Tugas Individu Mata
Kuliah Bimbingan Dan Konseling
Nama : Ai Kokoy
Koyyimah Kelas A Pendiidkan Akuntansi
PISA
: CERMIN UNTUK MEMPERBAIKI SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA
DAN
MEMAHAMI HAKIKAT KESUSKSESAN
Pendidikan merupakan hal yang
penting dalam kehidupan, dengan pendidikan kita memiliki ilmu untuk menjalani
kehidupan, dan bangsa yang berpendidikan mampu memajukan negaranya. Maka
Indonesia harus optimis memajukan pendidikannya, sebab pendidikan adalah salah
satu indikator kemajuan suatu bangsa. Sehubungan dengan itu, Indonesia terus
berupaya memajukan pendidikan, dan sering berpartisipasi dalam kancah
internasional, salah satunya adalah mengikuti PISA.
PISA merupakan singkatan dari
Programme for International Student Assessment yaitu program penilaian siswa
internasional yang diinisasi oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation
and Development) untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh
dunia. Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak, untuk
mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar yaitu membaca, matematika dan sains
dengan satu fokus mata pelajaran yang diujikan setiap tahun penyelenggaraan
PISA.
Fokus mata pelajaran yang diujikan pada penyelenggaraan PISA 2015 adalah sains.
PISA mengukur apa yang diketahui
siswa dan apa yang dapat dia lakukan (aplikasi) dengan pengetahuannya.
PISA menilai sejauh mana siswa telah memperoleh pengetahuan
dan keterampilan kunci yang penting untuk partisipasi penuh dalam masyarakat
modern. Asumsi yang mendasari pengujian PISA adalah bahwa "ekonomi modern memberi penghargaan kepada individu bukan untuk
apa yang mereka ketahui, tapi untuk apa yang dapat mereka lakukan dengan apa
yang mereka ketahui". (www.thejakartapost.com).
Indonesia mulai berpartisipasi pada
tahun 2000. Sejak berpartisipasi dalam PISA, pendidikan
Indonesia umumnya dalam hal sains, telah melalui transformasi luar biasa yang
dapat mengukuhkan landasan bagi pencapaian kesejahteraan dan pembangunan
berkelanjutan. Pada
tahun 2015 ada 72 negara yang berpartisipasi dalam PISA..
Lima negara teratas dalam peringkat
PISA adalah Singapura, Jepang, Estonia, China Taipei dan Finlandia. Sementara
Indonesia pada tahun 2015 berada pada peringkat 62 dari 72 negara.
Sejak
tahun 2000, pendidikan Indonesia telah berkembang cukup pesat di seluruh aspek
keterampilan yang diujikan dalam PISA (sains. matematika dan membaca), terutama
peningkatan capaian 2012 – 2015. Indonesia menjadi negara tercepat ke empat
dalam hal kenaikan pencapaian murid secara menyeluru yaitu sebesar 22,1 poin
yang mencerminkan perbaikan sistem pendidikannya.
Cakupan
sampling murid – murid Indonesia usia 15 tahun yang bersekolah secara formal
dan masuk kualifikasi dalam uji PISA, terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang inklusif.
Data dari ACDP (Analytical and Capacity Development Partnership/Kemitraan untuk
Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan) memperlihatkan peningkatan
hasil pencapaian Indonesia di PISA antara tahun 2009 – 2015. Dapat dilihat
sebagai berikut :
.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kemdikbud, Totok Suprayitno (dalam kemdikbud.go.id) menyampaikan
bahwa peningkatan capaian Indonesia tahun 2015 cukup memberikan optimisme,
meskipun masih rendah dibanding rerata negara OECD. Bila laju peningkatan
capaian ini dapat dipertahankan, maka pada tahun 2030 capaian kita akan sama dengan
rerata OECD. Berdasar nilai rerata, terjadi peningkatan nilai PISA Indonesia di
tiga kompetensi yang diujikan. Peningkatan itu dapat terlihat pada :
1.
Kompetensi
sains, dari 382 poin pada tahun 2012 menjadi 403 poin di tahun 2015.
2.
Kompetensi
matematika meningkat dari 375 poin di tahun 2012 menjadi 386 poin di tahun
2015.
3.
Kompetensi
membaca dari 396 di tahun 2012 menjadi 397 poin di tahun 2015.
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) merilis pencapaian nilai PISA, tahun 2015 ini
menunjukkan kenaikan pencapaian pendidikan di Indonesia yang signifikan yaitu
sebesar 22,1 poin. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir
Effendy mengungkapkan, peningkatan capaian anak-anak kita patut diapresiasi dan
membangkitkan optimisme nasional, tapi jangan lupa masih banyak PR untuk terus
meningkatkan mutu pendidikan karena capaian masih di bawah rerata negara-negara
OECD.
Meskipun pada PISA 2015 Indonesia mengalami peningkatan,
namun peringkatnya masih berada di posisi sepuluh terrendah. Hal tersebut
ternyata disebabkan karena kendala – kendala sebagai berikut :
1.
Mutu
pendidikan dasar dan menengah yang masih rendah
Mutu pendidikan yang
masih rendah ini dapat dilihat pada beberapa indikator berikut :
a. Kurangnya
penerapan prosedur ilmiah dalam pembelajaran
Berdasarkan
hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dalam
www.pikiran-rakyat.com menunjukkan
siswa Indonesia berada pada ranking 36 dari 49 negara dalam hal melakukan
prosedur ilmiah.
b. Kualitas pembelajaran matematika
masih rendah.
Hasil
laporan TIMSS dan PISA yang menunjukkan rendahnya kemampuan matematika siswa
Indonesia.
c. Budaya literasi(minat membaca) pelajar
Indonesia yang masih kurang.
2.
Kendala
dalam input dan proses pendidikan
Kurangnya
ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan, fasilitas pembelajaran yang tidak tersedia atau
penggunaan fasilitas yang tidak efisien menghambat perkembangan
potensi peserta didik. Kendala dalam
proses pendidikan diantaranya penerapan kurikulum yang
tidak dikelola dengan baik sehingga
proses pembelajaran menjadi tidak efektif.
Solusi untuk permasalahan diatas diantaranya membiasakan
penerapan prosedur ilmiah dalam setiap pembelajaran. Selain itu, kualitas pembelajaran matematika
yang rendah dapat diatasi dengan menerapkan suatu media pembelajaran matematika
yang efisien. Salah satu solusinya adalah software GeoGebra. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media software GeoGebra dapat meningkatkan
kemampuan representasi matematis siswa pada materi sistem persamaan linier dua
variabel (SPLDV). Sementara itu, minat membaca dapat ditingkatkan dengan
mewajibkan siswa untuk membiasakan membaca buku minimal satu bulan siswa
menyelesaikan dua buku.
Sedangkan kendala dalam input dan proses pendidikan diatasi dengan : pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem
penilaian, meningkatkan kapasitas profesi pendidik, memperbaiki dan
melengkapi sarana
dan prasarana pembelajaran
dan mengembangkan pendidikan
kecakapan hidup.
Sebab sekolah dasar dan menengah harus membekali siswa dengan kemampuan
berpikir analitis dan kritis. Setelah itu perlu diadakan bimbingan teknis pasca evaluasi
hasil belajar. Seperti yang dilaksanakan oleh Dirjend Pembinaan SMA, Ditjend
Kemdikbud RI untuk mempersiapkan guru dan siswa menghadapi survei PISA yang
terdiri dari 236 SMA/SMK melalui tes membaca, matematika dan sains. Menurut
Direktur Pembinaan SMA, Kemdikbud RI Ir. Harris Iskandar, Phd. mengungkapkan bahwa
guru harus mengurangi metode ceramah dalam mengajar kalau tidak bisa
ditinggalkan, minimal dikurangi.
Jika kita telaah, banyak sekali manfaat yang
dirasakn Indonesia setelah berpartisipasi dalam PISA, diantaranya :
1. PISA tidak hanya meneliti apa yang siswa ketahui
dalam sains, baca dan matematika, tapi apa yang dapat mereka lakukan dengan apa
yang mereka ketahui. Hasil dari
PISA menunjukkan kepada pendidik dan pembuat kebijakan tentang kualitas dan
kesetaraan hasil belajar yang dicapai di tempat lain, dan memungkinkan mereka
belajar dari kebijakan dan praktik yang diterapkan di negara lain.
(www.oecd.org)
2. Menjadi
solusi untuk perbaikan sistem pendidikan khususnya terkait matematika sains dan
literasi.
3. Menjadi
bahan evaluasi atau tolak ukur untuk pendidik dan peserta didik, metode belajar
apa sih yang cocok untuk pendidikan di Indonesia
4. Menjadi
ajang eksistensi bagi negara yang berpartisipasi
5. Mengakrabkan
dunia internasional, dengan gencarnya berbagai program yang merangkul negara –
negara di dunia maka hubungan negara dalam kancah internasional semakin baik
6. Menjadi
bahan motivasi dan inspirasi untuk terus memajukan pendidikan suatu negara.
Sementara itu, rencana program 2018 yang saya dapat dari www.oecd.org/pisa,
PISA 2018 akan menjadikan kompetensi membaca
sebagai fokusnya. Melek finansial adalah domain
tambahan yang juga akan dinilai di beberapa negara. Sekitar 80 negara akan berpartisipasi dalam PISA 2018 di
Kanada. Penilaian akan sepenuhnya berbasis
komputer. Semoga Indonesia dapat lebih meningkatkan prestasinya di
kancah internasional.
Pada intinya, hal yang terpenting dari PISA ini adalah
bagaimana kita mengambil pelajaran dan hikmah dari hasil PISA tersebut. Kita
harus terus meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kita harus tetap optimis
dan bekerja keras. Masalah peringkat Indonesia yang masih rendah jangan terlalu
manjadi beban pikiran, ada hikmah yang dapat saya ambil yang begitu luar biasa yakni
bahwa PISA tidak hanya mengukur apa yang diketahui siswa, namun juga menuntut apa
yang dapat siswa lakukan dengan pengetahuannya, PISA menilai sejauh mana siswa
telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan dalam kehidupan.
Dari sini saya paham bahwa hakikat suskes itu bukan sejauh mana ilmu yang
dituntut, namun sejauh manakah ilmu yang kita tuntut itu kita amalkan sehingga
dapat bermanfaat bagi orang lain.
DAFTAR
RUJUKAN
Acdp-Indonesia.
2015. Minat Baca Anak Indonesia Bermasalah. [online]
Hidayah, I, dkk. 2015. Kajian Kesiapan Guru
Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Dan IPA SMP Dalam Implementasi
Kurikulum 2013 di Kota Semarang. e-jurnal.com
Biologi Jp
Matematika dd 2015. [online]
Kemdikbud. 2016. Peringkat dan capaian Pisa Indonesia Mengalami Peningkatan [online]
Marini
Oktaria, M, dkk. 2016. Penggunaan Media Software GeoGebra untuk Meningkatkan Kemampuan
Representasi Matematis Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Litera April 2016.indd - Journal UNY. [online]
OECD. 2015. Keunggulan dan Ekuitas dalam Pendidikan. [online]
Pikiran-Rakyat. 2016. Indonesia's PISA results show need to use education resources more efficiently. [online]
Pisa. 2015. PISA 2015 Indonesia
[online]
The Jakartapost. 2016. Indonesias Pisa Results Show Need to Use Education Resources More
Efficiently. [online]
Wardono,
Kurniasih, A. 2015. Peningkatan Literasi Matematika Mahasiswa Melalui Pembelajaran Inovatif
Realistik E-Learning Edmodo Bermuatan Karakter Cerdas Kreatif Mandiri . e-jurnal.com Biologi Jp
Matematika dd 2015. [online]