Selasa, 20 Desember 2016

PAHLAWAN PAGAR BETIS



PAHLAWAN PAGAR BETIS
 (Ibu Saliah)
Tugas Sejarah Indonesia kali ini adalah mewawancarai pahlawan atau tokoh di daerah sekitar kita, yang berjuang menghadapi disintegrasi bangsa. Kelompok kami mewawancarai seorang wanita berusia 80 tahun bernama Ibu Saliah. Beliau tinggal di Dsn. Bunisari 4/2 Ds. Banjarsari, Kec. Jatinunggal, Kab. Sumedang.
Suami beliau bernama Salhasik, Bapak Salhasik ini adalah salah satu pejuang yang melaksanakan Operasi Pagar Betis, untuk mengamankan Desa Banjarsari dan Paseh dari gangguan DI/TII. Kami mewawancarai Ibu Saliah karena Bapak Salhasik telah meninggal dunia. Berikut kami paparkan informasi mengenai biografi dan perjuangan Bapak Salhasik.
A.    Biografi
Bapak Salhasik (Alm) lahir tahun 1925 di Dsn. Bunisari 4/2 Ds. Banjarsari, Kec. Jatinunggal, Kab. Sumedang.  Ibu Saliah lahir pada tahun 1930. Beliau berdua menikah pada tahun 1945, dan dikaruniai 2 orang anak bernama Enar dan Adang.
Nama orang tua Bapak Salhasik adalah Karsih dan Madtasik dan nama orang tua Ibu Saliah adalah Enjoh dan Mistam. Bapak Salhasik memang hanya seorang warga  biasa namun perjuangannya patut kita kenang dan pelajari.
B.     Perjuangan Bapak Salhasik
Pada tahun 1962, tentara DI/TII mengacaukan Paseh yaitu seberang Dsn. Bunisari. Rumah-rumah warga dibakar dan apabila ada yang memberontak,  orang itu dibunuh. Warga tak mampu berbuat apa-apa untuk melawan pun tak bisa, karena senjata yang dimiliki sangat terbatas.  
Apabila ada suara tembakan pistol, warga Paseh dan Bunisari sudah mengerti bahwa itu adalah tentara DI/TII. Bapak Salhasik bersama kawan-kawannya Bapak Tarya dan Bapak Kaswi segera mengamankan keluarganya ke hutan di kaki Gunung Dalem. Disana adalah tempat persembunyian yang tidak diketahui tentra DI/TII.
Pada bulan Januari 1962, Bapak Salhasik mendengar kabar dari Bapak Ateng, tokoh masyarakat Paseh, untuk melaksanakan Operasi Pagar Betis di Gunung Cakrabuana daerah Cimungkal.
Bapak Salhasik, Bapak Tarya, dan Bapak Kaswi serta kawan-kawan lainnya dari Paseh segera berangkat. Bapak Salhasik berpamitan, beliau meninggalkan Ibu Saliah yang sedang mengandung anak pertamanya. Bapak Salhasik membawa bekal seadanya.
Beliau pulang 3 hari sekali, karena Operasi Pagar Betis itu dilakukan secara bergantian dengan warga lainnya yang berjaga bersama-sama di setiap pos atau tempat yang telah ditentukan.
Suatu ketika Bapak Ateng memberi perintah untuk mengantarkan surat ke Rancamaneuh dengan tujuan meminta bantuan pengamanan di Paseh dan Bunisari. Bapak Tarya dan Bapak Kaswi menyanggupi perintah itu.
Saat dalam perjalanan di Wado beliau berdua tertangkap oleh tentara DI/TII. Beliau berdua diperiksa dan menemukan surat yang akan diantarkannya. Tentara DI/TII curiga dan berniat membunuh Bapak Tarya dan Bapak Kaswi. Benar saja, Bapak Tarya dan Bapak Kaswi ditembak di pinggir sungai  Cimanuk dan jenazahnya terbawa arus entah kemana.
Sekitar tahun 1966 keadaan sudah terbilang aman. Ibu Saliah juga Bapak Salhasik menyaksikan pesta 17 Agustus di Cadasngampar. Ibu Saliah mengatakan bahwa DI/TII itu tak pernah datang lagi.
Bapak Salhasik meninggal dunia pada tahun 1997. Meskipun beliau bukanlah orang berpangkat, namun beliau tetaplah pahlawan di hati kami.
Hanya sedikit informasi yang kami dapatkan, karena Ibu Saliah kurang mengetahui detik-detik perjuangan suaminya. Seperti contoh, apa saja yang terjadi di Gunung Cakrabuana, apa yang terjadi pada tentara DI/TII saat Operasi Pagar Betis berlangsung, bagaimana pelaksanaan Operasi Pagar Betis di Gunung Cakrabuana tersebut dan masih banyak lagi yang ingin kami gali dan ketahui. Kami menanyakan itu semua, namun Ibu Saliah tidak mengetahuinya.
Meskipun hanya ini informasi yang kami dapatkan, namun setidaknya hasil wawancara ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca untuk mengenang betapa banyak pahlawan di luar sana yang tidak kita ketahui perjuangannya. Maka kita harus betul-betul disiplin dalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan susah payah ini.








