Selasa, 20 Desember 2016

KAIDAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DALAM UPAYA PENDIDIKAN



KAIDAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DALAM UPAYA PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

MAKALAH


 





Disusun oleh :
Kelompok 4 Pendidikan Akuntansi Kelas A
  1. Ai Kokoy Koyyimah                 
  2. Arlin Wahyu Dwiantika             
  3. Lea Kristina Br Sembiring            
  4. Mukuan Junior Salem                  
  5. Rahadian Gustiansyah                  


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016


KATA PENGANTAR
          Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kaidah Perkembangan Peserta Didik dalam Upaya Pendidikandengan tepat waktu.
            Dalam penulisan makalah ini kami selaku penulis, tidak sedikit menemukan beberapa hambatan. Namun, berkat kerja keras,  kekompakkan serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
            Sehubungan dengan itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.      Bapak Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd
2.      Ibu Mayang Wulansari
3.      Teman – teman Prodi Pendidikan Akuntansi
Dengan kerja keras dan usaha yang telah kami lakukan semoga karya ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis juga akan terus berupaya untuk memperbaiki karya ini sehingga dapat menjadi solusi dari sebagian permasalahan di Universitas Pendidikan Indonesia.





Bandung, 16 September 2016


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
2.1  Dinamika Perkembangan Perilaku Peserta Didik
Berdasarkan Berbagai Pandangan Ahli Psikologi Pendidikan.......................... 3
2.2 Prinsip, Aspek-Aspek dan Tahapan Perkembangan.......................................... 5
2.3 Tugas Perkembangan Peserta Didik
 dalam Proses Pendidikan................................................................................... 14
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 17
3.2 Saran................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 18
LAMPIRAN PERTANYAAN.................................................................................... 19




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Psikologi dalam pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan adanya psikologi pendidikan maka kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan.
Melihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini yang semakin hari semakin memprihatinkan, peserta didik maupun para pendidik harus mampu mengaplikasikan ilmu psikologi pendidikan. Agar perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Perkembangan peserta didik saat ini masih jauh dari harapan pendidikan yang ideal. Kami selaku penulis menyusun makalah yang berjudul “Kaidah Perkembangan Peserta Didik dalam Upaya Pendidikan” dengan harapan dapat bermanfaat demi meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang ditekankan adalah :
1.      Bagaimana dinamika perkembangan perilaku peserta didik dari berbagai pandangan ahli psikologi pendidikan?
2.      Apa saja prinsip, aspek dan tahapan perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan?
3.      Apa saja tugas perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan?


C.    Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui dinamika perkembangan perilaku peserta didik dari berbagai pandangan ahli psikologi pendidikan
2.      Memaparkan prinsip, aspek dan tahapan perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan
3.      Mengetahui tugas perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan

D.    Manfaat
Adapun manfaat dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagi mahasiswa Pendidikan Akuntansi
a.       Untuk memenuhi tugas karya tulis ilmiah mata kuliah psikologi pendidikan
b.      Menjadi sumber rujukan apabila mahasiswa membutuhkan bahan pembelajaran psikologi pendidikan tentang kaidah perkembangan peserta didik
c.       Sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan tentang kaidah perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran
2.      Bagi dosen pembimbing
a.       Sebagai bahan penilaian bagi mahasiswa yang menyusun makalah
b.      Sebagai bahan pembelajaran apabila diperlukan



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Dinamika Perkembangan Perilaku Peserta Didik Berdasarkan Berbagai Pandangan Ahli Psikologi Pendidikan
Konsep perkembangan menurut pandangan ahli psikologi pendidikan antara lain :
1)      Menurut Witherington (Syamsuddin M , 2012, hal 79) Kematangan atau masa  peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan. Dan menurut Hurlock (Syamsuddin M , 2012, hal 79) sebagai titik tolak kesiapan atau (readiness) dari suatu fungsi atau (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.
2)      Menurut Lefrancois (Syamsuddin M , 2012, hal 79) berpendapat bahwa konsep perkembangan mempunyai makna yang luas, mencakup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan.
Adapun konsep psikologi perkembangan menurut pandangan ahli psikologi pendidikan antara lain :
1)      Menurut J.P Chaplin (Yusuf LN, 2000, hal 3) “…That branch of psychology which studies processes of pra and post natal growth and the maturations of behavior.” Maksudnya adalah “Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku.”
2)      Menurut Ross Vasta, dkk (Yusuf LN, 2000, hal 3) psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai masa konsepsi sampai mati.
Menurut Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin M, M.A dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Kependidikan”, dipandang dari segi motifnya setiap gerak perilaku manusia itu selalu mengandung 3 aspek yang kedudukannya bertahap dan berurutan (sequential), yaitu :
(1)   Motivating states (timbulnya kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan sebagai akibat terasanya kebutuhan jaringan atau sekresi, hormonal dalam diri organisme atau karena terangsang oleh stimulasi tertentu);
(2)   Motivated behavior (bergeraknya organisme ke arah tujuan tertentu sesuai dengan sifat kebutuhan yang hendak dipenuhi dan dipuaskannya, misalnya lapar cari makanan dan memakannya). Dengan demikian, setiap perilaku pada hakikatnya bersifat instrumental (sadar atau tidak sadar);
(3)   Satisfied conditions (dengan berhasilnya dicapai tujuan yang dapat memenuhi kebutuhan yang terasa, maka keseimbangan dalam diri organisme pulih kembali ialah terpeliharanya, homeostatis, kondisi demikian dihayati sebagai rasa nikmat dan puas atau lega). Namun di dalam kenyataannya, tidak selamanya kondisi pada tahap ketiga itu demikian, bahkan mungkin sebaliknya. Ialah terjadinya ketegangan yang memuncak kalau insentifnya (goales) tidak tercapai, sehingga individu merasa kecewa (frustration).
Menurut kami, perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap individu yakni proses menuju kedewasaan atau kematangan yang dapat dilihat dari segi kuantitatif maupun kualitatif.
Sedangkan psikologi perkembangan merupakan bagian dari ilmu psikologi yang khusus membahas mengenai perubahan tingkah laku manusia dan perkembangannya dari masa prenatal hingga meninggal.
B.     Prinsip, Aspek-Aspek dan Tahapan Perkembangan
1)      Prinsip Perkembangan
Menurut Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd. dalam bukunya berjudul “Psikologi Perkembangan Anak & Remaja” prinsip – prinsip perkembangan adalah sebagai berikut:
a)    Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti ( never ending process)
Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah, yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
b)    Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
            Setiap aspek individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan ( sering sakit - sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.
c)     Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu
            Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya untuk dapat berjalan, seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atu meloncat.
d)   Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
            Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat). Umpamanya (a) otak mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun; (b) tangan, kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada masa remaja ; dan (c) imajinasi kreatif berkembang dengan cepat pada masa kanak- kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja.
e)     Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
            Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: (a) sampai usia dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, mengusai gerak- gerik fisik dan belajar berbicara;(b) pada usia 3-6 tahun perkembagan dipusatkan menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain).
f)     Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase  perkembangan
            Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya, individu yang normal dan berusia panjang akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa dan masa tua.

2)        Aspek-Aspek Perkembangan
Menurut Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Kependidikan” hal. 94-106, aspek – aspek perkembangan adalah sebagai berikut :

a.       Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik
1)      Perkembangan Fisik
Awal dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis. Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur, dan kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas kepribadiannya, khususnya yang bertalian dengan masalah body-image, self-concept, self-esteem dan rasa harga dirinya. Perkembangan fisik ini mencakup aspek-aspek anatomis dan fisiologis.
·         Perkembangan Anatomis
Perkembangan Anatomis ditunjukan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang-belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proposri tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara keseluruhan;
(a)    Tulang-belulang pada masa bayi berjumlah 27 yang masih lentur, berpori dan persambungannya longgar; pada awal masa remaja menjadi 350 (proses diferensiasi fungsi) dan pada usia menjelang dewasa menjado 200 integrasi, persenyawaan dan pergeseran (Crow & Crow 1956 : 36);
(b)   Berat badan tinggi bandan pada waktu lahir umumnya sekitar 3-4 kg dan 0-60 cm,masa kanak-kanak sekitar 12-1 kg dan 90-129 cm;pada awal masa reamaja sekitar 30-40 kg dan 140-160 cm, selanjutnya kepesatan perubahan berkurang, bahkan menjadi mapan;
(c)    Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan kanak-kanak 1:4 menjelang dewasa 1:8 atau 10
Adanya abnormalitas dalam perkembangan fisik secara anatomis ini (misalnya cretinisme,giantisme) akan berpengaruh atas segi-segi kepribadiannya seperti tersebut di atas ( body-image, self-concept,self esteem),rasa harga diri)



