Selasa, 14 Februari 2017

DAMPAK KURIKULUM 2013(KURTILAS) PADA SISWA SMK



TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN
ARTIKEL
Nama               : Ai Kokoy Koyyimah
NIM                : 1602452
Soal :
Amatilah lingkungan sekitarmu, lalu ambil salah satu kasus atau masalah, temanya bebas kemudian analisis kasus tersebut dan jelaskan apa peran psikologi dalam menangani masalah tersebut ?
DAMPAK KURTILAS PADA SISWA SMK


Masalah yang saya amati adalah dampak penerapan Kurikulum 2013 atau lebih populernya “KURTILAS”. Saya sendiri memiliki pengalaman berkaitan dengan kasus ini, karena sekolah saya yaitu SMKN 2 Sumedang pada tahun 2013 sampai 2016 menerapkan kurikulum 2013.
1.      Apa itu Kurikulum 2013 ?
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap menghadapi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.





Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian yaitu aspek pengetahuan, keterampilan, sosial dan spiritual, diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Mereka lebih kreatif, inovatif dan produktif sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di masa depan.
1.      Penetapan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dibuat untuk menggantikan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 54 Tahun 2013, kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013 dan mulai diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu sebagai percobaannya.
2.      Sebab – Sebab yang Mendasari Penetapan Kurikulum 2013
Penetapan kurikulum 2013 adalah salah satu target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pendidikan. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus.
3.      Perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP
Kurikulum 2013 :
a.       SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013
b.      Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
c.       Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
d.      Proses pembelajaran  dilakukan dengan pendekatan ilmiah.
e.       Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
f.       Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
g.      BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa

KTSP
a.       SKL ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006
b.      Lebih menekankan pada aspek pengetahuan
c.       Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
d.      Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
e.       Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
f.       Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
g.      Penjurusan mulai kelas XI
h.      BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

4.      Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Dalam penerapannya, Kurikulum 2013 ini memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu :
a.       Kelebihan Kurikulum 2013
1)             Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif.
2)             Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang terintegrasi dalam tiap pembelajaran. Serta penilaian dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
3)             Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
4)             Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat.
5)             Ekstrakurikuler wajib pramuka meningkatkan karakter siswa dan kedisiplinan siswa.
b.      Kekurangan Kurikulum 2013
1)             Ada Guru menyalahgunakan fungsinya sebagai fasilitator dalam belajar.
2)             Ketidaksiapan guru mennghadapi kurikulum 2013.
3)             Jam pelajaran dan beban tugas siswa yang terlalu banyak.
4)             Konflik antara orang tua dengan anak
5)             Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
5.      Peran Psikologi Pendidikan Menangani dampak penerapan Kurikulum 2013
Setelah dipaparkan beberapa informasi tentang Kurikulum 2013 diatas, saya akan menganalisis dampak penerapan Kurikulum 2013 pada siswa SMKN 2 Sumedang, yang berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman saya sendiri sejak tahun 2013-2016.
Dampak Positif
1)      Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
Menurut G Stanley Hall (Yusuf LN, 2000, hal 185), masa remaja dapat memperoleh sifat – sifat tertentu melalui pengalaman hidupnya yang kritis, apabila remaja berkembang dalam lingkungan yang kondusif mereka akan memperoleh sifat – sifat positif yang mengembangkan nilai – nilai insaninya.
Sehingga Kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah menjadikan siswa lebih banyak belajar mandiri dan berfikir kritis sehingga akan memberikan perkembangan yang baik bagi siswa tersebut, siswa akan terpupuk kemandiriannya serta akan bertambah pula wawasan dan pengalamannya.
Lingkungan pendidikan sangat berpengaruh pada pembentukan kepribadian seseorang, seperti yang diungkapkan oleh Fenton (Yusuf LN, 2000, hal 129) salah satu faktor dari tiga kategori yang menyebabkan perubahan kepribadian yaitu faktor lingkungan sosial budaya yang didalamnya ada pendidikan dan rekreasi sosial, memang benar karena siswa SMK juga jika dikalkulasikan sekitar sepertiga 24 jam waktu yang kita miliki dihabiskan di sekolah. Tentu lingkungan sekolah seperti proses belajar, guru dan teman – temannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian siswa.
2)      Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi
Adanya penilaian dari semua aspek yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain. Sehingga munculnya karakter dan  budi pekerti yang luhur, banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan.
Penilaian semacam ini mengarahkan kepada peningkatan sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional sehingga timbulnya keseimbangan soft skills dan hard skills. Dapat dilihat bahwa kurikulum 2013 secara tegas menekankan perhatian terhadap peningkatan aspek afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) yang selama ini kurang berkembang dalam diri siswa.
3)      Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (buku induk)
b)      Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat
Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh koordinasi dan supervise dari daerah, efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana buku sudah disiapkan dari pusat
c)      Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa.
Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-lain. Dengan diterapkannya Kurikulum 2013 yang menjadikan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib, akan memberikan peluang bagi siswa agar dapat lebih mengembangkan potensinya karena pramuka itu kegiatannya menyeluruh mulai dari belajar baris – berbaris, menjelajah dan mencintai alam, bhakti sosial juga tak meninggalkan nilai – nilai keagamaan.
Dampak negatif :
1)      Guru menyalahgunakan kedudukannya atau fungsinya sebagai fasilitator dalam belajar.
Guru banyak yang salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru. Ada guru yang masuk ke dalam kelas dengan memberi beberapa tugas kemudian menyuruh siswa untuk membentuk beberapa kelompok dan berdiskusi, nanti laporan diskusinya dikumpulkan. Lalu guru pergi meniggalkan kelas tanpa memantau ataupun memberi materi sedikitpun.
Dalam psikologi pendidikan menurut Pudji Jogyanti (Rachman : 2006) berpendapat bahwa guru efektif adalah guru yang dapat meningkatkan seluruh kemampuan siswa ke arah yang lebih positif melalui pengajarannya.
Sedangkan menurut Michael Marland seorang guru dapat dikatakan efektif apabila ia memiliki sikap tajam perhatian dan pantang menyerah, penjelasannya mudah dipahami, serta mampu mengelola kelas dengan baik. Bagaimana dapat disebut “mengelola kelas dengan baik” jika guru tersebut hanya datang ke kelas, memberi tugas lalu pergi dan tidak kembali lagi ke kelas. Kurikulum 2013 yang memposisikan guru sebagai fasilitator agar siswa mandiri, aktif dan kreatif yang ada justru malah membuat siswa berleha – leha dan materi tidak tersampaikan secara efektif.
Disini psikologi pendidikan berperan penting untuk memberikan pemahaman bahwa guru harus memantau kegiatan belajar siswa dan Kurikulum 2013 diterapkan  bukan berarti guru membiarkan dan meninggalkan siswa belajar sendiri. Justru guru harus memberikan arahan, memantau, mengevaluasi dan membantu menjelaskan apa yang sulit dimengerti oleh siswa.
Menurut Nana Sudjana peran guru dalam pendidikan adalah pemimpin, fasilitator, moderator, motivator dan evaluator. Fasilitator belajar artinya memberikan kemudahan dan fasilitas pada siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Sedangkan menurut Hamzah dan Kuadrat guru sebagai fasilitator berarti :
d)       Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas 
e)        Memberi suasana aman dan bebas secara psikologis 
f)         Menerapkan disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan dapat berpartisipasi secara aktif 
g)        Memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif
2)      Banyak guru yang belum siap dengan penerapan kurikulum 2013.
Guru belum siap secara mental karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan - pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
Dalam kurikulum 2013, guru tidak lagi diwajibkan untuk membuat sillabus atau bahan ajar. Ini berbeda dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sebelumnya diterapkan. guru hanya akan seperti robot karena semua sudah disiapkan pemerintah sehingga dapat menumpulkan kreativitas para guru.
Peran psikologi pendidikan dalam masalah guru yang harus terpaku pada kurikulum sebenarnya tidak perlu diambil pusing. Justru itu bagus karena guru tidak diwajibkan membuat silabus. Guru tinggal menyiapkan metode dan teknik pembelajaran apa yang membuat siswa dapat menyerap materi dengan cara – cara yang menarik. Guru juga harus mempersiapkan mental agar tidak gugup dalam menghadapi kurikulum 2013.
3)      Siswa tertekan dengan materi dan jam pelajaran yang terlalu banyak.
Siswa mengalami stress akademik. Beban belajar siswa terlalu berat,  waktu belajar di sekolah terlalu lama. Materi yang harus dikuasai siswa terlalu banyak padahal siswa mempunyai batas maksimal waktu konsentrasi untuk belajar. Hal ini adalah masalah yang sangat penting, dimana siswa adalah sasaran dari kurikulum 2013. Berhasil tidaknya kurikulum 2013 tentu diukur dari perkembangan siswa tersebut.
Pengalaman dan pengamatan saya serta teman – teman selama tiga tahun di SMKN 2 Sumedang dengan Kurikulum 2013 adalah Kurikulum ini sangat melelahkan. Kami dibebani dengan materi yang sangat banyak total kegiatan belajar mengajar adalah 42 jam per minggu. Empat hari dari seminggu jam pulangnya adalah pukul 15.15, belum lagi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan lain – lain sepulang sekolah.
Siswa banyak yang mengeluh karena merasa bosan mengikuti pelajaran  di sekolah. Bukannya makin rajin, karena lelah siswa merasa jenuh dan tidak sedikit juga yang mentalnya down karena kurang mampu mengelola waktu dan memprioritaskan kegiatan. Nilai – nilai ujiannya jelek dan malas untuk bersekolah.
Menurut Max Darsono, dkk ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, salah satunya adalah kemampuan dalam belajar yang meliputi aspek psikis dalam diri siswa. Padahal kemampuan setiap siswa dalam belajar itu berbeda – beda. Ada yang memang cepat menyerap materi yang diberikan guru, berfikirnya cepat, mampu beradaptasi dengan kelompok, mampu berkomunikasi dengan baik di depan kelas tapi ada juga yang berfikrinya lambat, perlu proses yang lama untuk menyerap materi dan kuang mampu belajar mandiri atau berkelompok.
Sedangkan kurikulum 2013 menuntut setiap siswa untuk mampu belajar mandiri serta berdiskusi. Hal ini akan membuat kebanyakan siswa yang malah tertekan dan down dalam belajar jika mereka mendapatkan nilai yang jelek karena kemampuan mereka yang ridak maksimal
Sekolah merupakan sebuah sistem sosial dengan struktur organisasi yang kompleks. Bahkan, Arends secara tegas mengatakan bahwa sekolah dalam banyak hal memiliki kesamaan dengan organisasi-organisasi lain yang ada di dalam masyarakat, dengan kata lain sekolah merupakan sumber stres akademik siswanya.
Menurut Franz Alexander, walaupun terlantar oleh biologi dan obat obatan, fakta bahwa tubuh dikuasai oleh pikiran adalah yang paling fundamental yang kita ketahui mengenai proses kehidupan. Stres pada hakikatnya tidak bisa dihilangkan sama sekali, kecuali hanya bisa atau diturunkan intensitasnya, sehingga tidak sampai membahayakan kehidupan manusia.
Adapun peran psikologi pendidikan dalam menangulangi stress akademik  pada siswa yaitu :
a)      Menciptakan iklin sekolah yang kondusif.
Pihak sekolah harus mampu menciptakan iklim sekolah yang sehat dan menyenangkan, yang membuat siswa dapat menjalin interaksi sosial dengan nyaman. Misalnya lingkungan sekolah harus ditata rapi dan warga sekolah semuanya harus ramah dan patuh pada aturan, begitupula dalam hal kegiatan belajar.
b)      Melaksanakan Program Pelatihan Penanggulangan Stres
Manusia dapat meningkatkan kapasitas diri dalam mengatasi stres dengan cara mengubah keyakinan dan pernyataan diri tentang keberhasilan menghadapi stres.
Menurut Deffenbacher training inokulasi stres sangat cocok untuk dipergunakan sebagai bagian dari upaya-upaya psikologi pendidikan yang terencan
c)      Mengembangkan Ressiliensi Peserta Didik
Resiliensi merupakan salah satu aspek potensi yang perlu dikembangkan dalam diri peserta didik karena resiliensi akan membuat seseorang berhasil menyesuaikan diri dalam berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan, perkembangan sosial, akademis, kompetensi vokasonal, dan bahkan dengan tekanan hebat sekalipun.
d)     Bimbingan dan konseling dari guru, khususnya guru BK
                        Guru BK memang harus lebih banyak memberi motivasi dan pencerahan kepada siswa, apalagi siswa yang merasa terpuruk dan merasa ketinggalan diantara teman – temannya yang lain. Guru BK juga harus bekerja sama dengan orang tua siswa di rumah agar ada kesinambungan antara sekolah dan lingkungan rumah.
                        Kita sebagai calon pendidik sudah sepatutnya mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab permasalahan dalam belajar, ciri ciri siswa yang bermasalah dan cara cara menanganinya secara khusus. Karena setiap manusia sesungguhnya memiliki kebutuhanya masing masing termasuk dalam bidang pendidikan, setiap siswa pun memiliki kebutuhanya masing masing untuk dapat menerima materi dengan baik. Dan untuk mewujudkan itu, setiap pendidik harus di bekali ilmu psikologi pendidikan.
                        Siswa juga harus sebisa mungkin ikhlas dan tabah menghadapi berbagai hambatan yang dihadapi. Kesehatan fisik harus selalu dijaga, dan mengelola waktu sebaik mungkin agar urusan yang lain selain pelajaran sekolah juga dapat dilakukan, seperti membuat jadwal dan skala prioritas kegiatan.
4)      Konflik antara orang tua dengan anak
Kurikulum 2013 banyak menuai pro dan kontra. Diantaranya sikap kontra dari sebagian orang tua siswa yang merasa anak – anaknya dirumah hanya sebentar, waktu bersama keluarga menjadi berkurang karena anak terlalu lama di sekolah.
Menurut Kingsley Davis (Yusuf LN, 2000, hal 187), terjadinya konflik antara orang tua dengan anak salah satunya disebabkan oleh orang tua yang kurang memberi peluang kepada anak untuk mengembangkan diri.. Orang tua juga lambat laun akan berubah pola pikirnya karena mau tidak mau anaknya harus mengikuti pramuka lama – lama orang tua akan lebih memahami dan memberi peluang pada anaknya.
Dalam hal ini peran psikologi pendidikan adalah memberikan pemahaman kepada orang tua siswa agar lebih peka terhadap kondisi anak dan jangan terlalu khawatir, karena di sekolah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar, juga pendidikan karakter. Jika orang tua paham dan mendukung, tentu akan berimbas baik bagi anaknya di sekolah.
Keaktifan yang menjadi kunci penting dalam penerapan kurikulum 2013 juga menjadi kekhawatiran bagi sebagian kalangan masyarakat khususnya orang tua yang memiliki anak berkepribadian introver.
Psikologi pendidikan sangat berperan penting dalam memberikan pemahaman kepada orang tua siswa yang memiliki anak introvert, orang tua harus berusaha berkomunikasi dengan baik pada anaknya agar si anak mengerti apa yang harus ia lakukan dan harus memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan diri.
Menanggapai hal ini pun psikolog keluarga Dra Adriana S. Ginanjar, kepada Beritasatu.com mengungkap, faktor terpenting adalah bimbingan dari sekolah dan keluarga. Anak introver itu justru bisa jauh lebih mandiri karena dalam hal beradaptasi dengan tugas-tugas yang membutuhkan kemandirian, seperti yang ada di kurikulum 2013 dengan penyederhanaan materi ini, mereka jauh lebih fokus.
Senada dengan Adriana, tokoh pendidikan Indonesia, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, sekaligus duta UNESCO Prof. Dr. Arief Rahman meyakini, jika dijalankan dengan benar, Kurikulum 2013 akan membantu murid baik yang introver atau ekstrover untuk berkembang. "Tidak ada pengaruh yang besar dan signifikan antara diberlakukannya Kurikulum 2013 dan kemampuan anak yang berkepribadian introver,” ujar Arief kepada Beritasatu.com
5)      Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
Tuntutan aspek psikomotor/keterampilan jika tidak dibarengi dengan fasilitas yang memadai akan menimbulkan masalah yang besar. Maka saran untuk pemerintah sebaiknya lebih dipertimbangkan lagi saja untuk menerapkan Kurikulum 2013. Jika memang fasilitasnya dijamin, pasti akan lancar – lancar saja.



SUMBER RUJUKAN
Ahmad.[online]
Diakses pada : Minggu , 11 Desember 2016
Antz.Peran dalam Interaksi Guru dengan Siswa dan Motivasi Belajar Siswa.[online]
Diakses pada : Minggu , 11 Desember 2016
Fernando, Firman.Psikolog:Kurikulum 2013 Dukung Kemandirian Siswa Introver.[online]
            Diakses pada : Minggu , 11 Desember 2016
Kaskus.Dampak Positif dan Negatif Kurikulum 2013.[online]
Diakses pada : Minggu , 11 Desember 2016
Okezone.( 2014).Alasan M Nuh Menerapkan Kurikulum 2013.[online]
Diakses pada : Minggu , 11 Desember 2016
Rachman, Arief..(2006).Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu.

Suaidinmath.(2014). Inti dari Kurikulum 2013 dan Alasan dari Perubahan Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013.[online]

Diakses pada : Minggu , 11 Desember 2016
Thok, Fatur.Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. [online]
Diakses pada : Minggu , 11 Desember 2016
Yuningsih, nuning.(2015). Maladaptiv dan Stres Akademik. [online]

Tersedia : http://nuningyuningsih.blogspot.co.id/2015/04/maladaptiv-dan-stres-akademik.html

Diakses pada : Rabu , 14 Desember 2016
Yusuf, H. Syamsu.(2000).Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.Bandung : PT Remaja Rosdakarya




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persalinan Caesarku

🌷🌷🌷 Assalamualaikum wr wb.. ini adalah pengalaman persalinanku, semoga dapat diambil hikmahnya😇 Minggu 31 Juli jam 3 Pagi Jam 3 pagi kel...