SEJARAH INDONESIA SMA/SMK : Penjelajahan Samudra



Penjelajahan Samudra

1.      Alasan Bansa Barat mengincar Nusantara.
            Alasan bangsa Barat mengincar Nusantara adalah karena bangsa Indonesia kaya akan SDA yang sangat melimpah dan letak geografi yang sangat strategis, selain itu bangsa asing juga mengincar rempah-rempah bangsa Indonesia yang sangat bagus dan segar. Sumber Daya Alam  yang di incar adalah Kelapa Sawit, Rempah-rempah (pala, kayu manis, cengkeh, lada), kakao, karet,kopi, minyak bumi, batubara, dan emas.
            Latar belakang bangsa barat mengincar Indonesia:
·         Harga rempah-rempah di Eropa melambung tinggi.
·         Untuk menguasai perdagangan dunia demi memperoleh keuntungan ekonomi.
·         Melanjutkan perang salib.
·         Untuk menemukan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi.
·         Rempah-rempah menjadi komoditas utama paling laris dan utama di Eropa.
·         Menguasai wilayah strategis dan basis militer.
·         Mengeruk sebanyak mungkin kekayaan sumber daya alam suatu wilayah.
·         Ikut campur tangan dalam urusan suatu wilayah.
2.      Proses masuknya Bangsa Portugis ke Nusantara
            Pada abad XV bangsa Portugis merupakan salah satu bangsa yang mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi. Bangsa Portugis telah dapat membuat kapal-kapal yang lebih layak dan canggih di bandingkan dengan kapal-kapal sebelumnya memungkinkan mereka melakukan sebuah pelayaran dan melebarkan kekuasaaan ke seberang lautan. Dengan alasan untuk menguasai impor rempah-rempah di kawasan Eropa, bangsa Portugis mencari daerah kawasan penghasil rempah-rempah terbaik.
            Cengkih dari Indonesia Timur adalah yang paling berharga. Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan bunga pala. Kekayaan alam Indonesia yang begitu melimpah termasuk dalam tanaman rempah-rempah menjadi alasan Portugis ingin menguasai daerah Indonesia sekaligus menguasai pasaran Eropa.
Bangsa Portugis datang ke wilayah Nusantara (Indonesia) karena dorongan ekonomi, agama, dan petualangan. Keberhasilan Vasco da Gama mencapai Kalkuta di pantai barat India pada tahun 1497 telah membuka peluang dan jalan bagi Portugis untuk sampai ke Nusantara. Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Barang-barang yang diperdagangkan tersebut mayoritas berasal dari para pedagang Malaka.
            Berita mengenai kekayaan Malaka tersebut kemudian mendorong raja Portugal mengutus Diego Lopes de Sequeira untuk pergi ke Malaka. Pada awalnya Sequeira disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah. Akan tetapi, para pedagang muslim India berhasil meyakinkan sultan bahwa orang Portugis sangat berbahaya dan merupakan ancaman berat bagi Malaka. Sultan kemudian berbalik menyerang Sequeira dan mengusir kapal Portugis dari perairan Malaka.
            Serangan Malaka terhadap Sequeira dan anak buahnya memicu kemarahan orang Portugis. Portugis kemudian mengirim Gubernur Portugis di India, yaitu Alfonso d' Albuquerque. Ia berangkat dari Goa pada bulan April 1511 menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1.200 orang dan 17-18 kapal. Perang antara Malaka dan Portugis tidak dapat dihindari lagi. Portugis menang dan berhasil menduduki Malaka. Setelah berhasil menaklukkan Malaka, Portugis mengirimkan sebuah armada ke Maluku di bawah pimpinan Fransisco Serrao.
            Orang-orang Portugis kemudian tiba di Ternate. Di sana mereka mengadakan persekutuan dengan penguasa setempat. Pada tahun 1522, Portugis mendirikan kantor dagang lengkap dengan benteng di Ternate serta memperoleh hak monopoli di pusat rempah-rempah. Sebagai gantinya, orang Portugis harus membantu Ternate menghadapi Kesultanan Tidore yang didukung oleh Spanyol.
            Dominasi perdagangan orang Portugis di wilayah Nusantara tidak berlangsung lama. Portugis mengalami kekurangan bahan makanan, dana, dan sumber daya manusia. Kedudukan Portugis di Nusantara juga semakin goyah akibat terjadinya pertikaian dengan berbagai kesultanan setempat. Pertikaian tersebut terjadi akibat perebutan pengaruh dalam bidang ekonomi, politik, maupun agama. Dalam perseteruan itu, pusat kekuasaan Portugis di Malaka sering mendapatkan serangan dari sejumlah kerajaan muslim di sekitarnya, seperti Aceh, Johor, dan Demak. Akibatnya, kota yang pernah menjadi bandar perdagangan yang ramai itu menjadi sepi sehingga orang Portugis pun merugi.
           
3.      Proses masuknya Bangsa Spanyol ke Nusantara
            Keberhasilan pelayaran Colombus menemukan daerah baru telah mendorong pelaut lain untuk melanjutkan perjalanan Samudra ke timur. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellah atau Magalhaes. Ia juga disertai oleh seorang kapten kapal bernama Yan Sebastian Del Cano. Berdasarkan catatan Colombus, Magellan mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus. Magellan beserta rombongan mendarat diujung Selatan benua yang ditemukan Columbus (Amerika).
            Di tempat ini terdapat selat yang agak sempit yang kemudian dinamakan Selat Magellan. Melalui selat ini Magellan berlayar meninggalkan Samudra Atlantik, memasuki Samudra Pasifik. Pada maret 1521 sampai di Kep.Massava kemudian dikenal dengan Filipina.
            Magellan menyatakan bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai koloni Spanyol. Tindakan Magellan dan rombongan mendapat tantangan penduduk setempat, dan terjadilah pertempuran antara kedua belah pihak. Pada pertempuran ini rombongan Magellan segera meninggalkan Filipina. Mereka dipimpin oleh Sebastian Del Cano pada tahun 1521 akhirnya mereka sampai di Indonesia tepatnya Kep. Maluku. Dan ternyata tempat itu merupakan penghasil rempah-rempah.
            Tanpa piker panjang kapal-kapal Del Cano itu dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak balik Spanyol-Indonesia. Kedatangan Bangsa Spanyol di terima baik oleh Sultan yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran “Hak Monopoli” oleh sebab itu timbulnya persaingan antara Portugis dan Spanyol.
4.      Proses masuknya Bangsa Belanda ke Nusantara.
            Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia dilatrr belakangi karena pada mulanya dinegeri Belanda terjadi perang. Dimana pada perang itu Belanda memperjuangkan kemerdekaannya dari Spanyol (1568-1648).
            Pada tahun 1580 Spanyol dikuasai oleh Portugis, dengan demikian Belanda tidak bisa lagi membeli rempah-rempah dari Spanyol. Karena Belanda tidak bisa lagi membeli rempah-rempah dari Spanyol disinilah ia memilih untuk menjelajah Dunia Timur demi mencari rempah-rempah. Bangsa Belanda berlayar ke Indonesia. Saat itu terjadi persaingan diantara sesame pedagang dari Belanda. Maka untuk mengatasi persaingan diantara mereka dibentuklah serikat dagang yang menyatukan mereka, serikat dagang itu dikenal dengan nama VOC.
            Tujuan utama VOC adalah untuk memonopoli dan mempertahankan monopolinya terhadap penguasaan rempah-rempah di Indonesia. Belanda tidak segan-segan untuk membunuh bagi siapa saja yang mencoba menjual, seperti contohnya menjual biji pala kepada Inggris. Untuk memepertahankan penguasaan monopolinya, VOC melakukanancaman kekerasaan terhadap wilayah penghasil rempah-rempah.
            Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah untuk “Menimbulkan bencana pada musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang pada kurun Juni 1580 Desember 1640 Bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak merebut dominasi perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC Bangsa Belanda masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat nusantara.
5.      Proses masuknya Bangsa Inggris ke Nusantara.
            Perlayaran orang-orang Inggris ke kawasan Asia Tenggara dan Dunia Timur umumnya tertinggal dibandingkan pada perlayaran orang-orang Portugis. Hal ini disebabkan perhatian orang-orang Inggris lebih ditumpahkan ke Benua Amerika dan rupa-rupanya mereka belum mengetahui jalan ke Timur melaui Tanjung Harapan.
            Pelaut-pelaut Inggris telah mencoba menempuh jalan melalui laut tengah sampai ke Siria. Tetapi, tidak dapat dilakukan untuk mengadakan hubungan dengan India dengan Dunia Timur. Pada akhir abad ke-6 Inggris menyadari bahwa satu-satunya jalan yang paling tepat untuk mengadakan hubungan dagang dengan Dunia Timur (Asia) adalah melalui Tanjung Harapan. Namun, pada waktu itu Inggris mengalami kesulitan karena belum dimilikinya kapal yang cukup besar yang mampu mengarungi Samudera sejauh 16.000 Km itu.
            Mungkin pula ada faktor lain, kenapa Inggris belum menggunakan rute pelayaran melalui Tanjung Harapan, yaitu : katanya Portugis merahasiakan jalan pelayaran melalui Tanjung Harapan tersebut. Pada tahun 1580 F. Drake dalam perjalanan keliling dunia singgah di Ternate setelah melayari lautan Pasifik. Dia melaporkan kepada pemerintahannya tentang pemerintahan Sultan Ternate agar diberi bantuan peralatan untuk melawan Portugis. Pada tahun 1586, Thomas Cavendis menggunakan rute pelayaran Selat Magelhaen-Samudera Pasifik. Sampai di Filiphina selanjutnya berlayar ke Maluku. Dia menerangkan bahwa di Maluku dilakukan perdagangan rempah-rempah secara bebas.
            Pada tahun 1591 satu ekspedisi yang terdiri dari tiga buah kapal bertolak dari Plymouth dipimpin oleh George Raymond dan James Lancaster, tujuannya adaalh ke India Timur melalui Tanjung Harapan. Penjelajahan ini tidak begitu berhasil karena hanya satu kapal yang berhasil melanjutkan perjalanan yaitu kapal yang dipimpin oleh Lancaster. George Raymond tenggelam, sedangkan sebuah kapal terpaksa kembali.
            Lancaster melanjutkan perlayaran sampai ke Selat Malaka dan Pulau Pinang, tetapi beliau ditawan kapal oleh perampok dari Perancis. Berita berhasilnya Cornelis de Houtman sampai di Banten menggugah semangat pelaut Inggris untuk menggunakan Tanjung Harapan kembali dalam perjalanan jauh ke Dunia Timur.
            Perlayaran pertama dilakukan dengan modal 68.000 pounsterling, ekspidisi ini dipimpin oleh James Lancaster dan Jhon Davis. Ekspidisi ini berhasil sampai di Aceh pada tahun 1602 selanjutnya berlayar menuju Banten. Mereka sangat kaget karena kedatangan mereka di Nusantara disambut sebagai lawan oleh Belanda sedangkan di Eropa pada saat itu Belanda adalah sekutu Inggris.
            Ekspedisi kedua dibawah pimpinan Henry Middleton sampai di Banten pada tahun 1604. Middleton berlayar terus sampai ke Ambon dan berunding dengan Portugis untuk memperoleh hak dagang tapi armada Belanda melarangnya.
            Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia.


METODE DAN PENERAPAN DARI PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN DAN PERILAKU, STRUKTUR DAN PROSES ORANG DALAM ORGANISASI





METODE DAN PENERAPAN DARI PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN
DAN
PERILAKU, STRUKTUR DAN PROSES ORANG DALAM ORGANISASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen

RESUME
 








Disusun oleh :
·      Ai Kokoy Koyyimah                  
·      Ita Nuraeni                                   
·      Rifqi Dhulfiqar Rachmat             


PENDIDIKAN AKUNTANSI KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016




BAB 20

METODE DAN PENERAPAN DARI PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN


Manajemen dari pengembangan organisasi memerlukan penunjukkan dari hasil akhir, pemilihan metode untuk mencapai hasil akhir tersebut, dan pelaksanaan dari metode itu. Hasil akhir yang diinginkan dapat dinyatakan dari segi produksi yang meningkat, efisien, kepuasan, kemampuan adaptasi dan pengembangan secaa tersendiri atau gabungan.

Kedalaman Dari Perubahan Yang Diharapkan

Proses diagnostik sangat penting bagi sukses akhir dari program OD, namun tidak ada  pendekatan yang mudah dikuasai yang menjamin diagnosis yang teliti. Tetapi para manajer dapat melakukan diagnosis dengan cara yang sistematis dengan mengakui bahwa persoalan mungkin berakar dalam komponen organisasi formal ataupun informal.
Komponen formal dapat dilihat oleh umum, rasional, dan berorientasi pada pertimbangan struktural diantaranya :
1.      Definisi dan uraian pekerjaan
2.      Dasar departementalisasi
3.      Rentang kendali dan jenjang hirarki
4.      Misi, tujuan dan sasaran organisasi
5.      Kebijakan dan praktek operasional
6.      Kebijakan dan praktek personalia
7.      Ukuran produksi dan efisiensi efektivitas
Komponen Informal ini sifatnya tersembunyi, afektif dan berorientasi pada proses sosial/psikologis dan pertimbangan perilaku, diantaranya :
1.      Kekuatan yang muncul dan pola pengaruh
2.      Pandangan pribadi mengenai organisasi dan wewenang individual
3.      Pola hubungan interpersonal dan kelompok
4.      Sentiment dan norma kelompok
5.      Persepsi mengenai kepercayaan,keterbukaan dan perilaku menanggung risiko
6.      Perasaan emosional, kebutuhan dan keinginan
7.      Hubungan afektif antara manajer dan bawahan
8.      Ukuran kepuasan dan efektifitas pengembangan
Hubungan antara kedalaman organisasi dan perubahan yang diharapkan lebih dikenal dengan nama kedalaman intervensi (depth of intervention).
Model Target Pengembangan Organisasi :

Walaupun dasar pengetahuan terus menerus meningkat, namun para ahli praktek pengembangan organisasi tidak yakin benar bahwa satu metode tertentu akan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Jadi walaupun teori dan praktek OD itu semakin lama semakin bertambah mendalam namun kita tetap masih harus berhati – hati.

METODE PENGEMBANGAN STRUKTURAL

Pengembangan struktural dalam hubungannya dengan perubahan keorganisasian berkenaan dengan tindakan manajemen dalam usahanya meningkatkan efektivitas dengan mengadakan perubahan dalam struktur formal dari hubungan tugas dan wewenang. Tiga metode yang di desain untuk merubah semua atau beberapa segi struktur organisasi adalah manajemen berdasarkan sasaran (Management By Objectives = MBO), Sistem 4 dan MAPS (Multivariate Analysis, Participation and Structure).
1.      Manajemen berdasarkan sasaran (Management By Objectives, MBO)
Manajemen berdasarkan sasaran telah diterapkan secara luas dan dievaluasi selama dua dasawarsa terakhir ini. Menurut Drucker, satu – satunya syarat yang harus dipenuhi adalah bahwa sasarn itu harus ditentukan dari segi kontribusi mereka kepada seluruh organisasi dan bahwa orang menentukan sasaran tersebut harus mempunyai pengendalian yang cukup untuk mencapainya.
Karangan asli dari Drucker dan tulisan – tulisan berikutnya dari orang lain, memberikan dasar bagi tiga pedoman pelaksanaan MBO :
a.         Atasan dan bawahan saling bertemu dan membahas sasaran yang jika dicapai akan memberi kontribusi kepada tujuan menyeluruh.
b.        Atasan dan bawahan bersama sama menetapkan  sasaran yang dapat dicapai bagi para bawahan.
c.         Atasan dan bawahan saling bertemu pada waktu kemudian yang ditentukan sebelumnya untuk mengevaluasi kemajuan bawahan dalam mencapai sasaran.
Prosedur yang tepat yang digunakan dalam melaksanakan MBO berbeda – beda dari organisasi yang satu ke organisasi yang lain dan dari unit ke unit. Tetapi unsur – unsur pokok dari penetapan sasaran, partisipasi dari bawahan dalam menetapkan sasaran, dan umpan balik serta evaluasi biasanya merupakan bagian dari setiap dari setiap program MBO.
Konsekuensi yang diharapkan dari MBO meliputi bertambahnya kontribusi kepada organisasi, meningkatnya sikap dan kepuasan peserta, dan bertambah jelasnya peran.
Kelompok manajemen secara berkala bertemu untuk ,membahas persoalan yang mereka alami dalam fase pertama dari siklus MBO.
Pembahasan mengenai peninjauan enam bulan diantara komisaris dan tiap – tiap direktor divisi menunjukkan perlunya diadakan revisi dari segi prioritas yang diperbaharui dan premis perencanaan. Sasaran yang direvisi berlaku terus selama enam bulan berikutnya dengan mulai lagi dari semula.
Program yang dilaksanakan dalam departemen kesehatan mencerminkan ciri – ciri pokok pengembangan organsisasi seperti :
a.       Berjangka panjang dan direncanakan secara sistematis
b.      Personalia manajerial pada semua jenjang menghadapi persoalan keorganisasian seperti yang terungkap oleh data diagnostic.
c.       Sesi pelatihan dirancang untuk memudahkan diskusi.
d.      Metode MBO diitegrasikan setelah percobaan dan petimbangan secara seksama



2.      Organisasi Sistem 4
Menurut Likert, sebuah organsisasi dapat diuraikan dari segi 8 ciri operasional yaitu :
a.    Kepemimpinan
b.   Motivasi
c.    Komunikasi
d.   Interaksi
e.    Pengambilan keputusan
f.    Penetapan tujuan
g.   Pengendalian
h.   Hasil karya
Selanjutnya, sifat dari tiap – tiap ciri ini dapat dipasang pada sebuah kontinuum dengan menggunakan kuestioner yang diisi oleh para anggota perusahaan(biasanya para manajer). Angka rata- rata dari setiap kategori jawaban kemudian dihitung dan dipasang untuk menghasilkan profil organisasi.
Untuk mendiagnosis sampai seberapa jauh organisasi tertentu mendekati struktur Sistem 4, Likert telah merancang kuestioner yang terdiri dari 51 pertanyaan yang diisi oleh para karyawan organisasi. Para karyawan menunjukkan persepsi mereka mengenai sampai seberapa jauh ciri – ciri yang ditentukan dalam organisasi sistem 4 terdapat dalam organsisasi mereka sendiri.
Dengan menggunakan kepemimpinan yang suportif yang berorientasi kepada kelompok dan kesamaan wewenang untuk menetapkan tujuan, melaksanakan pengendalian, dan mengambil keputusan, maka biasanya akan tercapai pendapatan dan efisiensi yang lebih tinggi.
Untuk mendapatkan indikasi tertentu mengenai pengaruh yang kekal dari sesi pelatihan dan untuk mengukur kemajuan ke arah pengembangan organisasi Sistem 4, para manajer mengisi kuestioner tentang profil organisasi sebelum mengisi sesi pelatihan dan lagi sesudah 4 bulan kemudian. Di sini tidak ada kelompok pengendali.
Jelaslah tidak ada kelompok pengendali membatasi analisis dan hasilnya harus dinilai dengan cara lain seperti pengamatan dan perilaku yang sebenarnya di tempat pekerjaa. Dengan diketahuinya keterbatasan ini, perbedaan antara ukuran sebelum dan sesudahnya menunjukkan bahwa ada kemajuan kea rah organisasi Sistem 4 dan bahwa kemajuan ini dipermudah oleh metodologi pelatihan. Jadi perilaku yang telah dipelajari dalam sesi pelatihan itu nampaknya telah menjadi bagian dari struktur organisasi.
3.      Teknologi Disain MAPS (Multivariate Analysis, Participation and Structure
a.       MAPS berusaha menerapkan teori – teori manusiawi mengenai motivasi untuk menciptakan struktur organisasi. Struktur organisasi dapat di disain (atau diredisain) dengan melakukan langkah – langkah berikut : Mendiagnosis organisasi untuk menentukan apakah struktur organisasi itu merupakan sebab dari persoalan mengenai hasil karya
b.      Menentukan focus atau target dari usaha perubahan, menentukan apakah struktur organisasi seluruhnya harus dirubah dan dikembangkan
c.       Merinci sasaran yang harus dicapai oleh organisasi itu
d.      Mencocokkan pendekatan MAPS dengan persoalan yang didiagnosis.
e.       Menyusun kuestioner yang merinci berbagai macam tugas khusus yang harus dicapai oleh organisasi
f.       Melakukan semua kuestioner kepada semua anggota dari target organisasi
g.      Menganalisis data kuestioner lewat statistik yang beraneka macam variasinya
h.      Memilih serangkaian kelompok khusus dari tugas dan orang
i.        Melaksanakan serangkaian kelompok yang terpilih.
j.        Memonitor seluruh proses pelaksanaan
k.      Mengevaluasi hasil yang dicapai
l.        Mendiagnosis kembali struktur baru

Teknologi disain MAPS adalah perkembangan yang relative baru dalam pengembangan organisasi. Penerapan yang dilaporkan pertama adalah redisain dari struktur departemental dari sebuah universitas.

METODE PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN SIKAP

Pengembangan keterampilan dan sikap memerlukan program pelatihan yang dilaksanakan secara berkala atau terus menerus. Program ini di desain untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para peserta ke arah pekerjaan dan organisasi mereka.
a.       Pelatihan di tempat kerja (on the job training)
Dari segi pandangan ekonomis, pelatihan di tempat pekerjaan itu paling baik karena karyawan tetap berproduksi selama mereka mengikuti pelatihan. Namun demikian ada juga beberapa kekurangannya dalam pelatihan di tempat pekerjaan.
Pertama mungkin para karyawan ditempatkan dalam situasi yang penuh tekanan sebelum mereka mempelajari pekerjaan. Kedua lapangan tempat orang itu dilatih seringkali sangat ramai. Ada dua metode pelatihan di tempat kerja yaitu :
1)      Pelatihan Instruksi Pekerjaan
Tipe pelatihan ini paling cocok bagi pekerjaan yang mengandung isi khusus. Variasi mengenai program ini di Universitas dalam menyiapkan kandidat doctoral untuk untuk karir mengajar dan riset di rumah sakit dalam menyiapkan para perawat untuk menjalakan tugas baru
2)      Dewan Eksekutif Yunior
Eksekutif Yunior dapat membantu sebuah panitia atau dewan yunior yang sedang mempertimbangkan sesuatu keputusan penting mengenai perencanaan investasiatau perencanaan personalia. Sebenarnya manajemen mengajar trainee dan menentukan kemampuan trainee untuk menanggulangi persoalan penting
b.      Pelatihan di Luar Tempat Kerja
Beberapa keuntungan dari pelatihan di luar tempat pekerjaan adalah :
1)        Menjauhkan para eksekutif dari tekanan tugas dan pekerjaan
2)        Memberi tantangan kepada para eksekutif untuk mengembangkan diri mereka
3)        Memberikan sumber pengetahuan dan sumber bahan staf pengajar perguruan tinggi, teman eksekutif dan kepustakaan
Beberapa metode pelatihan di luar tempat kerja :
1)      Metode Kuliah
Daya Tarik utama dari metode kuliah adalah kesederhanaannya dan pengendalian yang dianggap diberikan kepada pelatih.
2)      Pendekatan Diskusi atau Konferensi
Metode ini memberikan kesempatan kepada partisipan untuk bertukar pikiran dan pengumpulan kembali pengalaman. Peran partisipan relative pasif dalam metode kuliah, sedangkan dalam kelompok diskusi para trainer mempunyai banyak kesempatan untukberpartisipasi.
3)      Metode Studi Kasus dan Metode Bermain Peran
Dalam metode ini, para trainer diminta berpartisipasi aktif dalam studi kasus. Dasar pemikirannya adalah bahwa pada metode bermain peran, para partisipan dapat benar – benar “merasakan” apakah yang sebenarnya terjadi dalam kasus itu.

METODE PENGEMBANGAN PERILAKU

Perilaku dalam kelompok, antar kelompok, kelompok individual, dan individu seringkali dibaurkan dengan proses emosional dan perseptual yang ikut campur dalam berfungsinya organisasi secara efektif, maka untuk menanganinya ada beberapa metode yang digunakan antara lain :
a.       Kisi Manajerial
Program kisi manajerial didasarkan pada suatu konseptualisasi dari gaya khusus dari perilaku kepemimpinan. Seluruh program itu terdiri dari enam fase yang berturut – turut dilaksanakan selama periode tiga sampai lima tahun, yakni :
1)      Pelatihan Seminar – Laboratorium
2)      Pengembangan di Dalam Kelompok
3)      Pengembangan Antar Kelompok
4)      Penetapan Tujuan Keorganisasian
5)      Pencapaian Tujuan
6)      Stabilisasi
b.      Pembentukan Tim
Perilaku kelompok dapat dikembangkan untuk melakukan pekerjaan secara lebih efektif lewat suatu teknik intervensi yang dinamakan pembentukan tim. Pembentukan tim efektif juga apabila kita sedang membentuk kelompok baru, kelompok itu mempunyai karakteristik tertentu yang harus diatasi misalnya :
1)      Terjadi kekacauan mengenai peran dan hubungan
2)      Para anggota mempunyai pengertian yang cukup jelas mengenai tujuan jangka pendek
3)      Para anggota mempunyai kemampuan teknis yang menyebabkan mereka ditempatkan dalam tim
4)      Seringkali para anggota menaruh perhatian yang lebih banyak pada tugas tim daripada kepada hubungan antara para anggota tim
c.       Perencanaan Kehidupan
Perencanaan kehidupan dan pengembangan menyangkut suatu proses intervensi yang mendorong orang untuk memusatkan perhatiannya kepada statusnya pada waktu lalu, sekarang dan yang akan datang. Proses itu akan memungkinkan orang mempertimbangkan hal – hal berikut :
1)      Penilaian mengenai kehidupan seseorang pada waktu sekarang
2)      Perumusan tujuan yang akan datang
3)      Penyusunan rencana
d.      Pelatihan kepekaan
Metode pengembangan ini yang diperkenalkan sangat gencar memusatkan perhatian pada individu dan persoalan individu-kelompok. “Kepekaan” dalam konteks ini berarti peka terhadap diri sendiri dan peka terhadap hubungan diri sendiri dan orang lain.
Para ahli Pengembangan Organisasi sekarang ini berpendapat bahwa walaupun pelatihan kepekaan mempunyai pengaruh yang penting terhadap sebagian besar partisipan.

TINJAUAN UMUM

Untuk menekankan keputusan penting yang harus diambil oleh para manajer maka harus diperhatikan hal – hal berikut :
a.       Kekuatan bagi perubahan
b.      Mengakui adanya kebutuhan akan perubahan
c.       Mendiagnosis persoalan
d.      Mengakui adanya kondisi yang membatasi
e.       Memilih metode
f.       Melaksanakan metode
g.      Mengevaluasi metode

Kasus untuk dianalis

Perusahaan saga administrative corporation didiraan tahun 1940-an untuk memberi pelayanan makanan pada universitas dan lembaga lain. Organisasi dari perusahaan itu berdasarkan ini territorial para manajer pelayaanan makanan pada lembaga melapor kepada manajer distik yang seterusnya melapor kepada manajeman regional.
Wakil presiden dari pelayanan makan,yang terletak di meno park,California,bertanggung jawab bagi operasi pelayanan makanan dam mempunyai wewenang tertinggi untuk mengambil keputusan mengenai pelayanan makanan. Peluasan yang cepat dari perusahaan itu menyebabka kebodohan dalam cara kerja saga. Filsafat dari kedua dewan pengurus mencerminkan filsafat dari perusahaan pada dasarnya fisafat itu menyatakan bahwa”cara saga” adalah untuk memakmurkan dengan memajukan dalam perusahaan rasa hormat bagi martabat tiap-tiap karyawan dan dengan merangsang jiwa wiraswata.
Para karyawan di seluruh organisasi harus mempunyai banyak inisiatif dan melakukan tindakan yang bebas. Sebagai tanggapan atas pandangan mereka sendiri mengenai situasu dan hasil dari penelitian sikap.

BAB 21

ORGANISASI: PERILAKU,STRUKTUR,PROSES ORANG DALAM ORGANISASI

Orang yang melaksanakan pekerjaan dalam organisasi,bukanlah hal yang baru. Tetapi,apa yang relative baru adalah bahwa kita ini akhirnya menjadi lebih ilmiah dalam studi kita mengenai orang di dalam organisasi. Pentingnya dan penggunaan pendekatan ilmiah telah diperkenalkan dalam setiap bab di buku ini.
Pendekatan ilmiah terhadap studi tentang orang dalam organisasi adalah hasil dari factor-faktor seperti (1) Kebutuhan para manajer akan pendapat yang tidak terlalu sederhana dan intutif untuk mengambil keputusan dan memecahkan persoalan, (2)sumbangan dari beberapa disiplin keperluan, (3) kecenderungan menjayhi filsafat”satu-cara-terbaik” dan peraturan tentang orang dan lebih menuju kea rah pendekatan yang lebih berdasarkan kontingensi,dan (4) pergeseran dalam lingkungan politik,ekonomi,internasional,dan persaingan dimana organisasi berusaha untuk dapat hidup terus.

MANAJEMEN: TEORISASI, PENELITI DAN PRAKTISI

Manejer sekarang ini diharapkan untuk mengetahui dan menggunakan teori,memahami hasil riset yang relevan,dan menerapkan teknik yang dapat bekerja. Mereka harus mendiagnosis hal-hal seperti peresepsi,perilaku,norma kelompok, konflik antar kelompok, tidak memenuhi permintaan, kreativitas dan lain – lain
Para manajer harus melakukan tugas diagnostic mereka dalam lingkungan keorganisasian yang kadang-kadang bergolak,tidak jelas dan tidak peka.
Hasil riset menunjukan bahwa para manajer :
1.      Bekerja ber jam-jam lamanya
2.      Luar biasa sibuk
3.      Melaksanakan pekerjaan yang terpotong-potong
4.      Mempunyai banyak tugas yang dilaksanakan
Seorang manajer yang diuraikan diatas itu dipaksa keras untuk menjadi seorang ahli teori,ahli filsafat,ahli praktek dan ahli diagnosttik.
Banyak diantara teori,hasil riset,dan penerapan praktis yang diperiksa,digunakan,dan dimodifiaksi oleh para manajer,telah berkembang dari disiplin keperi-lakuan.
Studi tentang perilaku,sikapdan prestasi manusia di lingkungan keorganisasiab menarik teori mode dan prinsip dari disiplin-disiplin seperti psikologi,sosiologi,dan antropologi budaya untuk mempelajari peresepsi,nilai,kemampuan belajar, dan tindakan karyawan yang sedang bekerja dalam kelompok dan di dalam seluruh organisai,menganalisis pengaruh lingkungan ekstern terhadap organisai.
Pengintergrasian dari ilmu-ilmu keperilakuan ke dalam OB mempunyai nilai penting bagi para manajemen praktek. Perilaku Keorganisasian (OB) memberikan kepada mereka terori,riset dan teknik yang dapat mereka gunakan dalam modifikasi dalam konteks kelam.
Keunggulan tema kontinagensi menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang sederhana yang diterima umum. Ada penjelasan sederhana yang dapat memberikan sedikir kketerangan mengai orang dalam organisasi,tetapi penjelasan itu sering kali tidak lengkap. Misalnya teori ciri mengenai kepempinan memberi penjelasan ringkas,tetapi dipandang tidak realistis dan tidak meramalkan. Sebaga gantinya telah muncul beberapa teoori kepempinan yang lebih rumit.
Kecenderungan menjadi jawaban yang sederhana menuju kearah jawaban yang lebih rumit ditemukan dalam setiap analisis-individual,kelompok,dan keoranisasian dan ditemukan juga bagi kebanyakan jduul perilaku keorganisaisan,mulai dari persepsi individual kepada penetapan tujuan,sapai kepada pembentukan team dan perencanaan karir.
Sayangnya ini merupakan keputusan yang diambil oleh terlalu banyak manajemen. Karena itu, para manajer dalam banyak hal telah menolak untuk mengizinkan pengujian teori dan model inni dalam organisai mereka.
Pendekatan itu dapat diperjelas dengan :
1.      Lingkungan
Pada zaman inflasiini,zaman konflik internasional,memuncaknya persaingan luar negri,dan bertambahnya perhatian terhadap kualitas hidup,para manajer mencari pengertian an jawaban yang lebih baik terhadap persoalan yang mereka hadapi.
Pergeseran kekuatan linkungan ini telah menyebabkan bertambahnya minat dalam jenis-jenis judu lingkungan yang dibahas, Selai itu semakin lama semakin banyak ornaisasi yang secara ilmiah memonitiir kekuatan lingkungan. Memonitir ini meberikan sumber informasi yang sangat diperlukan untuk mengadapak perubahan di dalam organisai.
Sekarang para manajemen menyadari bahwa kekuatan lingkungan mempengaruhi fungsi intern dari suaru organisasi individu,kelompok,dan sstem seluruhnya. Orang menerima tesis bahwaa keuatan yan berlipat ganda dan saling mempengaruhi bersama-sama menimbulkan perilaku orang,kelompok,dan organisai. Namun bagaimana sifat kualitas ini yang sebenarnya berjumbah jelas.
1.      Teori
Teori yang durumuskan dengan jelas yang relevan bagi prakter manajerial perlu dikembangkan lebih lengkap lagi untuk memahami karakterristik individu,kelompok dan organisasi. Teori-teori ini harus ssaling berkaitan secara logis, menggunakan bahasa manajerialharus dapat diuji,dan harus memiliki hubungan umum secara logis antara susunan yang satu dengan yang lain. Terori-teori harus mencangkup sifat masyarakat,angkatan kerja,dan konisi ekonomis yang selalu berubah-ubah.
Misalnya, hirarki kebutuhan Maslow mempunyai daya tarik yang berdasarkan pemikiran sehat,tetapi apakah hirarki kebutuhan terserbut berlaku bagi jkaryawan wanita,berkulit hitam yang cacat jasmaninta, manajer terlalu banyak pekerjaan dan karyawan dan karyawa dalam pekerjaan yang berbahaya. Hal itu mungkin,jika ada usaha yang lebih banyak untuk memperluas budang dari suaru teori tanpa menambah banyak jargonnya. Kejelasanpengkajian harus merupakan kriterium dalam mengembangkan teori dalam bidah perilaku keorganisasian.
2.      Sejarah
Kami mengusulkan supaya kita menaruh perhatian yang lebih banyak kepada sejarah organisasi. Cara ekerja organisasi sekarng ini dan akan bekerja besok sangat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa pada masa yang lalu.
Kita perlu meninjau lebih dekat lagi tindakan dari para manajer pentin dan para pemimpin,bagaimana mengambil keputusan mengenai kebijakan strategis,bagaimana para manajer menanggapi berbagai macam krisis,dan keterampilan apakah yang kelihatannya sangat berharga dalam memecahkan persoalan.
Kelihatannya ada keengganan untuk memeriksa sekedarnya sejarah, dan apa yan belum dijelaskan mengenai bagaimana organisasi itu menjadi seperti yang sekarang ini. Kita sanga memerlukan cabang sejarah dalam bidang perilaku keoanisasian seperti halnya kita memerlukan orientasi teoretis, riset.
3.      Pengukur
Teknik pengukuran bagi penelitian perilaku dan pengujian teori peru ditingkatkan. Survei yang hanya didasarkan ada laporan mengenai diri sendiri sangat diragukan dan tidak disarankan. Sekarang kita mempunyai kemampuan teoretis dan statis untuk mengembangkan teknik yang lebih absah,lebih dapat dipercaya,dan lebih praktis daripada survey berdasarkan laporan mengenai diri sendiri.
Kita memerlukan orang-orang untuk bekerja dalam bidang pengkurang yang bekerja bersama dengan para manajer sehingga dapat dikembangkan prosedur pengukuran yang tidak hanya memiliki kekuatan prikometris.
4.      Biaya versus keuntungan
Biaya versus keuntungan ekonomis dan psikologis dari teknik seperti penetapan biaya tujuan,pelatihan kepemimpinan,penetapan jalur kiri,pemekayaan pekerjaan,dan struktur keorganisasian matriks perlu dievaluasi secara seius. Beberapa penelitian pun memperkirakan biaya teknik semacam itu.
5.      Hubungan Keterangan
Untuk memahami pentingnya ketegangan dalam pekerjaan dalam masyarakat inustri kita harus menganalisis konsep ketegangan dan mengevaluasinya dari segi pengaruhnya.
Banyak di antara riset ketegangan yang ada gagal untuk meligat interkasi dari keterangan dalam pekerjaa dan ketegangan di luar pekerjaan.
6.      Pelatihan dan pengembangan
Para manajer perlu dilatih untuk mengenali kontingensi yang penting dan tanggapan yang tepat.Para manajer perlu dilatih dalam keterampilan memecahkan persoalan dan mengambil keputusan dan memanfaatkan sumber-sumber keorganisasian se-efisien mungkin. Jika para manajer tidak mendapatkan pelatihan yang memadai maka ada bahaya besar tujuan tidak akan tercapai.
7.      Mempelajari praktek manajemen luar negri
Perkembangan dan pertumbuhan ekonomis dan bangsa-banngsa seperti jepang,jerman barat,dan Australia adalah hasil dari banyak factor seprti kebijakan pemerintah,perjanjian erdagangan yang menguntungkan dengan bangsa-bangsa lain.perencanaan dan peramalan yang tepat,dan praktek manajerial yang efektif.
Dalam bidang perilaku keorganisasian kita perlu belajar dari pengalaman organisasi lain di Negara lain maupun dalam organisasi dalam negeri. Beberapa perusahaan amerika telah mulai mencobaan teknik manajemen gaya jepang. Yang diperlukan sekarang ini adalah analisis yang saksama dan berjangka panjang dengan percobaan ini,ada perbedaan besar dalam system ekonomi dan politik dan kebudayaan bangsa-bangsa.
Penelitian wanita dan minoritas
Tak dapat disangkal bahwa sekarang ini terdapat salah pengertian yang relative tentang wanita dan minoritas yang bekerja sebagai manajer dalam organisasi. Yang diperrlukan sekarang ini adalah penelitian yang sehat dan ilmiah,mengenai laki-laki wanita dan kulit hitam. Dan lain-lain yang menjalankan pekerjaan manajerial dalam lingkungan keorganiasian.
Kita memerlukan data yang dapat dipercaya dan yang abash untuk memeriksa yang tidak diucapkan,dan pendapat perseorangan harus digatikan dengan riset komparatif yang bersandr pada prosedur ilmiah. Ini hanyalah sedikit dari bidang-bidang yang menarik dan perlu dirisaukan.
Tugas dari ahli riset adalah mendisain sebuah eksperimen yang memungkinkan penilaia tingkat sampai seberapakah program itu mempengaruho hasil karya para supervisor. Dan beberapa simbol yang dikenal :
S = Subjek,supervisor yang ikut serta dalam eksperimen
O = Observasi dan alat pengukur yang digunakan oleh orang yang meriset.
X = Penanganan eksperimental
R = Proses pengambilan acak
1.      Desain pretest-Posttest dari satu-kelompok
Desain yanag lalu dapat dinaikkan dengan mula-mula mengumpulakan data hasil dari karya supervisor,yang mengadakan program pelatihan,dan kemudian mengukur kembali hasil karya mereka.
Ada banyak factor yang dapat mengacaukan hasil yang diperoleh dari disain ini,misalnya anggaplah telah dipasang peralatan baru.
Ini dapat menjelaskan perbedaan dalam angka hasil karya. Jadi, sebuah factor sejarah mungkin mempengaruhi hasil kita. Ada banyak sekali factor lain yang dpat mempengaruhi hasil ini.Setiap factor ini memberi penjelasan lain bagi perubahan dalam hasil karya daripada program pelatihan.
2.      Desain perbandingan kelompok statis
Dalam desain ini separoh dari para supervisor dibolehkan mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan.Setelah pendaftar mencapai 50 persen dari para supervisor, maka program pelatihan akan segera dimulai.
Sesudah perode tertentu kelompok supervisor yang mengikuti program dibandingkan dengan mereka yang akan mengikuti. Karena para supervisor itu tidak ditugaskan secara random kepada setiap kelompok, maka besar sekali kemunhkinannya bahwa kelompok yang mengikuti program itu adalah para supervisor yang sangat tinggi motivasinya.
3.      Desain pretest-posttest dari kelompok kendali
Desain ini adalah salah satu dari bentuk yang paling sederhana dari eksperimentasi yang sebenarnya yang digunakan dalam penelitian perilaku manusia.
Desain ini mirip dengan desain pretest-posttest dari satu kelompok,kecuali ditugaskan secara random kepada dua kelompok tersebut. Kelompok manakah yang harus menerima penelitian dan manakah yang tidak ditentukan secara random.
Dua kelompok itu dapat dikatakan sama pada waktu observasi pemulaan,dan pada waktu diadakan itu dapat dikaitkan sebagai pemulaan,dan pada waktu diadakan observasi terakhir,dan hanya berbeda dalam hal bahwa suatu kelompok.
Kelemahan utama dari disain kelompok pengedali adalah kelemahan interaksi dimana para peserta menyadari bahwa mereka ikut serta dalam suatu eksperimen.
4.      Desain Posttest-Saja dari kelompok pengendali
Dalam desain ini,para partisipan ditugaskan secara random ke dalam dua kelompok, pelatihan dilaksanakan pada satu kelompok,dan angka-angka dari posttest dibandingkan hasil karya dievaluasi. Ini menyingkirkan persoalan dari desain yang lalu dengan tidak menyelenggarakan pretest.
Tetapi variabel yang tidak bebas adalah ukuran prestasi yang terakhir dan bukan yang relative. Peneliti juga tidak mempunyai suatu kelompok yang telah dipretest dan diposttest tanpa menerima perlakuan eksperimental. Kelompok semacam itu dapat memberi informasi yang sangat berharga mengenai pengaruh dari sejarah,pematangan,instrumentasi dan sebagainya.
5.      Desain Empat-Kelompok dari solom
Jika keuntungan atau perubahan dalam perilaku adalah variabel bebas yang diinginkan maka desain ini harus digunakan. Desain ini adalah yang paling diperlukan di semua desain dari hasil yang tidak sah,namun desain ini memungkinkan kita untuk memperkirakan besarnya pengaruh dari beberapa sumber kesalahan.
1.      Glenn Taylor
Glenn Taylor, berusia 50 tahun menduduki posisi wakil presiden urusan keuangan dan pemeriksaan dari perusahaan Sage Electroncs Company. Sage adalah perusahaan elektronika besar dan menguntungkan yang memproduksi terkemuka.
Mr. Taylor telah bekerja di perusahaan itu selama 10 tahun sebagai asisten bendaharawan. Sebelum memasuki Sage ia empunyai karir yang sangat suskes dalam bidang akunting public. Sebenarnya sage merupakan salah satu pelangannya ketika ia bekerja pada perusahaan yang sangat besar. Pekerjaan Taylor sage sangat mengesankan, dan james johndon,presiden sage,memandang dia sebagai salah seorang yang paling mampu dalam manajemen puncak.
Glenn Taylor telah menyerahi taylor peranan yang penting dalam perkembangan yang cepat serta keberhasilan dari perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir ini Sage telah membeli beberapa perusahaan, dan taylor memegang peranan penting dalam merundingkan syarat-syarat pembeliannya.
Sistem mencakup program manajemen berdasarkan sasaran dan system perencanaan laba jangka panjang dan jangka pendek yang meliputi penganggaran penjualan dan pengeluaran yang digunakan untuk keperluan pengendalian. Sistem-sistem ini beberapa tahun yang lalu,taylor telah merancang system itu untuk digunakan oleh para manajer lini atas oerminaatn james Johnson,yang memperkejakannya pada pertamakalinya.
Glenn Taylor dilahirkan dan dibesarkan dalam kepercayaan presbiterial. Ia memandang diri sendiri sebagai seorang yang sangat taat beragama,dan berusaha mempraktekkan prinsip-prinsip agama di dalam bisnis. Teman-teman bisnisnya menghormati moralnya yang tinggi dan standar etiknya yang tinggi dan pendiriiannya untuk bermain jujur.
2.      Dick Spencer
Apabila teman-teman lama saling bertemu untuk minum-minum,maka biasanya mereka berkelakar dan berbincang-bincang mengenai pengalaman mereka. Begitupula sewaktu beberapa orang guru besar Universitas dan Dick Spener, seorang bekas mahasiswa yang sekarang menjadi pedagang yang sukses.
Mererka saling bertemu,berkelakar dan kemudian pembicaraan beralih pada kehidupan Dick sbagai wakil presiden dari sebuah perusahaan manufaktur besae. Spencer adalah manajer pabrik dari perusahaan Madrow Company,sebuah cabang perusahaan di kanada dari perusahaan Tri-American Corporation, sebuah cabang perusahaan di Kanada. Tri-American adalah produsen besar dari almunium dasar dengan pekerjaan yang terpadu,mulai dari tambahan bauksit elewati pemrosesan sampai kepada pembuatan almunium menjadi berbagai macam produk.

DAFTAR ISTILAH

·         Accomodation stage socialization (tahap akomodasi dari sosialisasi). Kegiatan sosialisasi yang dilakukan atau dialami sesudah orang menerima pekerjaan atau memasuki suatu oranisasi.
·         Anticipator stage socialization (tahap persiapan dari sosialisasi).
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan atau dialami sebelum orang menerima pekerjaan atau memasuki organisasi.
·         Attribution leadership theory (teorikepemimpinan atribusi).
Sebuah teori mengenai kaitan antara persepsi individual dan perilaku interpersonal. Teori tersebut menyarankan bahwa pemahaman dan peramalan bagaimana orang akan bereaksi terhadap peristiwa di sekitar mereka diperluas menjadi pengetahuan tentang penjelasan sebab akibat dari peristiwa tersebut.
·         Boundary spanning role (peran penghubung). Peran orang yang harus menghubungkan dua sistem yang berbeda - beda, biasanya sebuah organisasi dan bagian tertentu dari lingkungannya.
·         Bureaucratic theory (teori birokratis).
Teori yang dikembangkan oleh Max Weber yang mendefinisikan karakterisktik dari sebuah organisasi yang memaksimumkan stabilitas dan dapat dikendalikan para anggotanya. Bentuk ideal dari birokrasi adala suatu organisasi yang mengandung semua unsur sampai tingkat yang tinggi.
·         Centralization (sentralisasi). Sebuah dimensi dari struktur organisasi yang berhubungan dengan luasnya wewenang untuk mengambil keputusan yang tetap dipertahankan ole manajemen puncak.
·         Communication (komunikasi).
Penyampaian informasi dan pengertian lewat penggunaan tanda – tanda umum.
·         Decentralization (desentralisasi).
Mendorong kekuasaan mengambil keputusan sampai kepada enjang manajerial yang paling rendah. Ini mencakup pelimpahan wewenang pengambil keputusan.
·         Decisions (keputusan).
Keputusan adalah mekanisme keorganisasian untuk berusaha mencapai keadaan yang diinginkan. Keputusan adalah sebuah tanggapan terhadap persoalan.
·         Downward communication (komunikasi ke bawah).
Komunikasi ke bawah mengalir dari orang – orang di enang tinggi dari struktur organisasi kepada mereka pada jenjang yang lebih rendah.
·         Encoding ( menyusun sandi atau menyandi).
Ini adalah pengubahan gagasan oleh komunikator menjadi pesan yang mudah dimengerti.
·         Equity theory of motivation ( Teori ekuitas dan motivasi).
Sebuah teori yang memeriksa kepincangan dalam diri orang setelah orang itu membandingkan rasio input/outputnya dengan orang referensi.
·         Horizontal communication (komunikasi horizontal).
Terjadi apabila komunikator dan penerima berasa di jenjang yang sama dalam organisasi.
·         Job Analysis ( analisis pekerjaan).
Uraian tentang satu pekerjaan itu berbeda dari pekerjaan yang lain dari segi tuntutan, kegiatan, dan keterampilan yang di perlukan.
·         Job Content (isi pekerjaan).
Persepsi mengenai factor-faktor yang menentukan sifat umum dari sebuah pekerjaan.
·         Job enlargement (perluasan pekeraan).
Tindakan administrasi yang meliputi menambahkan jajaran pekerjaan. Dianggap bahwa tindakan ini akan menghasilkan prestasi yang lebih baik dan angkatan kerja yang lebih puas.
·         Job enrichment ( Pemerkayaan pekerjaan).
Sebuah pendekatan yang dikembangkan oleh Hertzberg yang berusaha meningkatkan efisiensi tugas dan kepuasan manusia dengan memberikan jangkauan pekerjaan yang lebih luas.
·         MBO (manajemen berdasarkan sasaran).
Sebuah proses yang memerinci bahwa atasan dan bawahan akan bersama sama menetapkan tujuan untuk periode waktu tertenu dan kemudian bertemu lagi ntuk mengevaluasi hasil karya bawahan dari segi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.














DAFTAR PUSTAKA

Gibson, dkk. (1992). Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Penerbit Erlangga

Persalinan Caesarku

🌷🌷🌷 Assalamualaikum wr wb.. ini adalah pengalaman persalinanku, semoga dapat diambil hikmahnya😇 Minggu 31 Juli jam 3 Pagi Jam 3 pagi kel...