·         Perkembangan Fisiologi
Perkembangan fisiologi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara kuantitatif,kualitatif, dan fungsional dari system-sistem kerja hayati seperti konstraksi otot, peredaran darah dan pernapasan,persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan;
(a)    Otot sebagai pengontrol motoric, proporsi bobotnya 1-5 pada masa bayi dan kanak-kanak menjadi 1:3 pada masa remaja kemudian menjadi 2:5 pada usia menjelang dewasa;
(b)   Frekuensi denyut jantung pada masa bayi sekitar 140 per menit dengan meningkatkan usia dapat berkurang sampai 62-63 meskipun normalnya pada orang dewasa sekitar 72;
(c)    Persentase tingkat kesempurnaan perkembangan secara fungsional’ dari cortex (bagian otak) sebagai pusat susunan saraf yang mempunyai fungsi pengontrol kegiatan organisme;infragnular (pengontrolreflex) mencapai 80%; granular (pengontrol pengindraan) mencapai 75%, supragnular (erat hubungannya dengan intelegensi) baru 50%
(d)   Keaktifan dan tingkat kematangannya sekresi tubuh yang berupa; lymphatic (pembasmi bakteria,DLL) aktif dan berkembang pesat sampai usia 12 tahun, kemudian berkurang (bahkan tidak aktif) dengan meningkatnya usia ;kelenjar-kelenjar thyroid (berpengaruh atas emosional) telah berkembang sempurna dan berfungsi sejak masya bayi dan kanak-kanak; sedang gonads (kelenjar jenis) baru aktif dan siap berfungsi pada awal masa reamaja.
Seandainya terjadi kelainan pada segi-segi fisiologis ini pun, akan berpengaruh atas karakteristik prilaku individu yang bersangkutan.
·         Proses dan Jalannya Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik berlangsung mengikuti prinsip-prinsip cepalocaudal (dimulai dari bagian kepala menuju ekor atau kaki) dan proximodistal (mulai dari bagian tengah ke tepi atau tangan).
Laju perkembangan berjalan secara berirama; pada masa bayi dan kanak-kanak perubahan fisik sangat pesat; pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat mencolok. Kemudian ( pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria) laju perkembangan menurun sangat lambat
·         Perkembangan Prilaku Psikomotorik
Perilaku psikomotorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara neuronmuscular   system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif,afektif, dan konatif).

Loree (Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A, 2012, Psikologi Kependidikan hal 94-106) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotrik utama yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension).
Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih komplek seperti yang kita kenal dengan sebutan beramin (playing) dan bekerja (working).
b.      Perkembangan Bahasa dan Prilaku Kognitif
1)      Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasa adalah yang membedakan manusia dengan hewan. Dengan bahasanyalah manusia :
a)    Mengkodifikasikan , Mencatat , dan Menyimpan berbagai hasil pengalaman, pengamatan (observasinya) berupa kesan dan tanggapan atau (persepsi),informasi,fakta ,dan data ,konsep atau pengertian , dalil atau pengetahuan (body of knowledge) dan sistem-sistem nilai (value system);
b)   Mentransformasikan dan mengolah berbagai bentuk informasi
c)    Mengkordinasikan dan mengekpresikan cita-cita ,sikap,penilaian dan penghayatan (etis,estetis ekonomi,sosial,politis,religious,dan kultural) ;
d)   Mengkomunikasikan (menyimpan dan menerima) berbagai informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian, aspirasi, kehendak dan rencana kepada orang lain .
Bahasa termasuk dapat berbentuk lisan , atau tulisan dengan  mempergunakan tanda (coding) huruf (alphabetic) , bilangan (numerical atau digital) ,bunyi,sinar,atau cahaya yang dapat merupakan kata-kata (words) atau kalimat (sentences) . Mungkin pula berbentuk gambar atau lukisan (drawing picture) , gerak-gerik (gestures) dan mimic serta bentuk-bentuk symbol ekspresif lainnya .
c.       Perkembangan Perilaku Sosial , Moralitas , dan Keagamaan
1)      Perkembangan Perilaku Sosial
Secara potensial (fitriah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon) , kata Plato . Namun untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada dalam intraksi dengan linkungan manusia-manusia lain (ingat kisah Singh Zingh di India dan Itard di Perancis, bayi yang disusui dan dibesarkan binatang tidak dapat dididik kembali untuk menjadi manusia biasa).
2)      Perkembangan Moralitas
Secara individu menyadari bahwa ia merupakan bagian anggota dari kelompoknya, secepat itu pula pada umumnya individu menyadari bahwa terdapat aturan-aturan perilaku yang boleh, harus atau terlarang melakukannya .
Proses penyadaran tersebut berangsur tumbuh melalui interaksi dengan lingkungannya di mana ia mungkin mendapat larangan ,suruhan , pembenaran atau persetujuan, kecaman atau celaan, atau merasakan akibat-akibat tertentu yang mungkin pula mengecewakan dari perbuatan-perbuatan yang dilakukannya.
3)      Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Dengan kehalusan perasaan (fungsi-fungsi afektifnya disertai kejernihan akal budi (fungsi-fungsi kognitifnya), dan didorong keikhlasan itikad (fungsi-fungsi pada saat tertentu ,seorang setidak-tidaknya pasti mengalami,mempercayai ,bahkan meyakini dan menerimannya tanpa keraguan (mungkin pula masih dengan keraguan) , bahwa di luar dirinya ada sesuatu kekuatan Yang Maha Agung yang melebihi apapun termasuk dirinya.
d.      Perkembangan perilaku afektif, konatif dan kepribadian
Fungsi konatif atau motivasi itu merupakan faktor penggerak perilaku manusia yang bersumber terutama pada kebutuhan – kebutuhan dasarnya(basic needs). Di dalam kenyataannya yang berkembang itu bukanlah jenis motif atau kebutuhan, melainkan beberapa sifatnya misalnya objek dan caranya, intensitasnya, dan sebagainya.


3)      Tahapan Perkembangan
Dalam pandangan Erikson (Prof. Dr .H. Abin Syamsuddin M ,M.A, 2012, hal 117) tahapan perkembangan kepribadian itu adalah sebagai berikut :
1.      Masa bayi (infancy). Terjamin tidaknya kulaitas  kehidupan masa bayi ( cinta kasih, sentuhan, makanan), menu, bahkan dasar dan rasa kepercayaan (trust) atau sebaliknya. Apabila tercapai pertimbangan yang memuaskan antara kepercayaan dan ketidakpercayaan, maka akan merupakan kekuatan psikososial yang amat fundamental bagi taraf perkembangan berikutnya.
2.      Masa kanak – kanak awal (early childhood)terjamin tidaknya kesempatan untuk mengembangkan self control (apa yang dapat ia kuasai dan lakukan) tanpa mengurangi self – esteem atau harga dirinya akan menumbuhkan rasa otonomi, kemampuan mandiri atau sebaliknya diliputi rasa kebergantungan disertai malu dan ragu – ragu (shames and doubt).
3.      Masa kanak – kanak(childhood) kesempatan untuk berprakarsa (dengan adanya kepercayaan, kemandirian memungkinkannya untuk berprakarsa), akan menumbuhkan inisiatif. Sebaliknya, kalua terlalu banyak dilarang, ditegur ia akan diliputi perasaan serba salah dan berdosa(guilty).
4.      Masa anak sekolah (school age). Pada masa ini ia pada umumnya mulai dituntut untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna. Kemampuan melakukan hal – hal tersebut menumbuhkan kepercayaan atas kecakapanya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalua tidak padanya akan mulai tumbuh bibit perasaan rendah diri(inventiory) yang akan dibawanya pada taraf perkembangan selanjutnya.
5.      Masa remaja (adolescence) lazim dikenal sebagai masa sturm and drung (angina dan topan). Ia dihadapkan kepada sejumlah pertanyaan : siapa sebenarnya aku ini ? akan menjadi apa nanti ? apakah perananku sebagai anggota masyarakat ? apa pekerjaanku ? akan menjadi bapak atau ibu macam siapa ? mengapa harus beragama ? dan sebagainya.
Kalau individu mampu menjawab pertanyaan – pertanyaan itu dengan bekal kepercayaan kepada lingkungan, kemandirian, inisiatif, kepercayaan atas kemampuan dan kecakapannya, maka ia akan mungkin mampu mengintegrasikan seluruh unsur – unsur kepribadiannya. Dengan kata lain, ia akan menemukan identitas atau jati diri dirinya. Sebaliknya, kalua tidak ia akan berada dalam kebingungan dan kekacauan (confusions).
6.      Masa dewasa muda (young adulthood). Dengan terbentuknya identitas dirinya secara definitif kini ia dituntut untuk mampu turut ambil bagian dalam membina kehidupan bersama. Kalua ia mampu memelihara perasaan keseimbangan, antara aku dan kita atau kami (kemandirian dan kebersamaan), akan tumbuh rasa keakraban (intimacy) kalau tidak, sebaliknya ia diliputi rasa keterasingan (isolaton)
7.      Masa dewasa (adulthood). Apakah mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk hidup  secara kreatif, produktif dan bersemangat dalam membina kehidupan generasi mendatang, atau pasif dan menonton saja ? kalau ada kesempatan dan kemampuan tentu akan tumbuh kegairahan hidup (generativity). Kalau tidak, akan cukup puas saja dengan keadaan.
8.      Masa hari tua (old age). Bagi yang bergairah, tentu ia akan merasa mendapat tempat dan penghargaan sebagaimana layaknya ditengah – tengah masyarakat ia merupakan bagian dari masyarakatnya (integrity). Sebaliknya, mungkin dianggap sepi saja sehingga merasa kurang berharga.

C.    Tugas Perkembangan Peserta Didik Indonesia dalam Proses Pendidikan
Havinghurst (Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A, 2012, hal 112-114) memberikan rincian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu pada setiap tahap perkembangan yaitu :
1)      Masa bayi dan masa kanak- kanak awal
a)         Belajar berjalan
b)        Belajar mengambil benda – benda padat
c)         Belajar berbicara
d)        Belajar menguasai benda
e)         Mempelajari perbedaan jenis dan perilakunya
f)         Mencapai stabilitas fisiologis
g)        Pembentukan konsep(pengertian) sederhana tentang realitas fisik dan sosial
h)        Belajar menciptakan hubungan dirinya secara emosional kepada orangtuanya, saudara-saudara, dan orang lain
i)          Belajar membedakan salah-benar dan pengembangan kata hati.
2)      Masa Kanak – Kanak akhir dan anak sekolah :
a)         Belajar keterampilan fisik untuk pertandingan biasa sehari – hari.
b)        Membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sebagai organisme yang sedang tumbuh – kembang.
c)         Belajar bergaul dengan teman – teman sebayanya
d)        Belajar peranan sosial yang sesuai sebagai pria atau wanita
e)         Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menullis dan berhitung.
f)         Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
g)        Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai
h)        Mencapai kebebasan pribadi
i)          Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
3)      Masa Remaja
a)         Mencapai hubungan – hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman – teman sebaya dari kedua jenis
b)        Mencapai suatu peranan sosial sebagai pria atau wanita
c)         Menerima dan menggunakan fisiknya secara efektif
d)        Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang lainnya
e)         Mencapai kebebasan keterjaminan ekonomis
f)         Memilih mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan.
g)        Mempersiapkan diri bagi persiapan perkawinan dan berkeluarga
h)        Mengembangkan konsep – konsep dan keterampilan intelektul yang diperlukan sebagai warga negara yang kompeten
i)          Secara sosial menghendaki dan mencapai kemampuan bertindak secara bertanggung jawab
j)          Mempelajari dan mengembangkan seperangkat sistem nilai – nilai dan etika sebagai pegangan untuk bertindak.

4)      Masa dewasa awal
a)         Memilih pasangan
b)        Belajar hidup bersama pasangan
c)         Memulai hidup dengan pasangan
d)        Memelihara anak
e)         Mengelola rumah tangga
f)         Memulai bekerja
g)        Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
h)        Menemukan suatu kelompok yang serasi
5)      Masa Dewasa Tua
a)         Membina hubungan dengan pasangan-pasangan keluarga lain sebagai pribadi.
b)        Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai orang setengah baya.
c)         Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua.

Menurut kami, tugas perkembangan peserta didik merupakan suatu indikator –indikator yang harus dicapai dalam setiap masa perkembangan seorang individu sehingga perkembangan berlangsung secara normal pada setiap fasenya.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
    Perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan. Dinamika perkembangan merupakan perubahan dinamis dalam perkembangan. Aspek – aspek perkembangan diantaranya aspek kognitif, fisik-motorik, sosio-emosional, bahasa, afektif dan moral keagamaan. Perkembangan memiliki tahapan dan tugas yang menentukan kepribadian peserta didik.
Ilmu psikologi pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, demi mengontrol perkembangan perilaku peserta didik sehingga peserta didik dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik.
B.  Saran
Adapun saran untuk perbaikan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Diharapkan pendidik dapat memahami perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan.
2.      Diharapkan pembaca dapat memanfaatkan makalah ini sebaik- baiknya.
3.      Perlunya pemahaman mengenai ilmu psikologi pendidikan secara luas agar memahami kepribadian peserta didik.


                                                                                                  



DAFTAR PUSTAKA

Ayuk Wulandari , Diah. (2016). “Dinamika Perkembangan Peserta Didik”.[online]

Tersedia : http://diyahayuk10.blogspot.co.id. (08 September 2016)

Lokas , Christian. (2013). “Perkembangan Peserta Didik dan Psikologi Pendidikan.”.[online]

Tersedia : https://christianyonathanlokas.wordpress.com.(08 September 2016)
Makmun, H. Abin Syamsuddin.(2012).Psikologi Kependidikan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Ramdhan, risky.(2011).perkembangan peserta didik.[online]
(08 September 2016)

Sul, Sulaiman.(2016).Aspek Dan Tahapan Perkembangan Manusia”.[online]

Tersedia : http://janganpelitilmu.blogspot.co.id.(08 September 2016)

Ulfi, Mas. (2016). “Prinsip-Prinsip Psikologi Perkembangan Manusia”.[online]

Tersedia : http://masulfi.blogspot.co.id. (08 September 2016)
Yusuf, H. Syamsu.(2000).Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.Bandung : PT Remaja Rosdakarya





LAMPIRAN PERTANYAAN
SESI 1
1.                   Diantri
Berkaitan dengan aspek kognitif yang sudah dijelaskan saat presentasi dimana anak usia 3-5 tahun itu usia dimana ingin mengetahui banyak hal. Bagaimana cara menjelaskan kepada anak yang segala ingin tahu namun hal itu akan sulit dimengerti oleh anak tersebut? Contohnya “Mamah kenapa gigi ade tumbuh?’’
Jawaban : Arlin (Kelompok Presentasi)
Betul sekali memang saat anak sekitar usia 3-5 tahun itu adalah dimana usia anak yang aspek kognitifnya sedang berkembang pesat, mereka ingin mengetahui tentang banyak hal.
Apabila terjadi seperti itu misalkan kita sebagai orang tua, maka hal yang perlu dilakukan adalah tetap menjawab pertanyaan sang anak dengan bahasa yang mudah dipahami atau di mengerti oleh anak tersebut, coba dijelaskan saja bahwa setiap anak anak giginya akan copot dan tumbuh kembali itu merupakan hal yang wajar. Berikan contoh misalkan dulu juga adik kamu waktu masih kecil giginya juga tumbuh.
2.                  Yogi
Prinsip perkembangan itu ada tahap-tahapnya berupa proses seperti sebelum kuliah pasti telah melewati tahap dari TK, SD, SMP dan SMA. Apakah semua orang harus melalui tahapan itu? Namun faktanya ada orang yang tanpa sekolah secara formal mampu melalui tahapan itu. Apakah kita juga bias seperti itu atau tidak?


Jawaban : Junior (Kelompok Presentasi)
Setiap orang memiliki kemampuan dan kelebihannya masing-masing, perkembangan kognitif seseorang tidaklah sama, ada yang memang memeliki kelebihan tersendiri di bidang akademik maupun non akdemik sehingga mereka dapat menggembangkan bakat mereka sendiri jika mereka tekun .

3.             Winda (kelompok 10)
Pada masa remaja sekitar usia 16-18 tahun dimana berkembang aspek sosio-emosional. Bagaimana jika pada usia itu seseorang anak tidak berkembang sebagaimana mestinya? Lalu akhirnya menjadi anak yang anti sosial. Bagaimana menurut kelompok anda cara mengatasinya?
Jawaban : Ai dan Arlin (Kelompok Presentasi)
Memang akan ada seseorang anak yang tidak mampu berkembang sebagaimana mestinya, biasanya jika terjadi hal seperti itu maka anak tersebut nanti secara tidak langsung ketika sudah dewasa akan meminta kembali hal yang tidak di dapat saat usianya. Biasanya anak jika tidak mampu memperlihatkan interaksinya dengan orang lain
SESI 2 :
1.      Ainiyah Yan Afifah (Kelompok 1)
Bagaimana sikap kita terhadap anak yang mengalami broken home dan malah semakin extrovert ?
Jawaban :Ai Kokoy K. & Lea Kristina (Kelompok Presentasi)
Dengan cara membujuknya untuk berubah, kita berikan ia motivasi  bahwa jadikan kedua orang tuanya yang broken home itu sebagai cerminan, broken-home itu sangat tidak baik jadi kita jangan sampai mengalami hal yang sama. Keluarga yang lainnya harus lebih perhatian. Kita sebagai teman harus berusaha meyakinkan bahwa ia mampu menjadi orang yang lebih baik.

Menyanggah : Yayang Egga (kelompok 6)
Tidak semua orang akibat dari broken home itu ada yang introvert (menjadi-jadi) tapi ada juga yang mereka malah bersikap positif.

2.      Dhea Rahel (Kelompok )
Kalau teknologi membuat anak – anak terpengaruh hal – hal buruk apakah anak – anak jangan diperkenalkan dengan teknologi ? padahal kalau di zaman sekarang ini susah untuk mencegahnya ?
Jawaban : Ai Kokoy K.
Anak-anak bukan tidak boleh diperkenalkan dengan teknologi, namun harus diawasi pemakaiannya, harus dibatasi juga mereka menggunakan handphonenya. Sehingga anak-anak terhindar dari pengaruh-pengaruh buruk teknologi seperti handphone tersebut.

3.      Laella Balqis (kelompok 9)
Bagaimana kalau anak tidak mau keluar dari zona nyamannya?

Jawaban : Arlin (Kelompok Presentasi)
Jika seorang anak tidak mau keluar dari sona namannya, maka kita harus terus memberinya motivasi bahwa jika kita terus menerus seperti itu, maka kita akan sulit untuk menjadi orang yang sukses. Lagi pula, setiap orang pasti akan menemukan titik jenuhnya sendiri, jadi seseorang akan mencari kegatan lain jika ia sudah jenuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persalinan Caesarku

🌷🌷🌷 Assalamualaikum wr wb.. ini adalah pengalaman persalinanku, semoga dapat diambil hikmahnya😇 Minggu 31 Juli jam 3 Pagi Jam 3 pagi kel...