TUGAS
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
ARTIKEL
Nama : Ai Kokoy Koyyimah
NIM : 1602452
Soal :
Amatilah
lingkungan sekitarmu, lalu ambil salah satu kasus atau masalah, temanya bebas
kemudian analisis kasus tersebut dan jelaskan apa peran psikologi dalam
menangani masalah tersebut ?
DAMPAK KURTILAS PADA SISWA SMK
Masalah
yang saya amati adalah dampak penerapan Kurikulum 2013 atau lebih populernya
“KURTILAS”. Saya sendiri memiliki pengalaman berkaitan dengan kasus ini, karena
sekolah saya yaitu SMKN 2 Sumedang pada tahun 2013 sampai 2016 menerapkan
kurikulum 2013.
1. Apa itu Kurikulum 2013 ?
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada
pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan
untuk mencetak generasi yang siap menghadapi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk
mendorong peserta didik agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka
peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek
penilaian yaitu aspek pengetahuan, keterampilan, sosial dan spiritual, diharapkan
siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang jauh lebih
baik. Mereka lebih kreatif, inovatif dan produktif sehingga nantinya mereka
bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di masa depan.
1. Penetapan Kurikulum 2013
Kurikulum
2013 dibuat untuk menggantikan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 54 Tahun
2013, kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013 dan mulai
diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu
sebagai percobaannya.
2. Sebab – Sebab yang Mendasari
Penetapan Kurikulum 2013
Penetapan kurikulum 2013 adalah salah satu target
yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pendidikan. KTSP yang memberi keleluasaan
terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah
ternyata tak berjalan mulus.
3. Perbedaan antara Kurikulum 2013
dengan KTSP
Kurikulum
2013 :
a. SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013
b. Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
c. Jumlah jam pelajaran per minggu
lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
d. Proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan ilmiah.
e. Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
f. Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X
untuk jenjang SMA/MA
g. BK lebih menekankan mengembangkan
potensi siswa
KTSP
a. SKL ditentukan terlebih dahulu
melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006
b. Lebih menekankan pada aspek
pengetahuan
c. Jumlah jam pelajaran lebih sedikit
dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
d. Standar proses dalam pembelajaran
terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
e. Penilaiannya lebih dominan pada
aspek pengetahuan
f. Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
g.
Penjurusan
mulai kelas XI
h. BK lebih pada menyelesaikan masalah
siswa
4. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum
2013
Dalam penerapannya, Kurikulum 2013 ini
memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu :
a. Kelebihan
Kurikulum 2013
1)
Siswa
lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif.
2)
Munculnya
pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang terintegrasi dalam tiap
pembelajaran. Serta penilaian dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
3)
Sifat
pembelajaran sangat kontekstual.
4)
Sekolah
dapat memperoleh pendampingan dari pusat.
5)
Ekstrakurikuler
wajib pramuka meningkatkan karakter siswa dan kedisiplinan siswa.
b. Kekurangan
Kurikulum 2013
1)
Ada Guru menyalahgunakan fungsinya
sebagai fasilitator dalam belajar.
2)
Ketidaksiapan
guru mennghadapi kurikulum 2013.
3)
Jam
pelajaran dan beban tugas siswa yang terlalu banyak.
4)
Konflik
antara orang tua dengan anak
5)
Penguasaan
teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
5. Peran Psikologi Pendidikan
Menangani dampak penerapan Kurikulum 2013
Setelah
dipaparkan beberapa informasi tentang Kurikulum 2013 diatas, saya akan
menganalisis dampak penerapan Kurikulum 2013 pada siswa SMKN 2 Sumedang, yang
berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman saya sendiri sejak tahun 2013-2016.
Dampak Positif
1) Siswa lebih dituntut untuk aktif,
kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di
sekolah.
Menurut G Stanley Hall (Yusuf LN, 2000,
hal 185), masa remaja dapat memperoleh sifat – sifat tertentu melalui
pengalaman hidupnya yang kritis, apabila remaja berkembang dalam lingkungan
yang kondusif mereka akan memperoleh sifat – sifat positif yang mengembangkan
nilai – nilai insaninya.
Sehingga Kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk aktif, kreatif dan
inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah menjadikan
siswa lebih banyak belajar mandiri dan berfikir kritis sehingga akan memberikan
perkembangan yang baik bagi siswa tersebut, siswa akan terpupuk kemandiriannya
serta akan bertambah pula wawasan dan pengalamannya.
Lingkungan pendidikan sangat berpengaruh
pada pembentukan kepribadian seseorang, seperti yang diungkapkan oleh Fenton
(Yusuf LN, 2000, hal 129) salah satu faktor dari tiga kategori yang menyebabkan
perubahan kepribadian yaitu faktor lingkungan sosial budaya yang didalamnya ada
pendidikan dan rekreasi sosial, memang benar karena siswa SMK juga jika
dikalkulasikan sekitar sepertiga 24 jam waktu yang kita miliki dihabiskan di
sekolah. Tentu lingkungan sekolah seperti proses belajar, guru dan teman –
temannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian siswa.
2) Munculnya pendidikan karakter dan
pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi
Adanya penilaian dari semua aspek yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penentuan nilai
bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari
nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain. Sehingga munculnya
karakter dan budi pekerti yang luhur,
banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan
karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard
skills, kewirausahaan.
Penilaian semacam ini mengarahkan
kepada peningkatan sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional
sehingga timbulnya keseimbangan soft skills dan hard skills. Dapat
dilihat bahwa kurikulum 2013 secara tegas menekankan perhatian terhadap
peningkatan aspek afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) yang selama ini
kurang berkembang dalam diri siswa.
3) Sifat pembelajaran sangat
kontekstual.
Pembelajaran berpusat pada siswa dan
kontekstual dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi. Ada rambu-rambu
yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (buku induk)
b)
Sekolah
dapat memperoleh pendampingan dari pusat
Sekolah dapat memperoleh
pendampingan dari pusat dan memperoleh koordinasi dan supervise dari daerah,
efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana buku
sudah disiapkan dari pusat
c)
Ekstrakurikuler
wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa.
Pramuka meningkatkan karakter siswa
terutama dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan
lain-lain. Dengan diterapkannya Kurikulum 2013 yang
menjadikan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib, akan memberikan peluang bagi
siswa agar dapat lebih mengembangkan potensinya karena pramuka itu kegiatannya
menyeluruh mulai dari belajar baris – berbaris, menjelajah dan mencintai alam,
bhakti sosial juga tak meninggalkan nilai – nilai keagamaan.
Dampak negatif :
1) Guru
menyalahgunakan kedudukannya atau fungsinya sebagai fasilitator dalam belajar.
Guru
banyak yang salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu
menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang
harus tetap ada penjelasan dari guru. Ada guru yang masuk ke dalam kelas dengan
memberi beberapa tugas kemudian menyuruh siswa untuk membentuk beberapa
kelompok dan berdiskusi, nanti laporan diskusinya dikumpulkan. Lalu guru pergi
meniggalkan kelas tanpa memantau ataupun memberi materi sedikitpun.
Dalam
psikologi pendidikan menurut Pudji Jogyanti (Rachman : 2006)
berpendapat bahwa guru efektif adalah guru yang dapat meningkatkan seluruh
kemampuan siswa ke arah yang lebih positif melalui pengajarannya.
Sedangkan menurut Michael Marland seorang guru dapat
dikatakan efektif apabila ia memiliki sikap tajam perhatian dan pantang
menyerah, penjelasannya mudah dipahami, serta mampu mengelola kelas dengan
baik. Bagaimana dapat disebut “mengelola kelas dengan baik” jika guru tersebut
hanya datang ke kelas, memberi tugas lalu pergi dan tidak kembali lagi ke
kelas. Kurikulum 2013 yang memposisikan guru sebagai fasilitator agar siswa
mandiri, aktif dan kreatif yang ada justru malah membuat siswa berleha – leha
dan materi tidak tersampaikan secara efektif.
Disini psikologi pendidikan berperan
penting untuk memberikan pemahaman bahwa guru harus memantau kegiatan belajar
siswa dan Kurikulum 2013 diterapkan
bukan berarti guru membiarkan dan meninggalkan siswa belajar sendiri.
Justru guru harus memberikan arahan, memantau, mengevaluasi dan membantu
menjelaskan apa yang sulit dimengerti oleh siswa.
Menurut Nana Sudjana peran guru dalam pendidikan
adalah pemimpin, fasilitator, moderator, motivator dan evaluator. Fasilitator
belajar artinya memberikan kemudahan dan fasilitas pada siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya. Sedangkan menurut
Hamzah dan Kuadrat guru sebagai fasilitator berarti :
d)
Memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas
e)
Memberi
suasana aman dan bebas secara psikologis
f)
Menerapkan
disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan
dapat berpartisipasi secara aktif
g)
Memberi
kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif
2) Banyak guru yang belum siap dengan
penerapan kurikulum 2013.
Guru belum siap secara mental karena
kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit
para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa
membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan - pelatihan
dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru
yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
Dalam
kurikulum 2013, guru tidak lagi diwajibkan untuk membuat sillabus atau bahan
ajar. Ini berbeda dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
sebelumnya diterapkan. guru hanya akan seperti robot karena semua sudah
disiapkan pemerintah sehingga dapat menumpulkan kreativitas para guru.
Peran psikologi pendidikan dalam
masalah guru yang harus terpaku pada kurikulum sebenarnya tidak perlu diambil
pusing. Justru itu bagus karena guru tidak diwajibkan membuat silabus. Guru
tinggal menyiapkan metode dan teknik pembelajaran apa yang membuat siswa dapat
menyerap materi dengan cara – cara yang menarik. Guru juga harus mempersiapkan
mental agar tidak gugup dalam menghadapi kurikulum 2013.
3) Siswa tertekan dengan materi dan jam
pelajaran yang terlalu banyak.
Siswa
mengalami stress akademik. Beban belajar siswa terlalu berat, waktu belajar di sekolah terlalu lama. Materi
yang harus dikuasai siswa terlalu banyak padahal siswa mempunyai
batas maksimal waktu konsentrasi untuk belajar. Hal ini adalah masalah yang sangat penting, dimana siswa
adalah sasaran dari kurikulum 2013. Berhasil tidaknya kurikulum 2013 tentu
diukur dari perkembangan siswa tersebut.
Pengalaman
dan pengamatan saya serta teman – teman selama tiga tahun di SMKN 2 Sumedang
dengan Kurikulum 2013 adalah Kurikulum ini sangat melelahkan. Kami dibebani
dengan materi yang sangat banyak total kegiatan belajar mengajar adalah 42 jam
per minggu. Empat hari dari seminggu jam pulangnya adalah pukul 15.15, belum
lagi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan lain – lain sepulang sekolah.
Siswa
banyak yang mengeluh karena merasa bosan mengikuti pelajaran di sekolah. Bukannya makin rajin, karena
lelah siswa merasa jenuh dan tidak sedikit juga yang mentalnya down karena
kurang mampu mengelola waktu dan memprioritaskan kegiatan. Nilai – nilai
ujiannya jelek dan malas untuk bersekolah.
Menurut Max Darsono, dkk ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar, salah satunya adalah kemampuan dalam belajar
yang meliputi aspek psikis dalam diri siswa. Padahal kemampuan setiap siswa
dalam belajar itu berbeda – beda. Ada yang memang cepat menyerap materi yang
diberikan guru, berfikirnya cepat, mampu beradaptasi dengan kelompok, mampu
berkomunikasi dengan baik di depan kelas tapi ada juga yang berfikrinya lambat,
perlu proses yang lama untuk menyerap materi dan kuang mampu belajar mandiri
atau berkelompok.
Sedangkan kurikulum 2013 menuntut setiap siswa untuk
mampu belajar mandiri serta berdiskusi. Hal ini akan membuat kebanyakan siswa
yang malah tertekan dan down dalam belajar jika mereka mendapatkan nilai yang
jelek karena kemampuan mereka yang ridak maksimal
Sekolah merupakan sebuah sistem sosial dengan
struktur organisasi yang kompleks. Bahkan, Arends secara tegas mengatakan bahwa
sekolah dalam banyak hal memiliki kesamaan dengan organisasi-organisasi lain
yang ada di dalam masyarakat, dengan kata lain sekolah merupakan sumber stres
akademik siswanya.
Menurut Franz Alexander, walaupun terlantar oleh
biologi dan obat obatan, fakta bahwa tubuh dikuasai oleh pikiran adalah yang
paling fundamental yang kita ketahui mengenai proses kehidupan. Stres pada hakikatnya tidak bisa dihilangkan sama
sekali, kecuali hanya bisa atau diturunkan intensitasnya, sehingga tidak sampai
membahayakan kehidupan manusia.
Adapun peran psikologi pendidikan dalam menangulangi stress akademik
pada siswa yaitu :
a) Menciptakan iklin sekolah yang
kondusif.
Pihak sekolah
harus mampu menciptakan iklim sekolah yang sehat dan menyenangkan, yang membuat
siswa dapat menjalin interaksi sosial dengan nyaman. Misalnya lingkungan
sekolah harus ditata rapi dan warga sekolah semuanya harus ramah dan patuh pada
aturan, begitupula dalam hal kegiatan belajar.
b) Melaksanakan Program Pelatihan
Penanggulangan Stres
Manusia
dapat meningkatkan kapasitas diri dalam mengatasi stres dengan cara mengubah
keyakinan dan pernyataan diri tentang keberhasilan menghadapi stres.
Menurut
Deffenbacher training inokulasi stres sangat cocok untuk dipergunakan sebagai
bagian dari upaya-upaya psikologi pendidikan yang terencan
c) Mengembangkan Ressiliensi Peserta
Didik
Resiliensi
merupakan salah satu aspek potensi yang perlu dikembangkan dalam diri peserta
didik karena resiliensi akan membuat seseorang berhasil menyesuaikan diri dalam
berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan, perkembangan sosial,
akademis, kompetensi vokasonal, dan bahkan dengan tekanan hebat sekalipun.
d) Bimbingan dan konseling dari guru,
khususnya guru BK
Guru BK memang harus
lebih banyak memberi motivasi dan pencerahan kepada siswa, apalagi siswa yang
merasa terpuruk dan merasa ketinggalan diantara teman – temannya yang lain.
Guru BK juga harus bekerja sama dengan orang tua siswa di rumah agar ada
kesinambungan antara sekolah dan lingkungan rumah.
Kita sebagai calon
pendidik sudah sepatutnya mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab permasalahan
dalam belajar, ciri ciri siswa yang bermasalah dan cara cara menanganinya
secara khusus. Karena setiap manusia sesungguhnya memiliki kebutuhanya masing
masing termasuk dalam bidang pendidikan, setiap siswa pun memiliki kebutuhanya
masing masing untuk dapat menerima materi dengan baik. Dan untuk mewujudkan
itu, setiap pendidik harus di bekali ilmu psikologi pendidikan.
Siswa juga harus sebisa
mungkin ikhlas dan tabah menghadapi berbagai hambatan yang dihadapi. Kesehatan
fisik harus selalu dijaga, dan mengelola waktu sebaik mungkin agar urusan yang
lain selain pelajaran sekolah juga dapat dilakukan, seperti membuat jadwal dan
skala prioritas kegiatan.
4) Konflik antara orang tua dengan anak
Kurikulum
2013 banyak menuai pro dan kontra. Diantaranya sikap kontra dari sebagian orang
tua siswa yang merasa anak – anaknya dirumah hanya sebentar, waktu bersama
keluarga menjadi berkurang karena anak terlalu lama di sekolah.
Menurut Kingsley Davis (Yusuf LN, 2000, hal 187),
terjadinya konflik antara orang tua dengan anak salah satunya disebabkan oleh
orang tua yang kurang memberi peluang kepada anak untuk mengembangkan diri..
Orang tua juga lambat laun akan berubah pola pikirnya karena mau tidak mau
anaknya harus mengikuti pramuka lama – lama orang tua akan lebih memahami dan
memberi peluang pada anaknya.
Dalam hal ini peran psikologi pendidikan adalah
memberikan pemahaman kepada orang tua siswa agar lebih peka terhadap kondisi
anak dan jangan terlalu khawatir, karena di sekolah siswa mengikuti kegiatan
belajar mengajar, juga pendidikan karakter. Jika orang tua paham dan mendukung,
tentu akan berimbas baik bagi anaknya di sekolah.
Keaktifan
yang menjadi kunci penting dalam penerapan kurikulum 2013 juga menjadi
kekhawatiran bagi sebagian kalangan masyarakat khususnya orang tua yang
memiliki anak berkepribadian introver.
Psikologi pendidikan sangat berperan penting dalam
memberikan pemahaman kepada orang tua siswa yang memiliki anak introvert, orang
tua harus berusaha berkomunikasi dengan baik pada anaknya agar si anak mengerti
apa yang harus ia lakukan dan harus memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan diri.
Menanggapai
hal ini pun psikolog keluarga Dra Adriana S. Ginanjar, kepada Beritasatu.com mengungkap, faktor
terpenting adalah bimbingan dari sekolah dan keluarga. Anak introver itu justru
bisa jauh lebih mandiri karena dalam hal beradaptasi dengan tugas-tugas yang
membutuhkan kemandirian, seperti yang ada di kurikulum 2013 dengan
penyederhanaan materi ini, mereka jauh lebih fokus.
Senada
dengan Adriana, tokoh pendidikan Indonesia, Guru Besar Universitas Negeri
Jakarta, sekaligus duta UNESCO Prof. Dr. Arief Rahman meyakini, jika dijalankan
dengan benar, Kurikulum 2013 akan membantu murid baik yang introver atau
ekstrover untuk berkembang. "Tidak ada pengaruh yang besar dan signifikan
antara diberlakukannya Kurikulum 2013 dan kemampuan anak yang berkepribadian
introver,” ujar Arief kepada Beritasatu.com
5) Penguasaan teknologi dan informasi
untuk pembelajaran masih terbatas.
Tuntutan aspek psikomotor/keterampilan jika tidak
dibarengi dengan fasilitas yang memadai akan menimbulkan masalah yang besar.
Maka saran untuk pemerintah sebaiknya lebih dipertimbangkan lagi saja untuk
menerapkan Kurikulum 2013. Jika memang fasilitasnya dijamin, pasti akan lancar
– lancar saja.
SUMBER
RUJUKAN
Ahmad, Jumal .(2014).Keunggulan dan kelemahan Kurikulum 2013.[online]
Tersedia
: https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04/27/perihal-keunggulan-dan-kelemahan-kurikulum-2013/
Diakses
pada : Minggu , 11 Desember 2016
Antz.Peran dalam Interaksi Guru dengan Siswa dan
Motivasi Belajar Siswa.[online]
Tersedia
: http://www.aditzrea3.blogspot.com
Diakses
pada : Minggu , 11 Desember 2016
Fernando, Firman.Psikolog:Kurikulum 2013 Dukung
Kemandirian Siswa Introver.[online]
Diakses pada : Minggu , 11 Desember 2016
Kaskus.Dampak Positif dan Negatif Kurikulum 2013.[online]
Tersedia
: https://www.kaskus.co.id/thread/53e4ad13925233ca4d8b45bd/dampak-positif-amp-negatif-kurikulum-2013/
Diakses
pada : Minggu , 11 Desember 2016
Okezone.(
2014).Alasan M Nuh Menerapkan Kurikulum 2013.[online]
Tersedia : http://news.okezone.com/read/2014/12/10/65/1077137/alasan-m-nuh-menerapkan-kurikulum-2013
Diakses
pada : Minggu , 11 Desember 2016
Suaidinmath.(2014). Inti dari Kurikulum 2013 dan Alasan dari Perubahan Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013.[online]
Diakses
pada : Minggu , 11 Desember 2016
Thok, Fatur.Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP.
[online]
Diakses
pada : Minggu , 11 Desember 2016
Tersedia : http://nuningyuningsih.blogspot.co.id/2015/04/maladaptiv-dan-stres-akademik.html
Diakses
pada : Rabu , 14 Desember 2016
Yusuf, H. Syamsu.(2000).Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.Bandung
: PT Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar