Kata administrasi berasal dari
bahasa latin yaitu “administrare”.
Dalam bahasa Inggris administrasi yaitu “administration”,
yang berarti melayani, memenuhi, mengatur, menyelenggarakan suatu usaha atau
suatu organisasi/lembaga dalam mencapai tujuannya secara intensif.
Administrasi dapat diartikan sebagai
usaha bersama untuk mendayagunakan semua sumber baik personil maupun materil
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun
pengertian administrasi menurut para ahli yaitu :
1) Leonald. D. White, administrasi
adalah suatu proses yang biasanya terdapat pada semua usaha kelompok, baik
usaha pemerintah ataupun swasta, sipil atau militer baik dalam skala besar
ataupun kecil.
2) Herbert A. Simon, administrasi
adalah kegiatan dari kelompok orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan bersama.
3) Soewarno Handayaningrat dalam
bukunya “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen”, administrasi adalah
suatu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan,
ketik mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.
Manajemen berasal dari bahasa latin
yaitu dari asal kata “manus” yang berarti tangan dan “agere” yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata
kerja “managere” yang berarti
menangani, managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata
kerja “to manage” untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen akhirnya management diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia menjadi manajemen/ pengelolaan.
Jadi
Manajemen adalah ilmu dan seni tentang upaya untuk semua sumber daya yang
dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Adapun pengertian menurut para ahli
tentang Manajemen yaitu :
1)
Stoner,
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi
usaha-usaha dari suatu organisasi dan dari sumber - sumber organisasi dan dari
sumber organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2)
S.P.
Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu.
3)
Prof.
Oei Liang Lee, manajemen adalah suatu ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan
alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dapat
disimpulkan bahwa manajemen dapat diartikan sebagai ilmu untuk memimpin suatu
usaha atau organisasi mulai dari merencanakan, membagi tugas sesuai dengan
pendidikan dan keahliannya, serta melakukan pengawasan agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Efisiensi dan efektivitas merupakan konsep administrasi dan manajemen yang
perlu mendapat perhatian dalam setiap usaha kerjasama manusia. Kedua konsep ini
merupakan indikator penting yang digunakan untuk menilai keberhasilan
administrasi dan manajemen.
Di samping itu, rasionalitas juga merupakan indikator penting lainnya,
karena rasionalitas menentukan apakah keberadaan sesuatu itu logis atau tidak.
Di dalam
administrasi dan manajemen ukuran - ukuran yang dijadikan sebagai patokan
keberhasilan pencapaian tujuan adalah rasionalitas, efisiensi, dan efektivitas.
Ketiga kreteria tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
Ketiga kreteria tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Rasionalitas.
Istilah rasionalitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pendapat yang berdasarkan pemikiran yang bersistem dan logis atau bedasarkan
pemikiran - pemikiran dan pertimbangan yang cocok dengan akal. Kegiatan
administrasi dan manajemen yang rasional itu ialah yang dapat diterima oleh
akal sehat.
Misalnya adanya kegiatan - kegiatan administrasi atau manajemen yang
dilandasi pembagian kerja yang sistematis atau teratur, tidak tumpang tindih.
2)
Efisiensi.
Efisiensi menurut H.
Emerson adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output, antara
keuntungan dan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber-sumber yanfg
dipergunakan), seperti halnya juga hasil maksimum yang dicapai dengan
penggunaan sumber-sumber yang terbatas.
3)
Efektivitas.
Menurut H. Emerson ,”
efektivitas ialah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
Ditinjau dari berbagai sudut pandang, maka terdapat
beberapa kesamaan konsep antara administrasi dan manajemen. Menurut Silalahi hal
- hal yang memungkinkan beberapa ahli memandang sama antara administrasi dan
manajemen adalah sebagai berikut:
1) Kesamaan sifat.
Baik administrasi maupun manajemen memiliki
sifat-sifat yang sama antara lain: (1) bersifat seni dan ilmu; (2) dinamik,
artinya keduanya berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia,
kebudayaan, teknologi; (3) integratif, artinya keduanya memiliki kemampuan
mengintegrasikan diri dari kecenderungan munculnya disintegrasi dan
spesialisasi dari berbagai disiplin keilmuan; (4) bersifat normatif, artinya
kegiatan-kegiatannya didasarkan pada nilai-nilai, etika, prosedur, tata urutan;
(5) bersifat teleologi, artinya keduanya memberi kemampuan memprediksi kemungkinan
yang akan timbul dari kegiatan kerjasama sehingga apa yang direncanakan
cenderung akan tercapai.
2) Kesamaan prinsip
Prinsip yang dimaksud di sini ialah efisiensi dan
efektivitas usaha kegiatan kerjasama dalam pencapaian tujuan.
3)
Kesamaan Ciri atau
karakteristik
Dalam hal ini antara lain adanya :
Dalam hal ini antara lain adanya :
a)
Sekelompok orang.
b)
Kerja sama atas dasa pembagian kerja.
c)
Berlangsung dalam organisasi.
d)
Adanya tujuan.
4)
Kesamaan Sarana
Baik administrasi maupun manajemen
keduanya menggunakan sarana seperti orang, metode, uang, peralatan, mesin,
serta organisasi sebagai sarana berlangsungnya kegiatan.
5)
Kesamaan fungsi
Administrasi dan manajemen dalam
mencapai tujuan berlangsung dalam proses kegiatan melalui pelaksanaan
fungsi-fungsi seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Administrasi berbeda dengan
manajemen. Hal ini terutama di bidang administrasi negara, administrasi
pemerintah yang dilakukan oleh presiden dan menteri sebagai penentu
kebijaksanaan dalam rangka mencapai tujuan negara. Sedangkan yang wajib
melaksanakan kebijaksanaan tersebut ialah manajer. Manajer bertanggung jawab
untuk melaksanakannya ke arah tercapainya tujuan tersebut.
Perbedaan yang jelas BPA (Balai
Pembinaan Administrasi) menempatkan administrasi pada posisi dengan batasan
yang luas, dan manajemen merupakan bagian dari administrasi.
Menurut BPA, administrasi merupakan
segenap proses penyelenggaraan atau penataan tugas-tugas pokok sesuatu usaha
kerjasama sekelompok orang dalam mencapai tujuan bersama. Dan membatasi
manajemen sebagai salah satu usaha yang hanya membatasi pada segi kepemimpinan
yang mengarahkan orang-orang yang bekerjasama berikut pengarahan
fasilitas-fasilitasnya sehingga semua dapat berjalan dengan baik.
Administrasi lebih luas dari pada
manajemen karena manajemen sebagai salah satu unsur dan merupakan inti dari
administrasi sebagai pelaksana yang bersifat operasional melainkan mengatur
tindakan -tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut
"bawahan" jadi dengan manajemen administrasi akan mencapai tujuannya.
Dan dapat
disimpulkan pula bahwa kegiatan manajemen juga merupakan unsur dari
administrasi, bukan merupakan faktor terjadinya administrasi.
Robert
Owen adalah orang yang menentang praktek -praktek mempekerjakan anak-anak usia
5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi
kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan tehadap
kondisi kerja ini.
Pada
tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang
tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan
usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan
makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan
hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan
hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan,
sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau
disebut “Bapak Personal Manajemen Modern”.
2) Charles
Babbage (1792 -1871)
Charles
Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha penilaian
efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip
ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya.
Beliau
pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat
rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage
merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut “rnesin
penambah dan pengurang (Difference Machine)”.
Prinsip–prinsip
dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun
1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu sebuah
komputer otomatis dan merupakan dasar komputer modern, sehingga beliau sering
dinamakan “Bapak Komputer”.
Tulisannya
dituangkan dalam bukunya yang berjudul “On the Economy Of Machinery and
Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam
pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan
seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya
rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Disamping
itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada
semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga
para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut
menyumbang dalam peningkatan produktivitas.
3) Frederick
W. Taylor (1856 -1915)
Frederick
W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan
produktivitas. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu
:
1)
Pengembangan manajemen ilmiah secara
benar.
2)
Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan
rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan.
3)
Adanya pendidikan dan pengambangan
ilmiah dari para pekerja.
4) Henry
L Gant (1861 -1919)
Sumbangan
Henry L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk
para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem “Charting” yang terkenal dengan
“Gant Chart”. Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal
balik antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis.
Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah
manajemen.
Metodenya
yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan.
Hal
ini yang menghasilkan terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut. Teknik
ini pelopor teknikteknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review
Techique).
5) The
Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878 -1972)
Suami
istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan
usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk
manusia.
Setiap
langkah yang dapat rnenghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga
terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar
dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan
konsep “three position plan of promotion”.
Banyak
manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting
dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok,
karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik
perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja
sebagai manusia biasa.
6) Henry
Fayol (1841 -1925)
Henry
Fayol mengarang buku “General and Industrial management”. Pada tahun 1916,
dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas
pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang
kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh
dalam bentuk cetak biru.
Sumbangan
terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata
kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat
diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah
dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam
kegiatan :
1) Teknis
(produksi)
2) Dagang
(Beli, Jual, Pertukaran)
3) Keuangan
4) Keamanan
5) Akuntansi
dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca,
serta berbagai data statistik.
6) Manajerial
7) Mary Parker Folett (1868-1933)
Mary
percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen
brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan
sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau
menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena
kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari
pada pengetahuan dan keahliannya sebagai
8) Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat
rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923, yang
menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha, sehingga
etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti melakukan
pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar kepada masyarakat.
Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan adil dan jujur
9) ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Berdasarkan kesukaannya dalam
bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat, kemudian Bernard merumuskan berbagai
teori tentang kehidupan organsasi. Menurut dia manusia itu masuk organisasi
karena ingin mencapai tujuan pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi
yang tak mungkin dapat dicapainya sendiri.
Bukunya yang terkenal berjudul “The
Functions of the Executive” (1983). Yang menulis tentang rnanajer berdasarkan
suatu pendekatan sistem sosial, untuk mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi
eksekutif. Ia juga memperhatikan tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan
beroperasi perusahaan. Adapun tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem
usaha kerja sarna dalam organisasi formal.
10) William Edwards Deming
William
Edwards Deming (14 Oktober 1900 – 20 Desember 1993) adalah seorang profesor,
penulis, statistikawan, dosen, dan konsultan.Deming secara luas dihargai karena
meningkatkan kapasitas produksi di Amerika Serikat selama Perang Dingin ,
meskipun ia mungkin paling dikenal untuk karyanya di Jepang .
Deming
menganjurkan bahwa semua manajer harus memiliki apa yang disebut Sistem
Pengetahuan yang sangat besar, yang terdiri dari empat bagian yaitu Apresiasi, Pengetahuan, Teori pengetahuan,
dan Pengetahuan psikologi
11) Warren Buffett
Buffet selalu berprinsip bahwa market
adalah pelay an kita bukan tuan bagi kita (investor). Ia juga menambahkan,
sosok Buffett adalah fenomena baru dalam dunia investasi sekarang ini, ia telah
memadukan kemampuan berfikir, matematika dan keterampilan dirinya.
Melalui bendera Berkshire Hathaway Inc,
Buffett juga memiliki anak usaha bisnis y ang beragam, mulai dari properti,
asuransi dan reasuransi, perlengkapan dan energi, keuangan, manufaktur, hingga
jasa dan ritel.
12) Philip Kotler
Philip
Kotler adalah salah satu guru marketing yang banyak berjasa dalam pengembangan
ilmu marketing di dunia. Sampai saat ini, Kotler telah bany ak memberikan
kontribusi y ang sangat signifikan di dunia marketing. Bany ak buku y ang telah
ditulis dan memberikan pemikiran baru di dunia marketing. Mulai dari tex tbook,
sampai buku-buku praktis telah bany ak ditulis.
Sehingga
para akademisi dan praktisi bisnis menjadikan ide-ide Kotler sebagai pegangannya.
Tidak heran bila Kotler menjadi salah satu pemikir yang berpengaruh di dunia
bisnis.
13) Michael Eugene Porter
Michael
Eugene Porter (lahir 1947 ) adalah Profesor Universitas di Harvard Business
School, dalam bidang manajemen dan ekonomi. Dia adalah pendiri organisasi
nirlaba yang disebut Initiative for a Competitive Inner City dan salah satu
pendiri dari The Monitor Group.
Porter
lulus dari Universitas Princeton pada 1969, kontribusinya yang terkenal yaitu
Porter’s Five Forces Analysis (Analisa Five Forces Porter). SWOT Analysis adalah
suatu analisa yang dilakukan sebelum bisnis merancang sebuah strategic plan. Salah satu tools yang
digunakan untuk membuat SWOT Analysis diantaranya adalah Porter Five Forces
analysis, yang memberikan gambaran mengenai bagaimana posisi bisnis kita di dalam
suatu industri.
14) Peter Drucker
Ia
maha guru semua guru manajemen. Peter Druker. Dialah yang pertama
mendefinisikan seni manajemen yang efektif. Pengaruh kepionirannya pada gagasan
dan praktek manajemen yang ada dewasa ini belum tertandingi di seluruh dunia.
Peter
Druker dilahirkan tahun 1909 di Vienna. Druker mengajarkan struktur
desentralisasi. Pemikiran Druker tidak jauh dari manajemen berdasarkan sasaran.
Desentralisasi dan delegasi.
15) Adam Smith (1723-1790)
Tokoh
terkemuka di bidang teori pembangunan ekonomi, Adam Sm ith, lahir di kota
Kirkcaldy , Skotlandia, tahun 1723. Waktu remaja dia belajar di Univ ersitas Ox
ford, dan dari tahun 1751 sampai 1764 dia menjadi mahaguru di Universitas
Glasgow. Selama di situlah dia menerbitkan buku pertamanya, Theory of Moral
Sentiments, yang mengangkat diriny a ke tengah-tengah masy arakat intelektual.
Tetapi,
puncak kemasyhurannya terutama terletak pada buku karya besarnya An Inquiry
Into the Nature and Causes of The Wealth of Nations, yang terbit tahun 1776.
Teori
modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang
berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem
terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
Teori
organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, Teori modern,
dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu
kebutuhan yang menyeluruh.
Teori
organisasi modern labih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih
banyak variabel yang dipertimbangkan. Teori modern bisa disebut sebagai teori
organisasi dan manajemen yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan
konsep-konsep yang lebih maju.
Teori
modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompeleks,
dinamis, multilevel, multidimensional, multivariabel, dan probabilistik.
Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern
Teori organisasi dan manajemen modern
dikembangkan sejak tahun 1950 , banyak hal yang mendasar berbeda dengan teori
klasik :
1) Teori
klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi. Melalui
analisa dan metode ilmiah , sasaran-sasaran organisasi telah dibagi menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakekat pekerjaan itu sendiri.
2) Ilmu
pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi ,skalar dan vertikal .
Dengan berkembangnya teknologi dan majunya kegiatan-kegiatan perlu konsep
sistem . Maka timbullah perhatian pada operasi atau proses organisasi . Teori
organisasi modern lebih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih
banyak variabel yang dipertimbangkan.
Tokoh-tokoh dalam Aliran Modern
1) Abraham
Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego, dan Hirarki Kebutuhan Manusia, dalama
penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika motivasi.
2) Douglas
McGregor, yang terkenal karena mengemukakan teori X dan teori Y.
3) Frederick
Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.
4) Robert
Blak dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi
manajerial (managerial grid).
5) Rensistlikert,
yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara ekstensive
mengenai Empat Sistem Manajemen, diantaranya
Exploitif-Otoritatif sampai Partisipatif Kelompok.
6) Chris
Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem hubungan
antar budaya.
Aplikasi Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia
Pada aplikasi manajemen yang diterapkan
pada tiap perusahaan dan organisasi berbeda-beda. Perbedaan mencolok terjadi
pada perusahaan berskala besar dengan perusahaan kecil bahkan home
industry. Perubahan kondisi ekonomi
global disiasati oleh para manajemen dengan menggunakan satu teori atau
menggabungkan beberapa teori manajemen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi.
Banyak perusahaan yang telah
mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya, terutama untuk berbagai
kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow,
penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya
manusia dan sebagainya.
Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga
dan biaya. Meskipun teori ini memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan yang
mulai tergeser. Guna meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan
menggabungkan beberapa teori manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern.
Pencapaian tujuan bersama organisasi
dapat terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh
masing-masing anggota dari suatu organisasi atau perusahaan.
Sebelum
abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin
ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja
(division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik
dan berulang.
Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa
dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti
dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika
setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah
sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari.
Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan
meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang
terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang
dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa
penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi
Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin,
menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi
dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik."
Perpindahan
ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat
membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan
baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan
lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Adapun
evolusi teori manajemen yaitu :
a. Teori
manajemen klasik (the classical approaches)
Teori ini dikenal sebagai aliran
manajemen ilmiah (scientific management)
dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip administrasi (administrative principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu
pendekatan pada studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai
situasi manajemen.
Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat
terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut
rnemberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu
di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang
terkenal antara lain Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W. Taylor dan lainnya.
Ciri
– ciri teori manajemen klasik :
1) Pengembangan
manajemen di lakukan oleh teoritis.
2) Investasi
terbesar adalah karyawan
3) Tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan
sesuai operasi pabrik.
4) Karyawan
bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.
5) Adanya
skema pembagian keuntungan
b. Teori
manajemen perilaku/sumber daya manusia (the
human resources approaches)
Teori
Perilaku adalah pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia,
kerja kelompok serta peranan faktor-faktor social di tempat kerja. Tiga dekade,
dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian mengenai perilaku pemimpin
telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku.
Kebanyakan
studi mengenai perilaku kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan
kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang
berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat
bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas
kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan.
Hasil
studi kepemimpinan Ohio State University menunjukkan bahwa perilaku pemimpin
pada dasarnya mengarah pada dua kategori yaitu consideration dan initiating
structure. Hasil penelitian dari Michigan University menunjukkan bahwa perilaku
pemimpin memiliki kecenderungan berorientasi kepada bawahan dan berorientasi
pada produksi/hasil
c. Teori
manajemen kuantitatif
Pendekatan kuantitatif atau pendekatan
ilmu manajemen (the quantitative or
management science approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan
menggunakan teknik-teknik matematis dalam memecahkan masalah manajemen dalam
sebuah organisasi.
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan
sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi,
atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan.
Sebagai contoh, pemrograman linear
digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber
daya analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk
membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien, model kuantitas pesanan ekonomi
(Economic Order Quantity Model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan
optimum dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari
pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama
Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan
statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu
diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang
dijuluki “Whiz Kids”.
Para perwira yang bergabung dengan Ford
Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan
model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford. Ditandai
dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah
industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset
operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management
Science.
d. Teori
manajemen modern (modern approaches)
Teori manajemen modern yaitu
pendekatan pada studi manajemen dengan pandangan system dan pemikiran
kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi
Prinsip-prinsip
manajemen menurut Henry Fayol hanya menampilkan garis-garis besarnya saja, di
antaranya terdapat 14 (empat belas) prinsip-prinsip umum manajemen yakni:
a. Pembagian
Kerja
Dalam
organisasi diperlukan adanya pembagian kerja atau tugas sesuai kemampuan,
keahlian, dan bakat yang dimiliki seorang anggota atau pekerja, sehingga tujuan
organisasi yang akan dicapai menjadi lebih terarah, efektif dan efisien.
b. Kekuasaan
dan Tanggung Jawab
Pelimpahan
kekuasaan dan tanggung jawab yang dilakukan adalah untuk memudahkan teknik
pengawasan agar diperoleh hasil yang efektif dan efisien.
c. Disiplin
Peraturan
dan disiplin yang diterapkan merupakan pedoman khusus untuk menggerakkan dan
mendorong kepatuhan serta kesediaan para pegawai dalam melaksanakan tugasnya
dengan baik, tertib dan tepat sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga
bisa menghemat waktu.
d. Kesatuan
Perintah
Setiap
anggota bawahan hanya mempunyai seorang atasan (pimpinan) langsung, yakni
kepada siapa ia akan memberikan laporan dan pertanggungjawabannya, serta dari siapa
ia menerima perintah, instruksi, bimbingan, dan pedoman kerja.
e. Kesatuan
Pengarahan
Setiap
unit/satuan tugas organisasi yang mempunyai fungsi dan tujuan yang sama harus
dikoordinasikan pada satu arah dan satu rencana.
f. Mengabdikan
Kepentingan Sendiri kepada Kepentingan Umum
Manusia
sebagai unsur pelaksanaan rencana dalam setiap kegiatan organisasi perusahaan,
mempunyai andil besar di dalamnya. Maka setiap anggota bawahan ditekankan untuk
lebih mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
g. Penggajian
Pegawai
Pembayaran
gaji pegawai harus adil, menarik dan cukup untuk memenuhi pegawai sendiri
maupun kebutuhan keluarganya. Karena, semua itu akan memberikan motivasi
(dorongan semangat) yang tinggi kepada setiap pegawai dalam menyumbangkan tenaga
dan pikirannya terhadap perkembangan organisasi perusahaan yang bersangkutan.
h. Pemusatan
Koordinasi
Agar
para pegawai tidak dibingungkan oleh kesimpangsiuaran dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab yang dibebankannya, perlu adanya pemusatan (Sentralisasi)
kekuasaan (wewenang) dalam kelompok tunggal, dan kepemimpinannya diserahkan
kepada satu orang pemimpin.
i.
Jenjang Bertingkat
Agar
pembagian tugas-tugas dan kekuasaan dapat terlihat dengan jelas, perlu disusun
satuan-satuan tugas organisasi yang bertingkat-tingkat secara vertikal dan
horizontal. Sehingga terdapat rantai jenjang bertetangga tiap bagian organisasi
hal ini dapat memberikan pedoman dari masa perintah/instruksi itu diterima dan
kepada siapa pertanggungjawaban harus disampaikan.
j.
Ketertiban
Semua
anggota pegawai yang terikat dalam kegiatan usaha pencapaian tujuan bersama
harus mau mematuhi dan mentaati segala ketentuan-ketentuan yang ada, seperti
mematuhi prinsip - prinsip pembagian kerja kesatuan arah, penggajian pegawai,
disiplin kerja dan lain – lain.
k. Keadilan
Pimpinan
tidak boleh memperlakukan pegawai bawahannya dengan semena-mena, tetapi harus
adil dan bijaksana. Hargailah setiap prestasi pegawai yang dicapainya sebagai
karya nyata. Berilah kesempatan mengeluarkan saran/ide, pendapat, kritik dan
informasi yang membangun, dalam upaya pengambilan keputusan yang lebih tepat.
l.
Stabilitas Kondisi Pegawai
Dalam
setiap kegiatannya pegawai perlu menjaga kestabilan kondisi kerja pegawai,
yakni menjaga hubungan yang harmonis sesama anggota, menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja, dan sebagainya yang dapat menimbulkan kelancaran dan
kelangsungan proses kegiatan manajemen
m. Prakarsa
Setiap
pimpinan hendaknya selalu menghargai saran-saran, ide/ gagasan, kritik dan
informasi yang dikemukakan oleh anggota bawahan. Karena semua itu merupakan
suatu prakarsa yang dapat menciptakan cara-cara kerja (pikiran-pikiran) baru
yang lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya.
n. Semangat
Kesatuan
Agar
suatu tujuan dapat tercapai dengan baik dan
lancar, maka perlu pembinaan bimbingan dan motivasi yang terus menerus
terhadap pegawai agar mereka memiliki jiwa kesatuan dan rasa setia para pegawai
agar mereka memiliki jiwa kesatuan dan jiwa setia kawan yang tinggi.
a.
Melaksanakan dan mengevaluasi strategi
yang kita pilih secara efektif dan efisien.
b.
Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan
mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika
terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.
c.
Senantiasa memperbaharui strategi yang
kita rumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal.
d.
Senantiasa meninjau kembali kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman peluang yang ada.
e.
Senantiasa melakukan inovasi atas
kegiatan sehingga kita hidup kita lebih teratur.
Sasaran Manajemen
Sasaran adalah rincian singkat dan tegas
mengenai apa yang akan dicapai. Sedangkan manajemen merupakan suatu proses
kegiatan yang dilaksanakan orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian, sasaran manajemen
merupakan suatu perincian yang jelas dalam kegiatan manajemen guna memperoleh
suatu cara, teknik, metode yang sebaiknya dilakukan agar sumber-sumber atau
sasaran yang terbatas (modal, bahan-bahan) dapat diperoleh hasil yang
sebesar-besarnya. Secara garis besar, sasaran manajemen ini merupakan suatu
cara untuk memperoleh hasil yang efisien (hemat guna) dalam bidang:
a. Tenaga
dan pikiran.
b. Material
dan biaya yang diperlukan.
c. Waktu
yang tepat, cepat, dan hemat
Sasaran
secara umum dapat dibagi ke dalam empat kategori, yaitu:
1) Sasaran
Strategis
Berhubungan dengan
sasaran tingkat tinggi, diselaraskan dan mendukung misi perusahaan.
2) Sasaran
Operasional
Berhubungan dengan
efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan.
3) Sasaran
operasional berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan. Sasaran
operasional memberi arah pengalokasian sumber daya.
4) Sasaran
Pelaporan
Berhubungan dengan
kehandalan pelaporan perusahaan
5) Sasaran
Kepatuhan
Berhubungan dengan
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
Tujuan dan sasaran manajemen dapat pula
dikategorikan sebagai berikut :
a. Tujuan
pemantauan (monitoring objective), digunakan bilamana suatu dampak penting
lingkungan berpotensi untuk disempurnakan, namun karena kendala teknologi,
dana, dan sumberdaya lain maka hal tersebut belum dapat terlaksana. Sebagai
contoh: memantau atau mengkaji sistem konsumsi air.
b. Tujuan
pengelolaan (management objective), digunakan bilamana suatu dampak lingkungan
telah berhasil dikendalikan atau suatu penyempurnaan kinerja belum dapat
dilaksanakan.
c. Tujuan
penyempurnaan (improvement objective), berkaitan dengan program penyempurnaan
pada area yang sedang melaksanakan pengelolaan terhadap satu atau lebih dampak.
Sebagai contoh: mengurangi limbah 50% pada tahun 2000.
Abdullah , Abulkhair. (2013), “Sasaran Manajemen”. [online]
Anjani, Novia. (2012). “Tokoh – Tokoh Manjaemen”. [online]
Tersedia : https://noviaanjani1593.wordpress.com/2012/06/07/tokoh-tokoh-manajemen-3/
(18 Oktober 2016)
Firmaaansyah. (2012). “Teori Aliran Manajemen Modern”. [online]
Tersedia
: https://firmeens.wordpress.com/2012/10/21/teori-aliran-manajemen-modern/
(18 Oktober 2016)
Pc, Permata. (2015). “Prinsip-Prinsip Manajemen”.
[online]
Sugeng, Mas. (2014). “Makalah Ilmu Administrasi”. [online]
Tersedia : http://bookandrain.blogspot.co.id/2014/12/makalah-ilmu-administrasi.html (18 Oktober
2016)
Tersedia : http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.co.id/2013/08/sasaran-manajemen-prinsip-manajemen.html
(18 Oktober 2016)
Yudistira. (2012). “Evolusi Teori Manajemen”. [online]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar