dan 0-60 cm,masa
kanak-kanak sekitar 12-1 kg dan 90-129 cm;pada awal masa reamaja sekitar 30-40
kg dan 140-160 cm, selanjutnya kepesatan perubahan berkurang, bahkan menjadi
mapan;
(c) Proporsi
tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan kanak-kanak 1:4 menjelang dewasa 1:8
atau 10
Adanya abnormalitas dalam perkembangan fisik secara
anatomis ini (misalnya cretinisme,giantisme) akan berpengaruh atas segi-segi
kepribadiannya seperti tersebut di atas ( body-image,
self-concept,self esteem),rasa harga diri)
·
Perkembangan Fisiologi
Perkembangan
fisiologi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara
kuantitatif,kualitatif, dan fungsional dari system-sistem kerja hayati seperti
konstraksi otot, peredaran darah dan pernapasan,persyarafan, sekresi kelenjar
dan pencernaan;
(a) Otot
sebagai pengontrol motoric, proporsi bobotnya 1-5 pada masa bayi dan
kanak-kanak menjadi 1:3 pada masa remaja kemudian menjadi 2:5 pada usia
menjelang dewasa;
(b) Frekuensi
denyut jantung pada masa bayi sekitar 140 per menit dengan meningkatkan usia
dapat berkurang sampai 62-63 meskipun normalnya pada orang dewasa sekitar 72;
(c) Persentase
tingkat kesempurnaan perkembangan secara fungsional’ dari cortex (bagian otak)
sebagai pusat susunan saraf yang mempunyai fungsi pengontrol kegiatan
organisme;infragnular (pengontrolreflex) mencapai 80%; granular (pengontrol
pengindraan) mencapai 75%, supragnular (erat hubungannya dengan intelegensi)
baru 50%
(d) Keaktifan
dan tingkat kematangannya sekresi tubuh yang berupa; lymphatic (pembasmi bakteria,DLL) aktif dan berkembang pesat sampai
usia 12 tahun, kemudian berkurang (bahkan tidak aktif) dengan meningkatnya usia
;kelenjar-kelenjar thyroid (berpengaruh atas emosional) telah berkembang
sempurna dan berfungsi sejak masya bayi dan kanak-kanak; sedang gonads
(kelenjar jenis) baru aktif dan siap berfungsi pada awal masa reamaja.
Seandainya
terjadi kelainan pada segi-segi fisiologis ini pun, akan berpengaruh atas
karakteristik prilaku individu yang bersangkutan.
·
Proses dan Jalannya Perkembangan Fisik
Perkembangan
fisik berlangsung mengikuti prinsip-prinsip cepalocaudal (dimulai dari bagian
kepala menuju ekor atau kaki) dan proximodistal (mulai dari bagian tengah ke
tepi atau tangan).
Laju
perkembangan berjalan secara berirama; pada masa bayi dan kanak-kanak perubahan
fisik sangat pesat; pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi
amat mencolok. Kemudian ( pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan
penghujung masa remaja akhir bagi pria) laju perkembangan menurun sangat lambat
·
Perkembangan Prilaku Psikomotorik
Perilaku psikomotorik memerlukan adanya koordinasi
fungsional antara neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi
psikis (kognitif,afektif, dan konatif).
Loree (Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A, 2012, Psikologi
Kependidikan hal 94-106) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku
psikomotrik utama yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu
pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan
memegang benda (prehension).
Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan
basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih komplek seperti yang kita kenal
dengan sebutan beramin (playing) dan bekerja (working).
b. Perkembangan
Bahasa dan Prilaku Kognitif
1) Perkembangan
Bahasa
Kemampuan berbahasa adalah yang membedakan manusia
dengan hewan. Dengan bahasanyalah manusia :
a) Mengkodifikasikan
, Mencatat , dan Menyimpan berbagai hasil pengalaman, pengamatan (observasinya) berupa kesan dan tanggapan
atau (persepsi),informasi,fakta ,dan data ,konsep atau pengertian , dalil atau
pengetahuan (body of knowledge) dan
sistem-sistem nilai (value system);
b) Mentransformasikan dan
mengolah berbagai bentuk informasi
c) Mengkordinasikan dan
mengekpresikan cita-cita ,sikap,penilaian dan penghayatan (etis,estetis ekonomi,sosial,politis,religious,dan kultural) ;
d) Mengkomunikasikan (menyimpan
dan menerima) berbagai informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi,
kehendak dan rencana kepada orang lain .
Bahasa termasuk dapat berbentuk lisan , atau tulisan
dengan mempergunakan tanda (coding)
huruf (alphabetic) , bilangan (numerical atau
digital) ,bunyi,sinar,atau cahaya
yang dapat merupakan kata-kata (words)
atau kalimat (sentences) . Mungkin
pula berbentuk gambar atau lukisan (drawing
picture) , gerak-gerik (gestures)
dan mimic serta bentuk-bentuk symbol ekspresif lainnya .
c. Perkembangan
Perilaku Sosial , Moralitas , dan Keagamaan
1) Perkembangan
Perilaku Sosial
Secara potensial
(fitriah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon) , kata Plato . Namun untuk mewujudkan potensi
tersebut ia harus berada dalam intraksi dengan linkungan manusia-manusia lain
(ingat kisah Singh Zingh di India dan Itard di Perancis, bayi yang disusui dan
dibesarkan binatang tidak dapat dididik kembali untuk menjadi manusia biasa).
2) Perkembangan
Moralitas
Secara individu menyadari bahwa ia merupakan bagian
anggota dari kelompoknya, secepat itu pula pada umumnya individu menyadari
bahwa terdapat aturan-aturan perilaku yang boleh, harus atau terlarang
melakukannya .
Proses penyadaran tersebut berangsur tumbuh melalui
interaksi dengan lingkungannya di mana ia mungkin mendapat larangan ,suruhan ,
pembenaran atau persetujuan, kecaman atau celaan, atau merasakan akibat-akibat
tertentu yang mungkin pula mengecewakan dari perbuatan-perbuatan yang
dilakukannya.
3) Perkembangan
Penghayatan Keagamaan
Dengan kehalusan
perasaan (fungsi-fungsi afektifnya disertai kejernihan akal budi (fungsi-fungsi
kognitifnya), dan didorong keikhlasan itikad (fungsi-fungsi pada saat tertentu
,seorang setidak-tidaknya pasti mengalami,mempercayai ,bahkan meyakini dan
menerimannya tanpa keraguan (mungkin pula masih dengan keraguan) , bahwa di
luar dirinya ada sesuatu kekuatan Yang Maha Agung yang melebihi apapun termasuk
dirinya.
d. Perkembangan
perilaku afektif, konatif dan kepribadian
Fungsi
konatif atau motivasi itu merupakan faktor penggerak perilaku manusia yang
bersumber terutama pada kebutuhan – kebutuhan dasarnya(basic needs). Di dalam kenyataannya yang berkembang itu bukanlah
jenis motif atau kebutuhan, melainkan beberapa sifatnya misalnya objek dan
caranya, intensitasnya, dan sebagainya.
3)
Tahapan
Perkembangan
Dalam
pandangan Erikson (Prof. Dr .H. Abin Syamsuddin M ,M.A, 2012, hal 117) tahapan
perkembangan kepribadian itu adalah sebagai berikut :
1.
Masa bayi (infancy). Terjamin
tidaknya kulaitas kehidupan masa bayi ( cinta kasih, sentuhan,
makanan), menu, bahkan dasar dan rasa kepercayaan (trust) atau sebaliknya. Apabila tercapai pertimbangan yang
memuaskan antara kepercayaan dan ketidakpercayaan, maka akan merupakan kekuatan
psikososial yang amat fundamental bagi taraf perkembangan berikutnya.
2.
Masa kanak – kanak awal (early
childhood)terjamin tidaknya kesempatan untuk mengembangkan self control (apa yang dapat ia kuasai
dan lakukan) tanpa mengurangi self –
esteem atau harga dirinya akan menumbuhkan rasa otonomi, kemampuan mandiri
atau sebaliknya diliputi rasa kebergantungan disertai malu dan ragu – ragu (shames and doubt).
3.
Masa kanak – kanak(childhood) kesempatan untuk berprakarsa (dengan
adanya kepercayaan, kemandirian memungkinkannya untuk berprakarsa), akan
menumbuhkan inisiatif. Sebaliknya, kalua terlalu banyak dilarang, ditegur ia
akan diliputi perasaan serba salah dan berdosa(guilty).
4.
Masa anak sekolah (school age). Pada masa ini ia pada
umumnya mulai dituntut untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu
dengan baik bahkan sempurna. Kemampuan melakukan hal – hal tersebut menumbuhkan
kepercayaan atas kecakapanya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalua tidak padanya
akan mulai tumbuh bibit perasaan rendah diri(inventiory) yang akan dibawanya pada taraf perkembangan
selanjutnya.
5.
Masa remaja (adolescence) lazim dikenal sebagai masa sturm and drung (angina dan topan). Ia dihadapkan kepada sejumlah
pertanyaan : siapa sebenarnya aku ini ? akan menjadi apa nanti ? apakah
perananku sebagai anggota masyarakat ? apa pekerjaanku ? akan menjadi bapak
atau ibu macam siapa ? mengapa harus beragama ? dan sebagainya.
Kalau
individu mampu menjawab pertanyaan – pertanyaan itu dengan bekal kepercayaan kepada
lingkungan, kemandirian, inisiatif, kepercayaan atas kemampuan dan
kecakapannya, maka ia akan mungkin mampu mengintegrasikan seluruh unsur – unsur
kepribadiannya. Dengan kata lain, ia akan menemukan identitas atau jati diri
dirinya. Sebaliknya, kalua tidak ia akan berada dalam kebingungan dan kekacauan
(confusions).
6.
Masa dewasa muda (young adulthood). Dengan terbentuknya
identitas dirinya secara definitif kini ia dituntut untuk mampu turut ambil
bagian dalam membina kehidupan bersama. Kalua ia mampu memelihara perasaan
keseimbangan, antara aku dan kita atau kami (kemandirian dan kebersamaan), akan
tumbuh rasa keakraban (intimacy) kalau
tidak, sebaliknya ia diliputi rasa keterasingan (isolaton)
7.
Masa dewasa (adulthood). Apakah mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk hidup secara kreatif, produktif dan bersemangat
dalam membina kehidupan generasi mendatang, atau pasif dan menonton saja ?
kalau ada kesempatan dan kemampuan tentu akan tumbuh kegairahan hidup (generativity). Kalau tidak, akan cukup
puas saja dengan keadaan.
8.
Masa hari tua (old age). Bagi yang bergairah, tentu ia akan merasa mendapat tempat
dan penghargaan sebagaimana layaknya ditengah – tengah masyarakat ia merupakan
bagian dari masyarakatnya (integrity). Sebaliknya,
mungkin dianggap sepi saja sehingga merasa kurang berharga.
C.
Tugas
Perkembangan Peserta Didik Indonesia dalam Proses Pendidikan
Havinghurst
(Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A, 2012, hal 112-114) memberikan
rincian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu pada setiap
tahap perkembangan yaitu :
1) Masa bayi dan masa kanak- kanak awal
a)
Belajar
berjalan
b)
Belajar
mengambil benda – benda padat
c)
Belajar
berbicara
d)
Belajar
menguasai benda
e)
Mempelajari
perbedaan jenis dan perilakunya
f)
Mencapai
stabilitas fisiologis
g)
Pembentukan
konsep(pengertian) sederhana tentang realitas fisik dan sosial
h)
Belajar
menciptakan hubungan dirinya secara emosional kepada orangtuanya,
saudara-saudara, dan orang lain
i)
Belajar
membedakan salah-benar dan pengembangan kata hati.
2) Masa Kanak – Kanak akhir dan anak
sekolah :
a)
Belajar
keterampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari – hari.
b)
Membentuk
sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai organisme yang sedang tumbuh – kembang.
c)
Belajar
bergaul dengan teman – teman sebayanya
d)
Belajar
peranan sosial yang sesuai sebagai pria atau wanita
e)
Mengembangkan
keterampilan dasar dalam membaca, menullis dan berhitung.
f)
Mengembangkan
konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
g)
Mengembangkan
kata hati, moral dan skala nilai
h)
Mencapai
kebebasan pribadi
i)
Mengembangkan
sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
3) Masa Remaja
a)
Mencapai
hubungan – hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman – teman sebaya dari
kedua jenis
b)
Mencapai
suatu peranan sosial sebagai pria atau wanita
c)
Menerima
dan menggunakan fisiknya secara efektif
d)
Mencapai
kebebasan emosional dari orang tua dan orang lainnya
e)
Mencapai
kebebasan keterjaminan ekonomis
f)
Memilih
mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan.
g)
Mempersiapkan
diri bagi persiapan perkawinan dan berkeluarga
h)
Mengembangkan
konsep – konsep dan keterampilan intelektul yang diperlukan sebagai warga
negara yang kompeten
i)
Secara
sosial menghendaki dan mencapai kemampuan bertindak secara bertanggung jawab
j)
Mempelajari
dan mengembangkan seperangkat sistem nilai – nilai dan etika sebagai pegangan
untuk bertindak.
4) Masa dewasa awal
a)
Memilih
pasangan
b)
Belajar
hidup bersama pasangan
c)
Memulai
hidup dengan pasangan
d)
Memelihara
anak
e)
Mengelola
rumah tangga
f)
Memulai
bekerja
g)
Mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara
h)
Menemukan
suatu kelompok yang serasi
5) Masa Dewasa Tua
a)
Membina
hubungan dengan pasangan-pasangan keluarga lain sebagai pribadi.
b)
Menerima
dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai orang setengah
baya.
c)
Menyesuaikan
diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua.
Menurut
kami, tugas perkembangan peserta didik merupakan suatu indikator –indikator
yang harus dicapai dalam setiap masa perkembangan seorang individu sehingga
perkembangan berlangsung secara normal pada setiap fasenya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan adalah proses perubahan menuju
kedewasaan. Dinamika perkembangan merupakan perubahan dinamis dalam
perkembangan. Aspek – aspek perkembangan diantaranya aspek kognitif,
fisik-motorik, sosio-emosional, bahasa, afektif dan moral keagamaan.
Perkembangan memiliki tahapan dan tugas yang menentukan kepribadian peserta
didik.
Ilmu
psikologi pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, demi mengontrol
perkembangan perilaku peserta didik sehingga peserta didik dapat mengikuti
proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik.
B. Saran
Adapun saran untuk perbaikan makalah ini
yaitu sebagai berikut :
1.
Diharapkan pendidik dapat memahami
perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan.
2.
Diharapkan pembaca dapat memanfaatkan
makalah ini sebaik- baiknya.
3.
Perlunya pemahaman mengenai ilmu
psikologi pendidikan secara luas agar memahami kepribadian peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ayuk“Dinamika Perkembangan Peserta Didik”.[online]
Lokas“Perkembangan Peserta Didik dan Psikologi Pendidikan.”.[online]
Makmun, H. Abin Syamsuddin.(2012).Psikologi Kependidikan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Ramdhan,
risky.(2011).perkembangan peserta didik.[online]
(08
September 2016)
SulAspek Dan Tahapan Perkembangan Manusia”.[online]
“Prinsip-Prinsip Psikologi Perkembangan Manusia”.[online]
Yusuf,
H. Syamsu.(2000).Psikologi Perkembangan
Anak & Remaja.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
LAMPIRAN
PERTANYAAN
SESI
1
1.
Diantri
Berkaitan dengan aspek kognitif yang
sudah dijelaskan saat presentasi dimana anak usia 3-5 tahun itu usia dimana
ingin mengetahui banyak hal. Bagaimana cara menjelaskan kepada anak yang segala
ingin tahu namun hal itu akan sulit dimengerti oleh anak tersebut? Contohnya
“Mamah kenapa gigi ade tumbuh?’’
Jawaban : Arlin (Kelompok Presentasi)
Betul sekali memang saat anak sekitar
usia 3-5 tahun itu adalah dimana usia anak yang aspek kognitifnya sedang
berkembang pesat, mereka ingin mengetahui tentang banyak hal.
Apabila terjadi seperti itu misalkan
kita sebagai orang tua, maka hal yang perlu dilakukan adalah tetap menjawab
pertanyaan sang anak dengan bahasa yang mudah dipahami atau di mengerti oleh
anak tersebut, coba dijelaskan saja bahwa setiap anak anak giginya akan copot
dan tumbuh kembali itu merupakan hal yang wajar. Berikan contoh misalkan dulu
juga adik kamu waktu masih kecil giginya juga tumbuh.
2.
Yogi
Prinsip
perkembangan itu ada tahap-tahapnya berupa proses seperti sebelum kuliah pasti
telah melewati tahap dari TK, SD, SMP dan SMA. Apakah semua orang harus melalui
tahapan itu? Namun faktanya ada orang yang tanpa sekolah secara formal mampu
melalui tahapan itu. Apakah kita juga bias seperti itu atau tidak?
Jawaban
: Junior (Kelompok Presentasi)
Setiap
orang memiliki kemampuan dan kelebihannya masing-masing, perkembangan kognitif
seseorang tidaklah sama, ada yang memang memeliki kelebihan tersendiri di
bidang akademik maupun non akdemik sehingga mereka dapat menggembangkan bakat
mereka sendiri jika mereka tekun .
3.
Winda (kelompok 10)
Pada
masa remaja sekitar usia 16-18 tahun dimana berkembang aspek sosio-emosional.
Bagaimana jika pada usia itu seseorang anak tidak berkembang sebagaimana
mestinya? Lalu akhirnya menjadi anak yang anti sosial. Bagaimana menurut
kelompok anda cara mengatasinya?
Jawaban : Ai dan Arlin (Kelompok
Presentasi)
Memang akan ada seseorang anak yang
tidak mampu berkembang sebagaimana mestinya, biasanya jika terjadi hal seperti
itu maka anak tersebut nanti secara tidak langsung ketika sudah dewasa akan
meminta kembali hal yang tidak di dapat saat usianya. Biasanya anak jika tidak
mampu memperlihatkan interaksinya dengan orang lain
SESI
2 :
1. Ainiyah
Yan Afifah (Kelompok 1)
Bagaimana
sikap kita terhadap anak yang mengalami broken home dan malah semakin extrovert
?
Jawaban
:Ai Kokoy K. & Lea Kristina (Kelompok Presentasi)
Dengan
cara membujuknya untuk berubah, kita berikan ia motivasi bahwa jadikan kedua orang tuanya yang broken
home itu sebagai cerminan, broken-home itu sangat tidak baik jadi kita jangan
sampai mengalami hal yang sama. Keluarga yang lainnya harus lebih perhatian.
Kita sebagai teman harus berusaha meyakinkan bahwa ia mampu menjadi orang yang
lebih baik.
Menyanggah : Yayang
Egga (kelompok 6)
Tidak
semua orang akibat dari broken home itu ada yang introvert (menjadi-jadi) tapi ada juga yang mereka malah bersikap
positif.
2. Dhea
Rahel (Kelompok )
Kalau
teknologi membuat anak – anak terpengaruh hal – hal buruk apakah anak – anak
jangan diperkenalkan dengan teknologi ? padahal kalau di zaman sekarang ini
susah untuk mencegahnya ?
Jawaban : Ai Kokoy K.
Anak-anak
bukan tidak boleh diperkenalkan dengan teknologi, namun harus diawasi
pemakaiannya, harus dibatasi juga mereka menggunakan handphonenya. Sehingga
anak-anak terhindar dari pengaruh-pengaruh buruk teknologi seperti handphone
tersebut.
3. Laella
Balqis (kelompok 9)
Bagaimana kalau anak
tidak mau keluar dari zona nyamannya?
Jawaban : Arlin (Kelompok
Presentasi)
Jika seorang
anak tidak mau keluar dari sona namannya, maka kita harus terus memberinya
motivasi bahwa jika kita terus menerus seperti itu, maka kita akan sulit untuk
menjadi orang yang sukses. Lagi pula, setiap orang pasti akan menemukan titik
jenuhnya sendiri, jadi seseorang akan mencari kegatan lain jika ia sudah jenuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar