Rabu, 07 Juni 2017

PISA : CERMIN UNTUK MEMPERBAIKI SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA DAN MEMAHAMI HAKIKAT KESUSKSESAN



Tugas Individu Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling
Nama : Ai Kokoy Koyyimah Kelas A Pendiidkan Akuntansi

PISA : CERMIN UNTUK MEMPERBAIKI SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA
DAN MEMAHAMI HAKIKAT KESUSKSESAN
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan, dengan pendidikan kita memiliki ilmu untuk menjalani kehidupan, dan bangsa yang berpendidikan mampu memajukan negaranya. Maka Indonesia harus optimis memajukan pendidikannya, sebab pendidikan adalah salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Sehubungan dengan itu, Indonesia terus berupaya memajukan pendidikan, dan sering berpartisipasi dalam kancah internasional, salah satunya adalah mengikuti PISA. 
PISA merupakan singkatan dari Programme for International Student Assessment yaitu program penilaian siswa internasional yang diinisasi oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak, untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar yaitu membaca, matematika dan sains dengan satu fokus mata pelajaran yang diujikan setiap tahun penyelenggaraan PISA. Fokus mata pelajaran yang diujikan pada penyelenggaraan PISA 2015 adalah sains. PISA mengukur apa yang diketahui siswa dan apa yang dapat dia lakukan (aplikasi) dengan pengetahuannya.
PISA menilai sejauh mana siswa telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan kunci yang penting untuk partisipasi penuh dalam masyarakat modern. Asumsi yang mendasari pengujian PISA adalah bahwa "ekonomi modern memberi penghargaan kepada individu bukan untuk apa yang mereka ketahui, tapi untuk apa yang dapat mereka lakukan dengan apa yang mereka ketahui". (www.thejakartapost.com).
Indonesia mulai berpartisipasi pada tahun 2000. Sejak berpartisipasi dalam PISA, pendidikan Indonesia umumnya dalam hal sains, telah melalui transformasi luar biasa yang dapat mengukuhkan landasan bagi pencapaian kesejahteraan dan pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2015 ada 72 negara yang berpartisipasi dalam PISA.. Lima negara teratas dalam peringkat PISA adalah Singapura, Jepang, Estonia, China Taipei dan Finlandia. Sementara Indonesia pada tahun 2015 berada pada peringkat 62 dari 72 negara.
Sejak tahun 2000, pendidikan Indonesia telah berkembang cukup pesat di seluruh aspek keterampilan yang diujikan dalam PISA (sains. matematika dan membaca), terutama peningkatan capaian 2012 – 2015. Indonesia menjadi negara tercepat ke empat dalam hal kenaikan pencapaian murid secara menyeluru yaitu sebesar 22,1 poin yang mencerminkan perbaikan sistem pendidikannya.
Cakupan sampling murid – murid Indonesia usia 15 tahun yang bersekolah secara formal dan masuk kualifikasi dalam uji PISA, terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang inklusif. Data dari ACDP (Analytical and Capacity Development Partnership/Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan) memperlihatkan peningkatan hasil pencapaian Indonesia di PISA antara tahun 2009 – 2015. Dapat dilihat sebagai berikut :
.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud, Totok Suprayitno (dalam kemdikbud.go.id) menyampaikan bahwa peningkatan capaian Indonesia tahun 2015 cukup memberikan optimisme, meskipun masih rendah dibanding rerata negara OECD. Bila laju peningkatan capaian ini dapat dipertahankan, maka pada tahun 2030 capaian kita akan sama dengan rerata OECD. Berdasar nilai rerata, terjadi peningkatan nilai PISA Indonesia di tiga kompetensi yang diujikan. Peningkatan itu dapat terlihat pada :
1.      Kompetensi sains, dari 382 poin pada tahun 2012 menjadi 403 poin di tahun 2015.
2.      Kompetensi matematika meningkat dari 375 poin di tahun 2012 menjadi 386 poin di tahun 2015.
3.      Kompetensi membaca dari 396 di tahun 2012 menjadi 397 poin di tahun 2015.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merilis pencapaian nilai PISA, tahun 2015 ini menunjukkan kenaikan pencapaian pendidikan di Indonesia yang signifikan yaitu sebesar 22,1 poin. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan, peningkatan capaian anak-anak kita patut diapresiasi dan membangkitkan optimisme nasional, tapi jangan lupa masih banyak PR untuk terus meningkatkan mutu pendidikan karena capaian masih di bawah rerata negara-negara OECD.
Meskipun pada PISA 2015 Indonesia mengalami peningkatan, namun peringkatnya masih berada di posisi sepuluh terrendah. Hal tersebut ternyata disebabkan karena kendala – kendala sebagai berikut :
1.      Mutu pendidikan dasar dan menengah yang masih rendah
Mutu pendidikan yang masih rendah ini dapat dilihat pada beberapa indikator berikut :
a.       Kurangnya penerapan prosedur ilmiah dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dalam www.pikiran-rakyat.com menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking 36 dari 49 negara dalam hal melakukan prosedur ilmiah.
b.      Kualitas pembelajaran matematika masih rendah.
Hasil laporan TIMSS dan PISA yang menunjukkan rendahnya kemampuan matematika siswa Indonesia.
c.       Budaya literasi(minat membaca) pelajar Indonesia yang masih kurang.
2.      Kendala dalam input dan proses pendidikan
Kurangnya ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan, fasilitas pembelajaran yang tidak tersedia atau penggunaan fasilitas yang tidak efisien menghambat perkembangan potensi peserta didik. Kendala dalam proses pendidikan diantaranya penerapan kurikulum yang tidak dikelola dengan baik sehingga proses pembelajaran menjadi tidak efektif.
Solusi untuk permasalahan diatas diantaranya membiasakan penerapan prosedur ilmiah dalam setiap pembelajaran. Selain itu, kualitas pembelajaran matematika yang rendah dapat diatasi dengan menerapkan suatu media pembelajaran matematika yang efisien. Salah satu solusinya adalah software GeoGebra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media software GeoGebra dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). Sementara itu, minat membaca dapat ditingkatkan dengan mewajibkan siswa untuk membiasakan membaca buku minimal satu bulan siswa menyelesaikan dua buku.
Sedangkan kendala dalam input dan proses pendidikan diatasi dengan : pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem penilaian,  meningkatkan kapasitas profesi pendidik, memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran dan mengembangkan pendidikan kecakapan hidup. Sebab sekolah dasar dan menengah harus membekali siswa dengan kemampuan berpikir analitis dan kritis. Setelah itu perlu diadakan bimbingan teknis pasca evaluasi hasil belajar. Seperti yang dilaksanakan oleh Dirjend Pembinaan SMA, Ditjend Kemdikbud RI untuk mempersiapkan guru dan siswa menghadapi survei PISA yang terdiri dari 236 SMA/SMK melalui tes membaca, matematika dan sains. Menurut Direktur Pembinaan SMA, Kemdikbud RI Ir. Harris Iskandar, Phd. mengungkapkan bahwa guru harus mengurangi metode ceramah dalam mengajar kalau tidak bisa ditinggalkan, minimal dikurangi.
Jika kita telaah, banyak sekali manfaat yang dirasakn Indonesia setelah berpartisipasi dalam PISA, diantaranya :
1.      PISA tidak hanya meneliti apa yang siswa ketahui dalam sains, baca dan matematika, tapi apa yang dapat mereka lakukan dengan apa yang mereka ketahui. Hasil dari PISA menunjukkan kepada pendidik dan pembuat kebijakan tentang kualitas dan kesetaraan hasil belajar yang dicapai di tempat lain, dan memungkinkan mereka belajar dari kebijakan dan praktik yang diterapkan di negara lain. (www.oecd.org)
2.      Menjadi solusi untuk perbaikan sistem pendidikan khususnya terkait matematika sains dan literasi.
3.      Menjadi bahan evaluasi atau tolak ukur untuk pendidik dan peserta didik, metode belajar apa sih yang cocok untuk pendidikan di Indonesia
4.      Menjadi ajang eksistensi bagi negara yang berpartisipasi
5.      Mengakrabkan dunia internasional, dengan gencarnya berbagai program yang merangkul negara – negara di dunia maka hubungan negara dalam kancah internasional semakin baik
6.      Menjadi bahan motivasi dan inspirasi untuk terus memajukan pendidikan suatu negara.
Sementara itu, rencana program 2018 yang saya dapat dari www.oecd.org/pisa, PISA 2018 akan menjadikan kompetensi membaca sebagai fokusnya. Melek finansial adalah domain tambahan yang juga akan dinilai di beberapa negara. Sekitar 80 negara akan berpartisipasi dalam PISA 2018 di Kanada. Penilaian akan sepenuhnya berbasis komputer. Semoga Indonesia dapat lebih meningkatkan prestasinya di kancah internasional.
Pada intinya, hal yang terpenting dari PISA ini adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dan hikmah dari hasil PISA tersebut. Kita harus terus meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kita harus tetap optimis dan bekerja keras. Masalah peringkat Indonesia yang masih rendah jangan terlalu manjadi beban pikiran, ada hikmah yang dapat saya ambil yang begitu luar biasa yakni bahwa PISA tidak hanya mengukur apa yang diketahui siswa, namun juga menuntut apa yang dapat siswa lakukan dengan pengetahuannya, PISA menilai sejauh mana siswa telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan dalam kehidupan. Dari sini saya paham bahwa hakikat suskes itu bukan sejauh mana ilmu yang dituntut, namun sejauh manakah ilmu yang kita tuntut itu kita amalkan sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain.

DAFTAR RUJUKAN
Acdp-Indonesia. 2015. Minat Baca Anak Indonesia Bermasalah. [online]
Tersedia : www.acdp-indonesia.org Diakses pada Mei 2017
Hidayah, I, dkk. 2015. Kajian Kesiapan Guru Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Dan IPA SMP Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Kota Semarang. e-jurnal.com Biologi Jp Matematika dd 2015. [online]
Tersedia : http://www.e-jurnal.com Diakses pada Mei 2017
Kemdikbud. 2016. Peringkat dan capaian Pisa Indonesia Mengalami Peningkatan [online]
Tersedia : https://www.kemdikbud.go.id Diakses pada 8 Mei 2017
Marini Oktaria, M, dkk. 2016. Penggunaan Media Software GeoGebra untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Litera April 2016.indd - Journal UNY. [online]
Tersedia : http://www.journal.uny.ac.id  Diakses pada Mei 2017

OECD. 2015. Keunggulan dan Ekuitas dalam Pendidikan. [online]

Tersedia : http://www.pisacan.ca/oecd.org Diakses pada 8 Mei 2017
Pikiran-Rakyat. 2016. Indonesia's PISA results show need to use education resources more efficiently. [online]
Tersedia :  http://www.pikiran-rakyat.com Diakses pada Mei 2017
Pisa. 2015. PISA 2015 Indonesia  [online]
Tersedia : www.oecd.org/pisa Diakses pada Mei 2017
The Jakartapost. 2016. Indonesias Pisa Results Show Need to Use Education Resources More Efficiently. [online]
Tersedia : http://www.thejakartapost.com Diakses pada Mei 2017
Wardono, Kurniasih, A. 2015. Peningkatan Literasi Matematika Mahasiswa Melalui Pembelajaran Inovatif Realistik E-Learning Edmodo Bermuatan Karakter Cerdas Kreatif Mandiri . e-jurnal.com Biologi Jp Matematika dd 2015.  [online]
Tersedia : www.e-jurnal.com Diakses pada Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persalinan Caesarku

🌷🌷🌷 Assalamualaikum wr wb.. ini adalah pengalaman persalinanku, semoga dapat diambil hikmahnya😇 Minggu 31 Juli jam 3 Pagi Jam 3 pagi kel...